Ku Buang Calon Suamiku

Aira tergesa gesa mendatangi tempat yang sudah Sanjaya kirim kan pada nya, mendadak saja Papa Danil menghubungi diri nya dan menyuruh datang karena ada sesuatu yang mau di pastikan dari Aira. wanita ini awal nya sudah ragu mau datang ketempat ini, namun mau menolak juga tidak bisa karena ini calon mertua nya.

Mana Danil juga tidak bisa mau di hubungi dan entah pergi kemana pria itu, berkali kali Aira hubungi karena dia takut mau datang sendirian. tapi sayang nya Danil tetap lah tidak bisa mau di hubungi, mau tak maj datang sendiri walau hati dan pikiran sudah was was mau bertemu.

Untung nya tadi suara Sanjaya cukup lembut saat menyuruh dia untuk datang menemui di sebuah kawasan yang Aira sendiri tidak tau nama daerah nya, demi kelangsungan hubungan dia dengan Danil, maka Aira pun menurut saja dan melawan rasa takut yang bersarang dalam dada saat ini, sebab dia sudah pernah di maki maki oleh keluarga Danil.

Dulu sudah pernah di maki bahkan juga di siram air satu ember oleh Mama Arum saat mereka tau bahwa Danil ada hubungan dengan Aira yang adalah anak dari pembunuh, dendam mereka tak akan pernah habis sampai nanti mat ini sudah terpejam dan nyawa tidak ada lagi di raga.

Padahal kalau di piki pikir Aira sama sekali tidak ada salah pada mereka semua, yang bersalah adalah Ayah nya dan dia terlahir miskin, andai saja ia tidak punya seorang Ayah pembunuh dan jadi orang kaya maka orang tua Danil akan setuju, itu lah yang selalu Aira pikir kan juga.

Demi cinta nya maka dia sampai rela menanggung semua derita dan juga sengsara agar bisa sama sama hidup enak, kalau cuma kawin lari pun bisa dan hidup sederhana. tapi anak mereka tidak bisa mau di ajak hidup miskin, sebab Hanzel harus rutin kerumah sakit untuk periksa jantung nya dan itu bukan biaya yang kecil.

"Maaf, apa benar Pak Sanjaya ada di dalam?" Aira bertanya pada bodyguard.

"Ada, silahkan anda masuk saja kedalam." suruh bodyguard.

"Terima kasih, tolong jaga kan motor saya ya." Aira berpesan sebentar dan berjalan memasuki rumah yang lumayan sepi ini.

Dugaan nya ini adalah rumah Sanjaya juga, sebab orang tua Danil ini kaya memang. kalau cuma untuk menikah kan mereka berdua dan memberi tempat tinggal, itu hanya lah perkara yang sangat mudah tentu nya, cuma mereka tidak ada kemauan sama sekali akibat tidak setuju dengan calon menantu nya ini, membuat Aira sangat kecil hati.

"Bagus, akhir nya kau datang juga sebelum aku berbuat nekat!" geram Sanjaya lantang.

"Bapak panggil saya kemari ada apa?" Aira bertanya sopan.

"Jangan pura pura tidak tau kau sialan! sudah cukup lama kau membodohi aku, ternyata kau selain miskin juga sangat licik." Sanjaya bangkit berdiri.

"Saya tidak pernah mengganggu hidup Bapak lagi, kenapa Bapak masih mencela saya?" Aira bertanya pelan.

PLAAAAK.

"Dasar miskin tidak tau diri, selama ini kau masih berhubungan dengan putraku!" bentak Sanjaya menampar Aira hingga wanita ini terjatuh.

"PAPA!" Danil berteriak sambil berontak namun tidak bisa mau lepas.

"Jalang sialan, berani kau punya anak dengan putraku!" Sanjaya benar benar marah sekarang.

Danil yang di borgol terus berusaha untuk melepaskan diri karena iba melihat Aira di perlakukan segitu hina oleh Papa nya, lagi lagi Danil tidak bisa mau berkutik karena lemah dan tidak punya kuasa untuk mencegah Sanjaya berbuat kasar pada wanita yang ia cintai hingga punya anak.

