NovelToon NovelToon
ISTRI MUDAKU MAFIA

ISTRI MUDAKU MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:42.2k
Nilai: 5
Nama Author: demit bahagia

"Berani berulah sama gue! gue patahin leher lu!" hardiknya garang penuh emosi. Dialah Viska Aulia, Viska Aulia gadis cantik berusia 22tahun, awal perkenalan yang mulanya dikenalkan oleh gadis imut nan manis Ida Khasanah yang kata lainnya adalah pacar gelapku,
ya karna aku adalah seorang ayah dengan dua anak cowok cewek. Anak yang pertama cowok, berusia lima tahun. Dan anak yang kedua cewek, berusia beberapa bulan.

Sudah komplit kebahagianku, namun demikian, aku masih suka berburu gadis-gadis muda untuk menjadi hiburanku, sekedar variasi hidup pikirku.

Tiit...tiit...titt... drrrtt...drrrt.
Tiba-tiba hapeku bunyi dan bergetar, ada pesan masuk.

"Masih mau kencan nggak?"

Pesan singkat yang kubaca hampir saja aku tak percaya.
Dengan cepat jemariku menari lincah dikeyboard hape.

"Ya mau dong, kapan?" balasku tidak sabar.

"Besok kita ketemu di caffe coklat, sebrang jalan dekat toko sport mania"
selang beberapa menit muncul juga balasannya.

"Okey jam 9 kita ketemu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon demit bahagia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30

Mereka berdua ketakutan, diangkatnya kedua tangan sebatas dada, "sabar mbak! tahan mbak, iya, kami akan pergi" perlahan melangkah mundur, aku masih memandanginya dengan mata melotot.

Aku hanya mendengus kesal melihat kepergian mereka, "berani datang lagi! gue patahin leher mereka" desisku. Aku kembali ke kamar, kepalaku malah bertambah pusing, badanku mulai gemetar. Ada perasaan ketakutan yang datang tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi pada diriku saat ini.

"Viss, Viska, bangun nak."

Aku dengar suara Bapak, dan kurasakan pipiku ditepuk-tepuk cukup keras. samar-samar kulihat Bapak, makin lama makin jelas. kepalaku masih pusing.

"Pak air, air" rintihku pelan, sampai aku mengulanginya hingga Bapak mendekatkan telinganya ke mulutku.

"Dik ambilkan air minum, cepat!" Bapak menyuruh Mamak, dengan tergesa Mamak mengambil air minum untukku.

Aku menggelengkan kepala dengan lemah, tapi Bapak tak mengetahuinya.

Tanganku menggapai Bapak, Bapak memandangku dengan tajam ke arah mukaku.

"Ini pak airnya, kamu kenapa sih Vis" kata Mamak kuatir sama keadaanku, dan duduk di dekatku. Dibelainya dahiku dengan lembut.

"Satu, satu ember pak" masih dengan suara pelan dan lemah, sehingga Bapak tidak jelas mendengar permintaanku.

Dan Bapak mendekatkan telinganya kembali seperti tadi. Bapak sedikit kaget dengan permintaanku yang kurang masuk akal, buat apa kiranya air satu ember.

"Dik buruan ambilkan air satu ember!" perintah Bapak ke Mamak, tak lama satu ember air sudah tersedia.

Kemudian Bapak aku suruh mengguyurkan air satu ember ke seluruh badanku, dengan hati-hati Bapak mengikuti perintahku.

Aku sedikit lebih baik, kurang lebih satu jam, pusingku agak reda. Aku berangsut bangun, dan mencoba untuk duduk bersandar ke tembok kamarku. Bapak membantu memapahku.

"Pak minum." Diambikannya minuman yang telah diambilkan Mamak tadi, kemudian menyodorkannya didepan mulutku.

"Aku tadi kenapa pak?" tanyaku dengan suara pelan dan sedikit serak.

"Kamu pingsan Nak!" jawab Bapak, aku hanya terdiam. Masih kurasakan tubuhku lemah. Mamak membersihkan dan mengepel lantai yang basah oleh air guyuran tadi.

