"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Pemuas?
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Riana memutuskan untuk menghubungi Jeffran. Tangan nya gemetar saat dia menunggu pria itu mengangkat panggilan nya. Berdering, beberapa detik kemudian panggilan itu pun di angkat.
'Hallo..' Jawab suara di seberang sana, pria itu sedang menghisap batang bernikotin yang dia apit di antara kedua jemari nya.
"Maaf tuan saya mengganggu waktu istirahat anda."
'Ya, tak apa. Ada apa? Tumben menghubungi ku malam-malam?" Tanya Jeff, dirinya tengah berada di balkon, menikmati semilir angin malam yang terasa dingin. Tubuh polosnya hanya di balut oleh bathrobe, dia baru saja selesai menuntaskan hajat nya yang sempat tertunda tadi.
"Bisa kah saya meminjam uang untuk biaya operasi ibu saya?" Tanya Kirana, dia menggigit bibir nya sendiri, menunggu jawaban dari pria itu.
"Sebaiknya kau bicara langsung, aku tunggu di cafe yang ada di depan rumah sakit.'
"Ba-baik tuan." Jawab Kirana sedikit terbata.
Sejujurnya dia merasa tak nyaman jika harus berdekatan dengan Jeff. Setelah kejadian itu, tapi mau bagaimana lagi pria itu adalah satu-satunya harapan bagi nya.
Kirana menatap pintu ruangan ibunya dengan nanar, lalu membawa tas nya dan pergi untuk menemui Jeff.
Di rumah, Jeff langsung berganti pakaian. Dia mengecup singkat kening istrinya yang tertidur lelap.
"Aku pergi dulu, mungkin malam ini aku tak pulang. Selamat malam, tidurlah dengan nyenyak, sayang. Aku mencintaimu." Bisik Jeffran, lalu pergi setelah meraih kunci mobilnya di meja nakas.
Pertemuan itu pun terjadi, Jeff datang lebih dulu dari Kirana, karena Kiran harus menitipkan ibu nya terlebih dulu pada suster selama dia pergi.
Perempuan itu masuk ke dalam cafe dengan wajah yang kusut, juga penampilan nya. Maklum lah dia belum sempat membersihkan diri, karena di sibukan dengan memikirkan keadaan ibu nya.
"Tuan.." Sapa Kirana setelah dia menemukan dimana Jeffran duduk, pria itu tengah duduk santai dengan di temani secangkir kopi hitam. Penampilan nya rapih, kemeja putih dengan tiga kancing atas nya terbuka, menampakan dada bidang berbulu nya. Celana bahan hitam dan sepatu pentofel yang pas melekat di tubuh nya.
"Hmm, kau cukup lama Kiran."
"Maaf membuat anda menunggu, Tuan." Jawab Kirana lirih.
"Tak masalah, jadi apa tujuan mu?"
"Saya ingin meminjam sejumlah uang untuk biaya operasi ibu saya, Tuan." Jawab Kirana lirih, kepala nya tertunduk dalam.
"Berapa?"
"400 juta, Tuan." Biaya untuk operasi memang hanya 250 juta, tapi dia juga ingin membayar hutang peninggalan ayahnya, agar dirinya bisa hidup dengan tenang tanpa di kejar-kejar oleh rentenir.
"Sebanyak itu? Apa yang akan kau berikan padaku sebagai jaminan?" Tanya Jeff serius, mata nya menatap Kirana dengan tajam. Di tatap seperti itu, Kirana merasa nyali nya menciut.
"Kenapa diam? Harus nya kau tau sebelum meminjam uang pada ku, kau harus memberi jaminan!"
"Baik tuan, saya akan bekerja seumur hidup dengan anda." Jawab Kirana, dia memberanikan diri menatap wajah tampan pria di depan nya.
Jeff tersenyum mengejek, pria itu berdecih.
"Bagaimana kalau aku memberi mu sebuah penawaran."
"Penawaran apa tuan?" Tanya Kirana, kedua matanya berbinar cerah, dia merasa punya harapan saat ini.
"Ku anggap hutang mu lunas kalau kau bersedia menjadi pemuas ku." Jawab Jeffran dengan tenang, seolah yang dia katakan itu bukanlah sebuah masalah besar.
"H-ahh? Maksud tuan?"
"Apa perkataan ku kurang jelas?" Tanya Jeffran.
Kirana menganga mendengar penawaran Jeff, itu artinya dia harus bersedia menukar kesucian dan harga dirinya dengan sejumlah uang?
