Cewek Tengil Itu Istriku

Anna terbangun dengan kepala sedikit pusing.

Dia mencoba mengingat ingat apa yang terjadi semalam. Sayangnya dia tak ingat meski sampai menepuk nepuk kepalanya dengan telapak tangan. Dia hanya ingat sedang clubbing, setelah itu, Saga menjemputnya paksa.

Kak Saga

Dia teringat jika semalam, dia bersama pria itu. Pelan pelan, Anna mencoba untuk duduk, disaat itulah, dia sadar jika sedang tak memakai apapaun. Tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun. Dan ini, ini juga bukan kamarnya.

Ditengah kepanikannya, dia baru menyadari jika dia tak sendirian.

"Aaaa......" Teriak Anna saat mendapati Saga tidur disebalahnya. Terlihat sama dengannya, tak memakai apapun, hanya tertutup selimut sebatas pinggang. Tapi meskipun Anna berteriak kencang, pria itu tak terusik sedikitpun, masih dalam tidur nyenyaknya.

Tega banget Kak Saga ngelakuin ini tanpa persetujuanku.

Anna yang marah memukuli Saga dengan brutal hingga pria itu terbangun.

"Kak Saga jahat, Kak Saga jahat." Anna terus memukul sambil menangis.

"Stop, stop, stop, apa apaan ini?" Saga bangun, berusaha menghentikan Anna dengan cara mencekal tangannya. Untung Anna hanya memukulinya dengan sebelah tangan, jadi tidak susah. Salah satu tangan Anna sibuk memegangi selimut yang menutupi tubuhnya.

"Kak Saga jahat, Kak Saga telah mengambil sesuatu yang sangat berharga dariku. Hiks hiks hiks."

Saga melepaskan tangan Anna. Dia garuk garuk kepala karena bingung. Kenapa tiba tiba menjadi tertuduh seperti ini, padahal dia tak melakukan apa apa atau mengambil apapun. Sesuatu yang berharga? Apa maksudnya? Mungkinkah perhiasan?

"Sesuatu berharga, apa?"

Kesal dengan pertanyaan yang terkesan bodoh itu, Anna mendorong bahu Saga hingga jatuh terlentang diranjang.

"Apa kata Kakak?" Anna melotot. "Kakak baru saja mengambil keperawananku, masih bertanya apa?"

Bukankah dia sudah tidak perawan?

Anna yang geram kembali memukuli Saga yang telentang diatas ranjang. Sibuk melampiaskan kekesalan, dia sampai lupa memegangi selimut hingga benda itu melorot sebatas pinggang.

Saga menelan salivanya susah payah saat dua benda bulat milik Anna bergoyang tepat didepan wajahnya. Dari cara Saga menatap, Anna baru sadar jika dia lupa menutupi asetnya.

"Dasar mesum." Anna menarik selimut, menutupi rapat rapat tubuhnya hingga leher.

"Hiks hiks hiks." Anna kembali terisak, membuat Saga jadi bingung.

"Kenapa Kaka tega melakukan ini? Meski itu sudah menjadi hak Kakak, tapi seharusnya kakak minta persetujuanku dulu. Jangan mengambil paksa saat aku sedang tidak sadar."

Saga makin dibuat bingung. Darimana Anna punya pikiran seperti itu?

"Aku tak melakukan apa apa."

"KAK SAGA!" Anna teriak sambil menendang nendang badan Saga. "Bisa bisanya kakak bilang tak malakukan apa apa setelah mengambil keperawananku semalam."

"Perawan? Bukankah kamu sudah tidak perawan?"

Pertanyaan spontan itu membuat dada Anna terasa nyeri. Tuduhan itu sangat kejam. Dia menyeka air matanya lalu tersenyum sinis pada Saga.

"Aku gak nyangka Kakak bisa ngomong kayak gitu. Setelah merenggut paksa kesucian yang selalu aku jaga, Kakak bilang aku tidak perawan? Atas dasar apa?" Anna berteriak histeris. Kecewa berat pada Saga.

Apa aku salah paham selama ini? Apa ini artinya Anna masih perawan?

Tak ada kebohongan yang Saga lihat dimata Anna.

Anna menyingkap selimutnya, turun dari ranjang begitu saja lalu berjalan menuju kamar mandi. Baru beberapa langkah, dia sadar jika sedang tak memakai apapun. Buru buru dia menutup aset berharganya dengan tangan lalu berlari. Bukan menuju kamar mandi, melainkan menuju ranjang dan menyembunyikan tubuh polosnya dibawah selimut.

Saga benar benar dibuat geleng geleng dengan kelakuan absurd istrinya.

Tiba tiba Anna merasa jika ada yang aneh. Menurut apa yang dia baca dinovel, dan dari cerita beberapa temannya, organ intim akan terasa sakit setelah melakukannya pertama kali. Bahkan ada yang sampai tak bisa jalan. Tapi kenapa dia tak merasakannya. Saat berlari tadi, semua juga terasa baik baik saja.

Darah, Anna menyingkap selimut disekitar kakinya, mencari cari mungkin saja ada bercak kemerahan disana.

"Apa yang kamu cari?"

"Darah, mana darah perawanku?"

Seketika Saga menepuk jidat.

"Dasar gadis bodoh. Kita tak melakukan apapun semalam." Sekarang giliran Saga yang kesal. Dia bangkit dari ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi.

Mata Anna membulat sempurna, dia baru tahu jika Saga tidak sesang telannjang, pria itu mengenakan celana, hanya bagian atas saja yang polos.

Tapi kalau benar mereka tak melakukan apa apa, kenapa dia telannjang? Anna berusaha memutar otaknya, mengingat apa yang terjadi semalam.

Oh my God

Anna baru ingat, semalam dia muntah dan mengenai bajunya dan juga baju Saga. Saat Saga hendak membersihkan baju mereka, Anna yang mabuk malah membuka shower hingga seluruh pakaiannya basah.

Astaga, memalukan sekali. Kak Saga pasti membuka seluruh pakaianku dan melihat semuanya.

Tak berapa lama kemudian, Saga keluar dari kamar mandi. Anna menunduk dalam dalam, malu sekali menatap Saga.

Seumur hidup, tak ada yang pernah melihatnya tanpa sehelai benang kecuali orang tua dan pengasuhnya saat masih kecil dulu.