"Awalnya kamu kenapa Vis"Tanya Bapak, dan menyingkirkan pisau karter yang ada disampingku.

"Nggak tau pak, tadi kepalaku pusing terus badanku gemetar. Habis itu, aku nggak ingat apa-apa lagi." Jawabku pendek.

"Kata tetangga, kamu habis marahin orang koperasi ya!" ujar Mamak.

"Iya Mak, orangnya berisik kok" jawabku membela diri, Bapak dan Mamak cuma tersenyum.

"Sekarang kamu istirahat saja di kamar Bapak, biar kasur kamu Bapak jemur dulu biar kering."ujar Bapak, dan aku mengiyakan.

Menjelang sore hari, tubuhku sudah membaik, dan sudah bisa melakukan kegiatan seperti biasa di rumah.

Pagi hari ini, aku bangun lebih awal tidak seperti hari sebelumnya. setelah selesai beberes, "Pak aku pamit kerja dulu ya!" kucium punggung tangan Bapak, lalu pindah ke tangan Mamak.

"Hati-hati kalau kerja ya Vis" pesan Bapak. Aku mengangguk dan tersenyum manis.

Sebelum melanjutkan jalan ke arah Pabrik, motor aku belokan memasuki gang kecil,mau ngapain lagi kalau bukan jemput si kaleng obat. Ida Khasanah.

Aku bunyikan klakson, Ida keluar dengan senyum mengembang.

"Eh kirain lupa Vis, oi cantik banget kamu, mau kerja atau mau pentas nih" cerocosnya.

"Udah buruan naek, bawel amat sih lu" gerutuku pada Ida, dia cuma nyengir aja.

Hari pertama kerja, kulalui tanpa ada kendala berarti, malah hasilku lebih banyak di banding Ida. dapat pujian dong aku dari pak Handoko, selain hasilnya lebih banyak, jahitanku juga lebih rapih. Hari-hari berikutnya kulalui seperti biasa,

tiap pagi jemput Ida, sorenya mengantarnya pulang. Lama-lama jadi sebel aku sama dia, emangnya aku ini tukang ojeknya apa.

"Eh Vis, nanti berhenti sebentar ya di dekat jembatan" kata Ida suatu hari, saat perjalanan pulang.

"Mau ngapain Da?"

"ketemu kak Pras" jawabnya seneng.

"Kemarin sore kan sudah ketemu Da!" balasku jengkel.

"Alah, bentar aja kok, tolong ya! aku kangen lagi kok" katanya memohon.

"Hmm" jawabku cuek. Apa sih istimewahnya Pras? sampai Ida kesemsem sama dia, orangnya menurutku jelek, tengil, dan kampungan.

Di dekat jembatan, kuberhentikan motorku. Ida celingak-celinguk nyariin Pras,

"Oh itu dia disana Vis orangnya, itu, itu lho yang lagi nyuci motor" katanya nunjuk-nunjuk seseorang yang kulihat tampangnya dekil, sedang berjongkok menyuci motornya di dekat warung.

"Udah buruan samperin, gue tungguin di sini" kataku sebel banget, Ida langsung turun, dengan semangat nyamperin si Pras yang sedang mencuci motor bututnya.

Hadeuhh... itu anak kayaknya seneng banget, iiih, cowok apaan model begituan, dekil, item,jelek pula.

Ku lihat Ida kayaknya seneng banget ngobrol sama si Pras, dan kulihat Pras melihat ke arahku, aku cepat-cepat memalingkan wajahku ke arah depan.

Ida berjalan kembali ke arahku, dengan perasaan riang.

"Ayo buruan pulang" teriaku kepada Ida, dia cuma tersenyum kepadaku.

"Cowok kayak gitu, kok lu mau sih Da!" kataku heran. Aku jalankan motor dengan pelan, biar bisa ngobrol sama Ida.

"Hehehe, kak Pras oranya asyik Vis, nggak tau kenapa aku suka dia." selorohnya.

