Bermain games memang sangat menyenangkan, terutama permainan truth or dare. Namun, bagaimana jika permainan itu justru menyebabkan kamu terperangkap dalam lembah cinta si mafia kejam?
Itulah yang dialami Quennara Azwa Walters, gadis cantik berusia 20 tahun yang merupakan putri dari Salman Walters, pimpinan Walters group yang dikenal hebat.
Queen harus menghadapi masalah besar, dimana dia menjadi incaran mafia kelas kakap yang tak lain ialah Bryce Jeevan Ivander, atau yang biasa orang kenal sebagai 'mister Jeevan'.
Semuanya terjadi akibat Queen mengikuti permainan truth or dare bersama teman-temannya, dia harus melakukan dare yakni mencium pria tampan di dalam cafe yang mana pria itu adalah Jeevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon patrickgansuwu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30. Sedekah darah
Setelah kepergian Salman, kini Queen kembali tinggal berdua bersama Jeevan di rumahnya dengan perasaan terpaksa.
Pria itu mendekatinya dan meraih satu tangannya untuk digenggam, membuat Queen menoleh dingin ke arah Jeevan.
"Makasih kamu udah mau bertahan dengan saya disini!" ucap Jeevan.
"Gue lakuin ini demi sahabat gue, karena lu ancam bakal bunuh mereka. Sekarang gue mohon sama lu bebasin mereka semua dari sini! Gak seharusnya mereka ada disini," ucap Queen.
"Maaf! Saya gak bisa lepasin mereka gitu aja Queen sayang," ucap Jeevan tersenyum smirk.
"Maksud lo apa? Gue udah nurutin kemauan lu, tapi lu malah gak mau bebasin temen gue," kesal Queen.
"Saya kan gak ada bilang sebelumnya kalau saya akan bebasin teman-teman kamu," ucap Jeevan.
"Sialan! Lo ternyata emang gak bisa dipercaya, dasar licik!" umpat Queen.
"Daripada kamu bicara terus, lebih baik kamu ikut saya sekarang!" ucap Jeevan.
"Kemana? Gue gak mau ya dibawa ke tempat yang aneh-aneh!" ucap Queen.
"Gak kok Queen, saya cuma pengen ajak kamu keluar buat jalan-jalan. Kamu bosan kan diam disini terus?" jawab Jeevan.
"Gue mau disini aja, gue pengen lihat teman-teman gue. Sekarang lu tunjukin ke gue dimana mereka!" pinta Queen.
"Besok aja ya Queen sayang? Sekarang kamu ikut sama saya dulu!" ucap Jeevan.
"Gue gak mau Jeevan! Lo jangan paksa gue dong!" tegas Queen.
"Kamu harus ikut saya Queen, ini demi kebaikan kamu dan teman-teman kamu!" ujar Jeevan.
"Apaan sih? Kebaikan apa emangnya? Lo gausah bicara gak jelas deh!" sentak Queen.
"Saya mau bawa kamu pindah dari rumah ini ke tempat yang lebih aman, supaya gak ada orang lagi yang bisa ganggu hubungan kita sayang," jelas Jeevan.
"Apa? Kenapa harus pindah? Gue nyaman kok disini, lu gak perlu ajak gue pindah!" ujar Queen.
"Kamu boleh nyaman disini, tapi saya yang ngerasa gak aman. Papa kamu udah tau lokasi kamu, itu artinya kapan aja dia bisa balik lagi kesini buat ambil kamu dan saya gak mau itu terjadi. Untuk meminimalisir semuanya, saya putuskan buat bawa kamu pergi dari rumah ini!" ucap Jeevan.
"Lalu gimana sama teman-teman gue? Mereka ikut dibawa juga apa enggak? Gue gak mungkin tinggalin mereka gitu aja disini, gue butuh kepastian kalau mereka akan baik-baik aja!" ucap Queen tegas.
"Kamu gausah khawatir Queen! Cukup kamu nurut sama saya, maka teman-teman kamu akan baik-baik saja disini!" ucap Jeevan.
"Gue gak percaya sama lo! Lo itu penuh kelicikan dan mana mungkin gue bisa percaya gitu aja tanpa ada jaminannya? Sekarang gue mau lu lepasin teman-teman gue dari sini!" ucap Queen.
"Itu gak akan saya lakukan sekarang, karena cuma mereka yang bisa jadi alat untuk saya mengancam kamu Queenara," ucap Jeevan menyeringai.
Queen menangis seraya mengucap, "Lo jahat Jeevan! Lo benar-benar jahat! Gue benci sama lo!"
