DALAM SARANG JANDA JANDA MUDA
"Akhirnya! Sampai juga di negeri orang."
"Iya, To, kita sampai, semoga majikan kita nanti, keluarga baik baik ya?"
"Aamiin ... Lebih baik kita duduk dulu. Kamu ingat kan, Yo, pesan agen kita, waktu berangkat?"
"Ingat, tenang saja."
"Sipp! ya udah yuk kita duduk di sana sebentar."
Dua anak muda yang dipertemukan oleh takdir itu menuju ke arah deretan kursi di sebuah bandara yang ada di negeri bagian asia timur. Mereka bertemu di sebuah agen resmi ketenaga kerjaan dan menjadi teman karena berada di dalam satu kamar penampungan.
Satu diantara pemuda itu bernama Tito Kurniawan, tapi sejak kecil kadang dia akrab dipanggil dengan nama Acong, gara gara dia kalau tertawa, kedua matanya selalu merem. Pria berusia dua puluh enpat tahun itu hanya lulusan smp. Putra pertama dari pasangan suami istri bernama Bapak Sarimun dan Ibu Rogayah, memiliki dua orang adik.
Karena keadaan ekonomi yang amat sangat kurang, Tito nekat mendaftarkan diri kerja diluar negeri untuk membantu ekonomi orang tuanya dan membiayai sekolah kedua adiknya. Beruntung, ada yang membantunya lewat jaluar resmi dan dia harus berada di penampungan selama setahun lamanya untuk belajar bahasa negara tujuan dan yang lainnya.
Sedangkan pria yang satunya bernama Fajar Triyono dan akrab dipanggil Yoyo. Yoyo dan Tito berasal dari dua kabupaten yang berbeda tapi masih satu propinsi. Yoyo sendiri juga mempunyai dua saudara, cuma Yoyo anak kedua dari pasangan suami istri bernama Bapak Haryono dan Ibu Samsiah.
Latar belakang Yoyo hampir sama persis dengan Tito, sama sama lulusan SMP. Dia juga berada di penampungan yang sama dengan Tito selama sebelas bulan. Dari sanalah Tito dan Yoyo saling kenal dan saling akrab.
Meski mereka hanya lulusan sekolah menengah tapi mereka memiliki hobby yang sama yaitu suka bela diri. Mereka mengikuti pelatihan bela diri di daerah mereka masing masing. Dipenampungan pun mereka sering berlatih bersama untuk saling berbagi ilmu dan membuang rasa jenuh.
Selain bela diri, mereka juga bisa mengendarai mobil. Tito bisa menyetir karena dulu pernah ditawari bekerja jadi supir beberapa bulan lagi oleh tetangganya. Dengan terpaksa, dia pun memutuskan untuk kursus menyetir. Tapi setelah dia pandai, ternyata lowongan itu katanya sudah di isi. Tito pun pasrah meski kecewa. Namun keahlian Tito kadang dijadikan kesempatan tetangganya jika ada yang butuh supir.
Sedangkan Yoyo sendiri bisa menyetir karena kadang ikut pamannya jualan alat alat rumah tangga keliling pakai mobil. Dari pamannya itu, Yoyo bisa mengemudikan mobil hingga menjadi terampil.
Dan tahun ini, mereka beruntung, sang agen mengumumkan ada calon majikan yang membutuhkan tenaga pria tapi dengan syarat bisa bela diri dan bisa menyetir. Dari sekian banyak calon tenaga kerja, Tito dan Yoyo lah yang menjadi kandidat utama untuk diberangkatkan.
Tentu saja keduanya sangat senang dengan kabar tersebut dan mereka jelas mau menerimanya. Mereka berharap majikan yang memperkejakan mereka adalah orang baik. Akhirnya, Tito dan Yoyo pun di berangkatkan melalui jalur transportasi udara.
Dan disinilah mereka berada saat ini. Di sebuah bandara yang sangat Ramai di negara orang orang bermata sipit. Mereka benar benar sangat mengagumi dan menikmati semua yang ada di bandara itu.
"Yo, kita ke toilet yuk? Kebelet nih?" ajak Tito.
Yoyo melihat jam yang ada di layar bergerak di depannnya. "Apa masih ada waktu? Nanti kalau jemputan datang gimana?"
"Iya, yah? Ya udah, aku ke toilet dulu sebentar, nanti kalau ada yang jemput kamu tungguin," balas Tito memutuskan.
"Oke, deh! Ya udah sana kamu ke toilet."
Tanpa menjawab, Tito langsung beranjak mencari toilet. Setelah ketemu, dia langsung saja masuk sesuai tanda yang ada di depan pintu.
"Aah ... lega ..." gumam Tito, lalu dia celingukan mencari sesuatu. "Ah iya, disini nggak pake air kalau bersihinnya. Duh, harus pake tisu. untung cuma buang air kecil."
Setelah selesai, Tito keluar dari bilik toilet dan bercermin sejenak sambil cuci tangan. Saat dia sedang memperhatikan wajahnya sendiri, mata Tito melihat sesuatu tergeletak di depan pintu bilik toilet yang terbuka. Tito pun memungutnya.
"Apa ini? Lucunya," gumam Tito sambil memperhatikan benda berbentuk gantungan kunci yang ada bolanya tapi bisa mengelurkan cahaya warna warni. "Ini pasti milik seseorang."
Tito hendak meletakkan benda itu di atas wastafel. "Tapi ini kan hanya gantungan kunci, pasti yang punya tidak akan mencarinya. Biasanya barang seperti ini kan dijual di banyak tempat. Mending aku ambi aja deh. Lumayan, barang nemu ini."
Tito mengambil kembali gantungan kunci itu dan menasukkannya ke dalam celana, lalu dia segera keluar dari toilet. Begitu Tito keluar, tiga orang berpakaian rapi seperti orang kantoran masuk ke dalam toilet dan langsung menyebar mencari sesuatu.
"Kok nggak ada. Aku yakin gantungan kunci itu jatuh disini," ucap salah satu dari mereka dengan bahasa taiwan tentunya.
"Ah, sial! Kenapa kamu bisa ceroboh banget! Bos pasti akan sangat murka sama kita!" bentak yang lainnya.
"Sudah, sudah. Mending kita cek cctv, kali aja ada orang yang menemukannya."
"Oke! Ayo cepat!"
...@@@@@...
Tito Kurniawan
Fajar Tryono
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Salsa Billa
thor halu nya kebageten ini , sekelas TKI taiwan terlalu sempurna thor
2024-11-23
0
Araaa
mm
2024-11-17
0
Tiwi
r
2024-08-24
0