Cewek Tengil Itu Istriku
Ditempat parkir sebuah cafe, seorang pria duduk didalam mobil sambil senyum senyum sendiri menatap cincin bertahtakan berlian ditangannya. Pikirannya melayang membayangkan seperti apa ekspresi kekasihnya saat dia melamar nanti.
Dia adalah Saga Dirgantara, diusianya yang baru menginjak 25 tahun, dia mantap untuk melamar kekasihnya, Rania. Sosok wanita cantik dan sholeha yang telah Saga pacari selama 6 tahun sejak duduk dibangku kuliah.
Kemarin begitu toko perhiasan menghubungi jika pesanannya sudah jadi, gegas dia berangkat untuk mengambil cincin berlian yang dia design sendiri khusus untuk sang pujaan hati.
Brakk
Saga terkesiap saat seorang cewek tiba tiba membuka pintu mobilnya lalu menutup kembali dengan kasar. Tak pelak cincin yang dia pegang jatuh hingga membuatnya mengumpat kesal.
"Sial." Umpatnya sambil membungkuk untuk mengambil cincin yang berada didekat kaki si cewek tak dikenal yang nyelonong masuk kedalam mobilnya. Tapi sebelum tangannya berhasil meraih cincin tersebut, cewek itu lebih dulu mengambilnya dan tanpa ijin langsung menyematkan dijari manisnya.
"Siapa kamu, cepat lepas cincin itu." Seru Saga sambil melotot, tak terima cincin calon istrinya tersemat dijari manis wanita lain yang bahkan tidak dia kenal.
Bukannya melepas, cewek itu malah mengangkat jemarinya sambil menatap cincin berlian yang tersemat dijari manisnya. Ukurannya sangat pas dijarinya, membuat cincin itu terlihat begitu cocok dia kenakan.
"Bagus juga selera kamu." Puji cewek itu sambil tersenyum tak tahu malu.
"Cepat lepas dan keluar dari mobilku." Saga hendak menarik lengan gadis itu, mengambil cincinnya tapi terlambat. gadis itu lebih dulu menarik tangannya menjauh dari jangkauan Saga.
"Biar aku lepas sendiri." Dengan menggunakan tangan kanannya, gadis itu mencoba melepas cincin yang ada dijari manis sebelah kiri.
"Kenapa?" Tanya Saga saat melihat ekspresi aneh gadis tersebut.
"Gak bisa dilepas."
Mata Saga seketika membola dengan mulut sedikit menganga. Cincin itu dia sendiri yang mendesign, belum lagi harganya yang selangit membuatnya murka saat tahu cincin itu tak bisa lepas.
"Aduh, gimana? Gak bisa lepas." Gadis itu kebingungan sambil berusaha menarik narik cincin dijari manisnya.
Saga hendak menarik pergelangan tangan gadis itu untuk melepasnya sendiri, sayangnya gadis itu lebih dulu berhasil menghindar. Dia tertawa ngakak sambil melepas cincin dijarinya, membuat Saga mengernyit bingung.
"Tapi boong, hahaha." Sambil tertawa lebar, gadis itu menunjukkan cincin yang sudah terlepas dan sekarang dia pegang.
Saga menghembuskan nafas leganya. Sumpah demi apapun, dia tak rela jika sampai cincin itu tak bisa lepas.
"Sini." Saga hendak meraih cincin tersebut, tapi lagi lagi gadis itu dengan sengaja mempermainkan Saga, dengan cara menjauhkan cincin itu.
"Hei, itu cincinku, kembalikan." Saga berusaha merebut.
"Ambil kalau bisa." Sambil cekikikan, gadis itu terus menjauhkan cincin tersebut dari jangkauan Saga.
"Dasar maling, kembalikan." Batas kesabaran yang sudah terkikis habis, membuat Saga menarik kasar lengan gadis itu lalu merebut cincin miliknya.
"Enak saja ngatain aku maling. Gak ada tampang maling diwajahku yang cantik ini." Protes gadis tengil itu sambil menunjuk wajahnya sendiri.
"Tidak perlu tampang maling untuk menjadi maling. Hanya perlu mengambil milik orang lain tanpa ijin untuk disebut maling. Seperti yang kau lakukan tadi. Kau tahu, cincin ini sangat mahal." Saga menyimpan kembali cincin itu kedalam kotaknya. Takut hilang atau malah dicuri gadis itu.
Gadis itu menyebikkan bibir lalu tersenyum meremehkan.
