Ketidaksengajaan nya bertemu seorang pria di sebuah pesta danca membuat nya terpaksa mengakui pria itu sebagai pacarnya, padahal dia tidak mengenal sama sekali pria tersebut.
Hingga dia dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa pria yang dia sewa sebagai pacar semalamnya adalah Presdir diperusahaan tempatnya bekerja........
Aluna Agung Santoso, usia 25 tahun. Cantik. Periang. Somplak. Lucu dan ceroboh dia harus terikat hubungan dengan Presdir nya sendiri.
Alvaro Radiana Putra Zein, Pria matang berusia 30 tahun. Dia Presdir diperusahaan milik keluarga nya sendiri. Dia pria dingin tak tersentuh. Tak pernah tersenyum. Terkesan cuek dan sombong. Pertemuannya dengan seorang gadis mengubah segalanya, dia menjadi pria yang bucin tingkat dewa.
Bagaimana kah kisah mereka?
Yuk simak.
Ini sekedar hiburan jadi mohon bijak dalam menanggapi bacaan.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pacarku Presdir-06
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Jam makan siang. Aluna mematikan komputer nya. Hari ini Rayyan, Bayu dan Yandi tidak bisa makan siang bersama mereka karena ada tugas yang harus mereka selesaikan.
"Lun".
Aluna menoleh "Iya Pak?". Aluna tersenyum sambil mengambil tas nya.
"Makan siang bareng yuk. Udah ditunggu sama Mira dan Yura".
Aluna melihat kearah pintu masuk, memang benar disana Mira dan Yura sudah menunggu dengan wajah kesal.
"Heheh, ayo Pak".
Aluna tersenyum mengejek pada kedua sahabatnya itu. Membuat mereka kesal adalah hobby Aluna. Karena wajah kesal mereka adalah kebahagiaan tersendiri untuk Aluna.
Mereka berempat menuju kantin. Aluna dan Yura masih berdebat. Sedangkan Mira menggeleng saja, kedua sahabatnya memang sama. Sementara Andre tersenyum gemes. Lima tahun bekerjasama dengan Aluna, cukup membuatnya mengenal sifat gadis itu.
"Jarem jarem jaremmmmmmm".
Aluna membawa nampan berisi tiga mangkuk pesanan nya.
"Hari bahagia.....". Aluna meletakkan ketiga mangkuk itu didepannya. Jangan sangka jika itu pesanan gabungan itu hanya pesanan nya sendiri.
"Elu, yang bener aja Lun. Sanggup elu ngabisin tiga mangkuk bakso?". Yura geleng-geleng kepala.
Aluna tersenyum santai sambil menghirup aroma bakso yang keluar dari mangkuk.
"Kalau masalah makan gue sanggup-sanggup aja. Yang penting perut gue kenyang dan hati gue senang". Celetuk Aluna menyuap baksonya.
Yura mencebik kesal "Elu, kalau masalah makan emang jago". Sindir Yura
Aluna makan tanpa peduli ucapan Yura. Mira menggeleng sambil makan.
Tatapan Andre tertuju pada Aluna. Cara Aluna makan benar-benar unik. Tidak menjaga image nya sama sekali. Terkesan cuek dan tidak peduli. Dia makan dengan lahap.
"Pak. Di makan". Ucap Aluna. Dia tahu jika Andre terus memperhatikan nya.
"Iya Lun". Sahut Andre tersenyum.
Aluna menyenderkan punggungnya setelah menghabiskan tiga mangkuk sekaligus. Yura dan Mira benar-benar heran melihat porsi makan Aluna.
"Kenyang?". Tanya Andre tersenyum gemes.
"Sebenarnya masih kurang Pak. Tampung dulu dehh buat ntar malem".
Drt dr drt drt drt
Ponsel Aluna berdering. Gadis itu meronggoh tas kecilnya. Dia tersenyum melihat nama yang tertera.
"Hallo Kak".
"Hallo Na. Sudah makan?". Tanya suara lembut diseberang sana.
"Baru selesai makan Kak". Sahut Aluna.
"Ya udah, ntar Kakak jemput ya. Maaf tadi pagi, Kakak nggak bisa nganter. Soalnya ada kelas pagi". Ucap suara diseberang sana merasa tak enak hati.
"Its oke Kak. Kan ntar juga dijemput sama Dosen Tampan". Goda Aluna terkekeh. Mira dan Yura memutar bola mata malas. Sementara Andre diam tanpa ekspresi.
"Ya udah kamu lanjut gihhh. See you".
"See you Kak".
