Kiara, adalah gadis sebatang kara. Dia bekerja sebagai Pramusaji di sebuah restauran ternama. Dia bekerja banting tulang untuk melunasi hutang ayahnya seorang bandar judi yang telah di tipu dan terlilit utang. Ibunya sakit-sakitan. Ketika seorang istri CEO perusahaan mengajaknya kerja sama. Yaitu menikah dengan Suaminya Agam, karena Dia Mandul. Dan Kiara akan mendapatkan uang, berapa pun Dia mau, asal bisa melahirkan anak laki-laki pewaris perusahaan Agam. Usia mereka yang terpaut 20 tahun itu membuat Kiara ragu. Namun Dia yang slalu mendapat teror dari bandar Narkoba lainnya pun tak bisa lagi menolak takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nana shin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelisah
Kini Agam sudah tampak bersih dan segar. Tapi entah mengapa di pandangan mata Clara, Agam sekarang sangat tampan dari hari-hari biasanya, apakah karena Clara sekarang sedang jatuh cinta kembali kepada suaminya tersebut? karena sang suami malam ini memilih tidur dengan istri mudanya, padahal kan istri mudanya itu juga pemberian Clara? kenapa dia harus merasa cemburu?
Waktu Jam sudah menunjukkan jam 09.00 malam, saatnya Agam akan turun ke bawah dan tidur bersama kiara.
"Mas, Apa kau yakin, akan tidur i bawah?" tanya Clara sambil meraih tangan sang suami, saat mereka duduk santai di tepi ranjang, di kamar mereka.
"Yaaaakin, Kenapa? emang harus dengan keyakinan ya?" tanya Agam seakan mengalihkan pembicaraan.
"Ya iyalah Mas. Apakah malam ini Mas benar-benar akan tidur bersama Kiara?" tanya Clara lagi.
"Iya ..., emang kenapa sih? Bukankah kamu bilang lebih cepat lebih baik? dan sekarang aku akan mencobanya. Siapa tahu malam ini aku tidur dengannya, besok dia sudah ketahuan hamil Ha ha ha...."
Canda Agam, sampai tertawa terbahak.
"Mas apaan sih? bercanda mulu. Aku lagi serius tahu!" ucap Clara merasa kesal.
"Aku juga lagi serius Clara, itu kan yang kamu bilang? maka aku akan mempercepat hubungan kami, sudah ah. sudah jam 09.00. Aku ngantuk, mau tidur," ucap Agam.
"Mau tidur? apa mau tidur?" ledek Clara.
"Ya mau ituan lalu tidur!" ketus Agam menggoda Clara.
"Mas ah," ucap Clara malah terlihat kesal.
"Ya kamu juga, ya emang di suruh ituan kan?" ucap Agam, sengaja menggoda lagi.
"Mas Ih, apaan sih? kok bilang gituan terus? ingat ya! setelah ituan, Mas balik lagi ke mari! Aku menunggu, Aku tidak akan tidur Kalau Mas tidak datang ke mari!" ucap Clara.
"Emang di otak kamu itu hanya ituan? aku kan cuma mau pendekatan dulu, masa iya aku langsung tidur langsung begituan?" ucap Agam.
"Emang harus berkenalan dulu ya? apa nggak bisa langsung anu gitu?" ucap Clara, namun wajahnya terlihat cemberut. Clara jelas merasa jengkel.
"Ih otak kamu itu, selalu saja..., sudah ah, sekarang kamu tidur saja duluan! jangan menungguku! belum tentu aku mau balik ke kamar sini, juga pintunya jangan lupa dikunci," ucap Agam.
"Ypi Mas harus balik sini ya! aku tunggu ya...."
Dengan suara manja Clara, sambil membelai lembut tangan sang suami.
"Nantilah aku lihat. Siapa tahu saja aku kecapean 'kan?" ucap Agam. Agam malah turun semakin menggoda Clara, wajah Clara cemburu dan semakin jengkel dibuatnya.
Agam berjalan meninggalkan Clara, di kamar tersebut, Clara hanya mampu menatap kepergian Agam. sampai Agam menutup pintu kamar itu. Clara pun kembali berbaring.
"Ya Tuhan ..., Apa benar apa yang telah aku lakukan ini? masa iya seorang istri tua menikahkan suaminya sendiri hanya untuk mendapatkan keturunan? ah sial! ini hanya gara-gara harta! coba Mas Agam hanya orang biasa, tentulah tidak seperti ini jalannya," gumam Clara, merasa kesal sendiri. Dia mencoba untuk memejamkan mata, namun bayangan Kiara dan Agam terus menari-nari di kepalanya, bahkan otaknya kini telah terkotori oleh bayangan-bayangan mereka berdua, yang belum tentu mereka lakukan sekarang.
Clara sudah berulang kali menutup matanya berulang kali, dia berbalik ke sana dan ke mari, namun bayang wajah Kiara dan Agam selalu saja ada di benaknya. Akhirnya dia bangun dan berjalan menuju pintu, sepertinya dia akan turun ke bawah.
Benar saja, perlahan Clara menuruni anak tangga tersebut dan berjalan menuju dapur, Clara pun mengambil air minum di dalam lemari es, dan meminumnya, kini otaknya terasa segar kembali, Clara kembali berjalan sambil terus menetap pintu Agam dan Kiara,
"Sekarang mereka lagi ngapain ya?" bisik hati Clara.
Saat menatap pintu Kiara tersebut, perlahan Clara pun sudah naik ke atas dan masuk ke dalam kamarnya, tidak lupa Clara juga menutup dan mengunci pintu tersebut. Oh
"Iya, sebaiknya aku menelpon Burhan saja, biar aku ada temennya," ucapnya.
Dia pun mengambil teleponnya dan menelpon Burhan, atau lelaki yang dipanggilnya Han.
"Hello Clara..., Ada apa menelponku malam-malam begini?" tanya Han.
"Apa kau sibuk?" tanya Clara.
"Tidak, aku hanya memeriksa beberapa berkas saja, karena besok aku harus membawanya ke luar kota," ucapnya.
"Keluar kota? Apakah aku boleh ikut?" tanya Clara.
"Bagaimana mungkin kau ikut? pasti tidak diizinkan oleh suamimu," ucap Han.
"Pasti diizinin, dia juga lagi sibuk kok, boleh ya! emang kamu berapa hari di luar kotanya?" tanya.
"Cuma satu hari kok, pagi berangkat, malamnya juga sudah balik ke mari, aku tidak betah di luar kota, aku paling betah di rumahku sendiri," ucapnya.
"Baiklah, kalau begitu, aku ikut ya," bujuk Clara.
"Terserah kau lah. Tapi aku tidak tahu ya kalau suami mu marah! kau harus meminta izin dulu padanya, jangan bohong, bilang kalau kau ikut denganku. Aku tidak mau aku disalahkan!" ucapnya.
"Baik, Oke, selamat malam."
Clara pun menutup teleponnya dan mencoba untuk tidur.
Bersambung...
ayo kak mampir lagi ke tempatku yuukkk 😅