"Sshh don't cry baby! Saya melakukan ini semua demi kita, saya gak mau kehilangan kamu karena saya sayang sama kamu! Saya mau kamu jadi milik saya seutuhnya Queenara Azwa Walters!" ucap Jeevan seraya menangkup wajah Queen.
"Cukup ya! Jangan bilang lo sayang sama gue, itu semua cuma omong kosong!! Lo itu cuma sayang sama tubuh gue, buka gue!" bentak Queen.
Jeevan mematung seketika, tatapannya melemah dan mulai menitikkan air mata.
Queen sangat tak menyangka kejadian itu bisa terjadi, ia terus menatap Jeevan tak percaya.
•
•
Disisi lain, Aulia dan yang lainnya baru selesai menikmati santapan malam mereka. Lova tampak kekenyangan setelah diberi dua porsi akibat ia terlalu banyak protes.
"Haaahhh kenyangnya, ini baru puas makan dua porsi sekaligus. Sekarang tinggal tidur deh, enak juga tinggal disini!" ucap Lova.
"Yeh dasar aneh lu!" cibir Aulia.
"Apanya yang aneh sih Aul? Gue udah kenyang, wajar dong kalo gue mau tidur?" ucap Lova.
"Iya wajar, yang gak wajar itu lu. Tadi ngeluh mulu katanya gak enak tinggal disini, eh sekarang malah nyaman. Prinsip lu gimana sih Lova?!" ujar Aulia.
"Udah lah Aul, terserah dia aja mau gimana. Mungkin dia emang betah disini dan pengen dijual ke luar kota bahkan negeri," ucap Nina.
"Hih amit-amit! Kalo soal itu mah gue gak mau kali, gue masih pengen tinggal bareng nyokap bokap. Kalian aja sana yang dijual!" ucap Lova.
"Sembarangan! Kita juga gak mau dijual kali!" protes Aulia.
"Sshh hey kalian jangan berisik! Kalau sampai didengar sama penjaga, nanti kalian bisa tidur di ruang tikus," ucap Raya memperingati.
"Hah? Ruang tikus??" kaget Aulia, Nina dan Lova bersamaan.
"Iya, ada ruangan khusus gitu yang sempit dan gelap. Aku sebutnya ruang tikus karena cuma muat satu orang, nanti kalau kalian bandel atau berisik bisa dimasukin ke situ buat hukuman. Makanya jangan berisik ya!" jelas Raya.
"Waduh! Tuh dengerin Lova, lu mau dimasukin ke kandang tikus?!" ucap Aulia.
"Dih ogah amat! Kalian aja sana!" ujar Lova.
"Yaudah, makanya diam jangan kebanyakan protes! Bisa-bisa kita bertiga yang dimasukin kesana sekaligus," ucap Aulia.
"Gue diem kok, daritadi kan gue juga cuma pengen tidur. Kalian aja yang kebanyakan iri sama hidup gue, jadinya kalian marah-marah terus malah nyalahin gue!" ucap Lova.
"Udah udah, jangan ribut mulu ah! Gue gak mau dimasukin ke ruang tikus, mending kita tidur deh!" ucap Nina menengahi.
"Iya, ini gue mau tidur. Selamat malam ya semua! Jangan ada yang gangguin tidur gue!" ucap Lova.
Aulia dan Nina tampak saling menatap satu sama lain, mereka tak mengerti mengapa Lova bisa tertidur dalam keadaan seperti ini.
"Ngapain kalian ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Lova terheran-heran.
"Lo bisa tidur disini? Gak ada alas kasurnya, terus banyak nyamuk. Emang bakal nyenyak?" ujar Nina.
"Yeh jangan salah! Gue udah terbiasa tidur tanpa alas kayak gini, soal nyamuk ya biarin aja itung-itung sedekah darah sama yang membutuhkan," ucap Lova santai.
"Dasar gak waras! Bisa-bisanya gue punya teman modelan kayak lu," cibir Aulia.
"Duh berisik udah mending kalian juga pada tidur sana daripada ngeliatin gue terus!" geram Lova.
"Mana bisa gue tidur? Gue masih mikirin si Queen tau, kalo dia gak ada disini terus dia dimana coba? Gue khawatir banget sama dia!" ucap Aulia.
"Ya paling dia mah lagi sama si Jeevan, kalian kan tau sendiri si Jeevan itu ngejar-ngejar Queen terus. Udah lah gausah dipikirin dia mah!" ujar Lova.
"Pala lu gausah dipikirin! Kita kesini tuh kan mau bebasin Queen anjir!" sentak Aulia.
Namun, Lova sudah larut dalam tidurnya dan terdengar dengkuran pelan dari mulutnya. Membuat Aulia serta Nina langsung merasa geram kepadanya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
tapi si Fritzy apa mengenal Queen 🤔
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