Niat hati, merantau ke luar negeri untuk merubah nasib. Namun karena suatu kejadian, dua pemuda polos nan lugu itu malah terlibat dalam kehidupan asmara enam janda muda. Mampukah mereka lepas dari jeratan janda yang penuh pesona? Atau mereka terjerumus dalam larutnya dunia para janda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Masa Lalu
"Hahaa ... Mommy ketinggalan."
"Iya, Mommy ketinggalan. Zoe jalannya cepet banget."
"Hahaha ... Om, tangan Mommy digandeng Om juga, agar Mommy nggak ketinggalan lagi!"
Deg!
Tito dan A moy langsung saling berpandangan dengan rasa terkejut. Di saat keduanya akan kompak menolaknya, Zoe keburu kembali berseru, hingga mulut A moy dan Yoyo hanya ternganga karena ucapannya tertahan.
"Ayo, Om! Cepat gandeng tangan Mommy, Zoe udah pengin main!"
"Eh iya, iya," hanya itu yang bisa Tito ucapkan. Dia benar benar tidak bisa menolak permintaan anak kecil itu. Lagian permintaan Zoe tidak ada salahnya. Melihat banyaknya pengunjung di tempat itu, saling menggandeng tangan adalah tindakan yang tepat.
Dengan ragu tangan Tito bergerak perlahan meraih tangan A moy. "Ayo, Miss, jalan."
"Eh, ehm, iya," jawab A moy dengan rasa gugup yang sama seperti yang Tito rasakan. Ketiganya mulai berjalan menuju ke pusat permainan. A moy yang melangkah agak dibelakang Tito, hanya mampu mengulas senyum tipis sambil memandang tangan yang di genggam oleh tangan Tito.
Namun beberapa menit kemudian, di saat mereka hampir sampai di tempat tujuan. Langkah A moy terhenti saat melihat sepasang pria dan wanita dengan seorang anak kecil sedang tertawa ceria. Tawa pria dan wanita itu juga langsung berhenti saat mata mereka melihat keberadaan A moy dan Zoe.
"Kenapa berhenti, Miss?" tanya Tito yang tidak mengetahui situasi yang terjadi.
"Mom," panggil Zoe lirih. "Kita pulang aja!"
A moy langsung menoleh ke arah Zoe. Ternyata anak itu juga melihat seseorang yang sangat tidak ingin dia lihat.
"Kok pulang? Katanya mau maen?" tanya Tito dengan wajah kebingungan.
"Kita pulang aja, To," titah A moy.
"Ayo, Om, kita pulang," Zoe pun ikut bersuara.
"Baiklah," meski bingung, Tito menuruti ajakan keduanya. Mereka pun berbalik arah.
Sementara itu, pria yang tadi melihat A moy dan Zoe, langsung berdiri dan bergegas menyussulnya. Meski tangan pria itu sudah ditahan oleh si wanita, tapi pria itu menepisnya dengan keras.
"Daddy mau kemana?" rengek seorang bocah perempuan sambil memegangi kaki pria itu.
"Om mau pergi, oke? Kamu sama Mommy kamu dulu," ucap pria itu sambil terus memandang ke arah Zoe dan A moy.
"Nggak mau, aku maunya sama Daddy," rengek gadis kecil itu.
Pria itu sedikit emosi. Dengan kencang dia mengurai tangan anak kecil itu dan mendorongnya pelan. Wanita yang sedari tadi hanya diam menahan kesal, seketika matanya membelalak saat melihat tubuh anaknya terhuyung ke belakang.
"Darren! Kamu kok tega sih sama anak kecil!" protes wanita yang bersama Darren sambil menangkap tubuh gadis kecilnya.
"Ajari anak kamu agar tidak memanggil aku Daddy, paham!" hardik pria bernama Darren.
"Ya pelan pelan dong! Dia kan masih kecil" wanita itu berkilah dan menggendong anaknya.
"Persetan dengan usia! Kalau tidak kamu ajari, jangan salahkan aku jika menghancurkan hidup anak kamu!" ancam Darren dan dia langsung pergi mennyusul Zoe dan A moy yang sudah menjauh.
"Sial! Aku pikir Darren udah maafin aku! Awas aja Darren, aku juga bisa melakukan hal yang lebih buruk pada anakmu!" sumpah wanita itu penuh dengan kebencian.
"A moy, tunggu! Zoe!" teriak Darren begitu melihat A moy dan Zoe keluar dari tempat Itu. Tito semakin bertambah bingung dengan apa yanga terjadi. Dia juga mendengar ada suara pria berteriak memanggil majikan dan anaknya.
"Moy! Tunggu!" Darren berhasil meraih tangan A moy dan menahannya pergi.
Sontak saja A moy langsung berhenti dan menghentakan tangan Darren. "Lepas!"
"Nggak! Aku nggak akan lepasin sebelum kita berbicara," balas Darren sambil memegang tangan A moy erat erat. Sedangkan Tito terdiam dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Zoe sendiri meminta turun dan bersembunyi di balik tubuh Tito.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Urusan kita udah selesai," ucap A moy penuh penekanan."Silakan anda kembali bersama wanita pilihan anda dan juga anak anda, Tuan Darren."
"Tidak! Aku sama dia sudah berakhir, dan dia bukan anakku."
"Sudah berakhir? Tapi kamu dan Samanta baru saja masih tertawa bersama dengan anak kalian? Hahaha ... Apa kamu masih menganggap aku bodoh? bukankah kamu sangat yakin kalau kamu sudah menganggap anak itu anak kandung kamu?"
"Moy! Setidaknya dengarkan dulu penjelasanku. Tadi dia yang datang menemui aku dan anaknya yang merengek minta ketemu sama aku dan ..."
Ucapan Darren terhenti saat melihat apa yang terjadi pada Zoe.
"Zoe, kamu kenapa, jagoan? Zoe!" seru Tito sambil mengguncang pelan tubuh bocah yang tiba tiba merintih ketakutan.
"Aku bukan anak Daddy, aku bukan anak Daddy."
...@@@@@@...
semangat
author bikin cerita nya nalar dikit
canda aja thoor