"Kenapa Bapak sangat membenci saya? padahal saya tidak pernah menyakiti keluarga Bapak, saya memang punya anak dengan Danil!" isak Aira sangat terluka.

"Lalu memang nya kenapa bila kau punya anak dengan putra ku? kau pikir aku akan berubah pikiran, tidak akan sudi aku punya menantu anak pembunuh seperti mu!" Sanjaya meludahi Aira karena jijik.

"Hentikan, Pa!" teriak Danil tak kuat melihat nya.

"Katakan kepadaku sekarang, apa kau selama ini tetap berhubungan dengan dia walau sudah pacaran lama dengan Damera?" Sanjaya menatap Danil nyalang.

"Tuan Danil tetap berhubungan dengan Aira, bahkan Danil berhubungan Damera hanya karena ingin harta saja, Tuan! sebab dia tau anda tidak akan memberi nya warisan, maka nya mereka berdua membuat rencana itu." Jordi membuka suara.

"Hukum dia, Jordi!" Sanjaya berkata dingin sambil menatap Danil tajam.

Aira menjerit jerit saat para bodyguard memegang diri nya dan di borgol juga bersama dengan Danil, mereka masih belum tau hukuman apa yanh akan di berikan oleh Sanjaya. namun setidak nya Aira meras aman bisa dekat dengan Danil, walau masih di dalam lobang harimau.

"Kamu tidak apa kan?" Danil melihat pipi Aira yang memar.

"Bagai mana orang tua kamu bisa tau, Sayang?" bisik Aira pelan dengan air mata berlinang.

"Seseorang mengirimkan surat tes dna Hanzel dan aku, maka nya Papa tau bahwa Hanzel memang anak ku dengan mu." jawab Danil pelan.

"Bagai mana ini? Papa kamu pasti akan sangat murka tentu nya!" panik Aira sangat cemas sudah.

"Tetap tenang ya, dia tidak mungkin sampai membunuh kok." Danil berusaha membuat tenang kekasih nya.

"Dia mungkin tidak akan membunuh mu, tapi pasti nya dia akan membunuh ku." jawab Aira pelan.

"Bawa dia keluar sekarang!" Jordi memberi perintah pada bawahan nya.

Satu orang berbadan kekar dan terlihat sangat seram membawa Hanzel keluar dari dalam ruangan, betapa kaget nya Aira dan Danil bahwa putra mereka ada di tangan Sanjaya. terlalu cepat Hanzel sudah pindah tangan, rasa nya tidak mungkin bila Sanjaya yang sudah menculik Hanzel.

Sebab ada yang mengirim sebuah video pengakuan dan juga ada yang mengirim surat tes dna, Danil yakin bahwa bukan Papa nya yang sudah menculik anak mereka berdua, tapi kenapa sekarang malah ada di tangan Sanjaya dan Hanzel juga nampak terluka di bagian kaki nya.

"ANAK KU!" Aira menjerit dan berusaha untuk lepas.

"Papa, tolong lepaskan dia." Danil ikut berteriak pada Sanjaya.

"Ayaaaaaah, Ibuuu!" Hanzel menangis ketakutan melihat semua orang.

"Pak Sanjaya, tolong jangan apa apa kan anak ku! dia tidak bersalah sama sekali, tolong ampuni lah anak ku." isak Aira sangat ketakutan.

"Jadi dia memang anak mu dan Danil kan?!" Sanjaya menyeringai iblis.

Aira tersedu sedu sangking bingung dan juga takut nya mau menjawab ucapan Sanjaya, takut bila salah jawab malah nyawa anak yang jadi taruhan, tapi bila tidak di jawab maka Hanzel juga pasti nya akan celaka. sungguh bingung dan marah, sedangkan Danil juga tidak bisa mau berbuat apa apa karena tubuh nya sudah dalam kuasa sang Papa.

Jangan lupa like dan comen nya ya, terima kasih untuk pembaca othor yang setia.