"Tidak perlu mencuri, aku bahkan bisa membeli 10 cincin seperti itu."
Saga seketika tergelak mendengar kesombongannya. Cewek tengil bau kencur yang dia tebak masih berusia belasan, mana mungkin punya uang sebanyak itu. Mungkin dia spesies cewek halu.
"Kau pikir berapa harga cincin ini?" Saga mengangkat kotak yang berisi cincin tersebut. "Hampir seratus juta."
"Seratus juga dibilang mahal, kasihan sekali calon istrimu." Ledeknya sambil tertawa dan melipat kedua tangan didada.
"Hanya dengan rebahan saja, aku bisa dapat seratus juta," lanjut cewek itu.
Hanya rebahan dapat seratus juta? Kerja apaan itu? Tak pelak pikiran Saga menjurus kehal lain. Diperhatikannya penampilan gadis tengil disampingnya itu. Kaos lengan pendek ketat dipadu dengan hotpant yang hanya menutupi sedikit paha, rambut warna coklat dan tas slempang yang sepertinya sangat mahal.
"Kamu kupu kupu ma_"
"Bukan," potong gadis itu cepat sambil melotot marah. Mentang mentang seriesnya lagi viral, langsung aja ngarah kesana.
"Tidak ada yang hanya rebahan saja bisa banyak uang selain kerja gituan."
"Dasar otak mesum, ngertinya cuma gituan aja. Jangan jangan kamu salah satu pengguna jasa tetap kupu kupu?" cibir gadis itu.
Saga hanya menghela nafas mendengarnya. Baginya tak penting untuk membela diri didepan cewek tengil dari antah berantah yang tidak dia kenal dan tak ingin kenal.
"Orang tuaku kaya. Tak perlu capek capek kerja, hanya rebahan saja bisa dapat semua yang aku mau. Bahkan kalau kamu jadi suamikupun, kamu tak perlu kerja kita bisa hidup enak tujuh turunan."
"Tak mungkin," sangkal Saga.
"Jadi kamu gak percaya?" Kesalnya sambil memelototi Saga dan berkacak pinggang. "Kamu gak percaya kalau papaku sekaya itu?"
"Bukan itu."
"Astaga....Apa perlu aku sebutkan nama papaku agar kau percaya?"
Saga menghela nafas.
"Maksudku, gak mungkin kita menikah, kamu bukan tipeku."
"WHAT!" Pekik gadis itu dengan mata membulat. Harga dirinya meronta ronta saat Saga bilang bukan tipenya. Selama ini, cowok cowok selalu mengantri demi cintanya, tapi sekarang, seorang pria mengakui dengan lantang jika dia bukan tipenya. Benar benar the real penghinaan telak.
"Kamu pikir aku juga mau nikah sama kamu? Seandainya, garis bawahi, seandainya kamu jadi suami aku."
"Bahkan hanya berandai andai saja aku tak mau."
Gadis itu makin ternganga mendengarnya.
"Kenapa, tak terima? Keluar sana dari mobilku," usir Saga. Gadis tengil itu sudah merusak moodnya hari ini. Sayang perempuan, kalau laki laki, sudah dia tendang dari tadi.
Dengan wajah merah menahan kesal, gadis itu membalikkan badan. Tangannya bergerak hendak membuka pintu, tapi apa yang dia lihat diluar, membuatnya kembali membalikkan badan dan langsung memeluk Saga.
"Apa apa kamu?" Saga reflek mendorong gadis itu. Bukannya jera, gadis itu malah kembali memeluknya.
"Aku mohon diam sebentar." Lirih gadis itu sambil menyorokkan wajahnya didada bidang Saga.
"Aku menyuruhmu keluar, bukan memelukku." Saga masih berusaha mendorong tubuh gadis itu.
"Please sebentar saja. Orang orang berjas hitam diluar itu ingin menangkapku. Jadi biarkan aku menyembunyikan wajahku."
Saga melihat kearah luar, benar ucapan gadis itu. Tampak beberapa orang berjas hitam ada disekitar mobilnya. Mereka berjumlah empat orang. Terlihat celingukan seperti mencari seseorang atau sesuatu.
"Siapa mereka?" tanya Saga.
"Diamlah dulu, nanti aku ceritakan. Dasar bawel, banyak nanya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Bang Ipul
ah seru thor
2024-10-14
0
Runik Runma
seru
2024-09-12
0
Sarah Yuniani
wah awal berjodoh nih
2024-09-10
0