Mira dan Yura kadang heran melihat kedua orang itu. Mereka seperti pasangan tapi tanpa status. Terlihat sekali keduanya menyimpan rasa satu sama lain dan aneh nya kenapa tidak jujur saja? Orangtua mereka juga sudah saling kenal dan seperti nya nyambung satu sama lain.
"Nihh Lun. Undangan buat reunian besok malem". Yura meletakkan surat undangan didepan Aluna.
"Elu harus tahu Lun, wajib bawa pasangan karena ada pesta dansa". Sambung mereka.
"Yang bener aja Elu. Masa harus bawa pasangan. Elu tahu kan gueee kagak ada gandengan". Aluna mendesah pelan.
"Ajak Kak Ray aja Lun. Gitu aja repot". Ketus Yura.
"Kagak segampang itu Yuyur. Elu tahu kan guee sama Kak Ray itu cuma sahabatan". Ujar Aluna "Lagian kalau guee bawa dia, semua orang juga tahu kalau dia bukan pacar guee". Aluna menghela nafas panjang.
Andre sangat berharap jika dia yang dibawa Aluna. Namun, dia tak berani mengungkapkan hanya berharap dalam hati saja, siapa tahu Aluna kepikiran dan mengajaknya.
"Ya udah. Elu pikirin sendiri. Pokok nya elu harus dateng". Final Mira.
"Iyeee, ntar gueee dateng. Nggak bawa gandengan juga nggak apa-apa 'kan". Ucap Aluna pasrah
"Terserah elu Lun. Tapi kalau elu diejek jomblo kagak laku, kita nggak bisa turun tangan buat ngebelain". Ejek Yura terkekeh kecil
"Yeee, elu songgong amat mentang-mentang punya pacar, Bapak polisi". Cibir Aluna "Udah lah ayo balik ruangan. Kerjaan guee masih banyak". Aluna berdiri.
"Ayo Pak".
Mereka masuk kedalam ruangan masing-masing dan melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.
Andres terduduk lemas dibangku kebesaran nya. Dia dan Aluna satu ruangan. Ada dua orang laki-laki dan satu orang perempuan juga. Jadi dalam ruangan itu ada lima orang yang menjabat didivisi yang Andre pimpin.
Andre menatap Aluna dari mejanya. Ditelinga Aluna terpasang earphone, sedangkan tangannya fokus mengotak-atik keyboard komputer.
Sejak pertama Aluna masuk di divisi nya, Andre sudah menaruh rasa pada gadis itu. Namun, semua cara sudah dia lakukan untuk mendapatkan hati Aluna dan sampai hari ini dia tidak pernah berhasil.
Andre menolak semua wanita yang ingin dekat dengannya. Dia adalah most wanted dikantor, dia dikagumi oleh kaum hawa. Selain tampan, dia juga pintar, berprestasi dan kaya tentunya. Tentu saja para wanita cantik mengejarnya. Tak jarang Andre juga mendapat kiriman dari para wanita yang mengejarnya. Dan satu pun tidak ada yang berhasil membuatnya jatuh hati, selain Aluna.
Aluna melepaskan earphone ditelinganya. Dia tampak berpikir keras.
"Gueee mau ajak siapa yaaa? Kalau ajak Kak Ray, ntar Nenek Sihir Serang guee lagi". Aluna menyenderkan punggungnya.
"Ajak Pak Andre? Tapi takut dia baper ntar, selama ini kan dia ngejar gueee Mulu. Guee kagak mau dia baper trus kasih harapan". Aluna membenamkan wajahnya di meja kerjanya.
"Gueee sewa pacar aja kali ya?". Aluna mengetuk-ngetuk pelipisnya "Tapi siapa? Siapa yang mau sama gueee?". Gumam Aluna lagi. Dia mengambil kaca kecil didalam tas nya "Kalau diliat-liat, gueee cantik kok. Manis. Imut. Menggemaskan. Tapi kenapa kagak ada yang mau sama guee ya.. Ehhh lupa guee kan selektif orangnya". Aluna cekikian sendiri. Sambil menggeleng gemes dengan tingkah lakunya.
Aluna memang mendapat julukan jomblo tidak laku. Bukan tidak ada yang mau, tapi dia sangat selektif. Diusia sedewasa itu untuk ukuran wanita, dia belum pernah sama sekali berpacaran. Pria yang dekat dengannya pun hanya Rayyan, Bayu dan Yandi serta Andre, jadi Aluna memang tidak pernah membuka hati untuk yang lain. Menurut nya memilih lelaki baik dari antara terbaik adalah hal yang tidak bisa disepelekan.
Mungkin bagi Aluna hanya Rayyan yang memenuhi kriteria lelaki idamannya. Tapi anehnya dia dan Rayyan tak pernah mengungkapkan rasa satu sama lain.
Bersambung.....