"Aku tak punya banyak waktu Kirana kau sanggup atau tidak?" Tanya Jeff membuat Kirana gelagapan. Kalau dia menolak, bagaimana dia melunasi tagihan ke rumah sakit?
"Aku akan menambahkan 100 juta lagi, jadi total nya 500 juta kalau kau bersedia. Harga yang cukup mahal untuk sebuah keperawaanan."
Kirana masih terdiam, dia memikirkan penawaran gila dari bos nya. Harus kah dia melakukan pertukaran ini?
"Baiklah, aku pergi." Jeff bersiap akan pergi, tapi ucapan Kirana membuat nya kembali duduk.
"Saya bersedia Tuan." Ucap Kirana pelan, membuat Jeff tersenyum puas mendengar jawaban dari perempuan itu.
"Kalau begitu sebaiknya kau makan terlebih dahulu, kau belum makan kan?" Tanya Jeffran, Kirana menatap pria itu dengan sendu lalu menggelengkan kepala nya pelan.
"Makan dulu, setelah itu kita ke hotel." Kirana mendongak, mendengar kata hotel saja pikiran nya sudah melayang entah kemana.
'Apa yang akan terjadi di hotel nanti? Aku takut! Tapi aku tak bisa mundur lagi, ini demi kesembuhan Ibu.' Batin Kirana, dia tiba-tiba merasa takut.
Kirana dan Jeff pun memulai makan malam mereka, Kirana makan dengan canggung, berbeda dengan Jeffran yang nampak biasa saja, seperti tak terjadi apa-apa.
"Kapan ibu mu di operasi?"
"Malam ini tuan," Jawab Kirana pelan, sambil mengunyah makanan yang terasa hambar.
"Bukan nya besok?"
"Di majukan Tuan, karena tadi penyakit Ibu kambuh lagi. Makanya saya kelimpungan mencari uang, untuk biaya operasi ibu, tuan." Jelas Kirana.
"Ya, baguslah malam ini kita tidur bersama dan besok kau bisa melunasi tagihan nya."
"Ba-baik Tuan."
Setelah obrolan singkat itu, kedua nya kompak diam. Hanya beberapa kali pria itu menatap Kirana yang terlihat tak menikmati makanan nya, dia mengaduk-aduk makanan nya tanpa berniat memakan nya.
"Kenapa, kau tak suka makanan nya?"
"Hah? Saya suka, tuan." Jawab Kirana.
"Lalu, kenapa hanya mengaduk-aduk nya? Ayo makan."
"Baik tuan." Jawab Kirana lesu, dia memaksakan mulut nya untuk mengunyah makanan itu lalu menelan nya dengan kepayahan, apalagi saat dia melihat Jeff yang menatap nya seakan siap menerkam nya.
"Makan yang banyak, isi tenaga mu dengan baik. Malam ini, kau mungkin takkan tidur dengan nyenyak." Ucap Jeff sambil menambah steak di piring Kirana yang sudah hampir habis.
"Heemm.." Kirana menyuap dengan perlahan, tangan nya terasa sangat berat saat ini. Meskipun begitu, dia memang harus makan cukup banyak agar dia bertenaga.
Setelah beberapa menit, akhirnya Kirana menghabiskan makanan nya. Perempuan itu meringis saat melihat tatapan nakal yang di layangkan oleh Jeffran, tatapan mesuum yang baru pertama kali dia lihat dari pria berstatus atasan nya.
Pemuas? Satu kata yang terdengar cukup mencengangkan, namun demi kesembuhan ibunya, dia rela menukar harga dirinya dengan yang agar ibunya bisa sehat kembali seperti sedia kala.
Setelah membayar makanan itu, Jeff dan Kirana pergi dari cafe itu. Jeff masuk lebih dulu ke dalam mobilnya, di ikuti Kirana yang membuka pintu di samping kemudi.
"Kau gugup? Santai saja, aku takkan menyakitimu. Justru aku akan memberikan mu kenikmatan dunia, yang akan membuat mu ketagihan." Ucap Jeffran frontal, tanpa peduli ekspresi Kirana yang sudah memucat.
Sedari tadi, dia terus memiliki ujung pakaian nya karena gugup. Ya, dia gugup karena malam ini dia harus melepas kehormatan nya sebagai wanita demi uang.
.......
🌷🌷🌷🌷🌷
jangan lupa tinggalkan jejak ya best😚😚