"Dia orangnya baik lho Vis, aku sering di ajak jalan-jalan, di kasih pulsa dan yang lainnya. soalnya dia punya konter, kalau aku butuh apa-apa tinggal minta aja hehehe." sambungnya senang.

"Konter yang tadi kita lewatin ya? yang warna putih kuning tadi kan!"

"iya betul"

"bukannya sudah punya anak istri ya?" Aku melirik Ida yang duduk di belakang.

"Betul, emangnya kenapa Vis?" Ida balik bertanya padaku.

"Udah sinting lu ya, orang sudah punya anak bini, masih juga lu suka! sudah gila lu ya" omelku pada Ida, tapi dia kayanya tak menggubris omelanku.

"Trus anaknya berapa dia?"

"dua Vis"

"wah beneran sudah gila lu Da, jangan-jangan kamu di guna-guna tuh!" tukasku lebih lanjut.

"Iihh, apaan sih kamu Vis!, mana ada jaman gini hal-hal yang begituan" jawabnya mengelak.

"assu dahlah, terserah lu! gue cuma ngingetin aja."

Memang keras kepala ini bocah tengik, dasar cewek glugu. Aku turunin Ida di depan gang rumahnya seperti biasa, dan berjalan ke rumahnya sekitar dua puluh meteran.

"Makasih ya Vis, jangan lupa besok ya!" serunya tersenyum senang. entahlah senang karna nebeng aku, atau senang karna habis bertemu cowok dekil tadi.

Keesokan harinya waktu perjalanan pulang, dia kembali merengek minta berhenti sebentar di konter Pras, aku sampai pusing sendiri.

"emang sudah gila lu ya! baru kemarin sore ketemu, ini minta ketemu lagi, nggak bosan apa ketemu terus?" omelku tak mengubah kemauannya. Dia tetep bersih kukuh mau ketemu Pras.

"Tolonglah Vis, aku mohon, please!" katanya terus merengek kayak anak kecil. sambil menarik-narik tas yang kugantungkan di bahu.

"hoi jangan di tarik-tarik gitu tasnya, nanti jatuh dari motor baru tau rasa lu!" teriaku padanya, tapi Ida terus merengek.

"Ayolah Vis, mampir bentar aja kok"

"iya--iya, nanti mampir, gue juga mau isi film ke hapeku, tapi ingat! lu jangan panggil gue Vas Vis, Vas Vis, panggil gue nama panggung aja, okey?" sahutku jengkel, aku turutin saja permintaan kaleng biskuit ini, dari pada merengek-rengek sepanjang jalan bisa malu aku nantinya.

"Nah gitu dong, kamu baik deh" katanya senang, kemudian memeluk pinggangku dan bersandar di punggungku. Hahhh, aku hanya bisa menarik nafas panjang. Benar-benar harus di ruqiyah ini bocah.

Aku berhentikan motorku di sebelah konter milik Pras, tepatnya di depan warung mie ayam tetangganya.

"Aku beli es teh dulu ya Vis, haus nih" mataku mendelik ke arahnya, dia hanya tersenyum masuk kedalam warung mie ayam.

Aku berjalan ke konter Pras, konter ini kecil tapi di dalamnya penuh dagangan, mulai dari kartu perdana, battrey, aksesoris hape dan perkakas elektronik yang berkaitan dengan hape.

"mas isiin film yang bikin sangeek-******" kulihat Pras, sibuk dengan komputernya, sehingga tak menyadari kedatanganku.

Aku sedikit berteriak mengulangi perkataanku,baru dia melihatku dan tersenyum. Dan bertanya balik,

"sangeek-sangewk yang gimana ya mbak?" katanya cengengesan. Aku yakin dia hanya pura-pura bego, sudah ketahuan mukanya, muka mesum gitu masih pura-pura tidak tahu. Geram aku di buatnya, malah tanya yang tidak-tidak padaku, minta kenalan segala.

"Bella" jawabku ketus, saat dia bertanya namaku. malah di ejeknya namaku, dia bilang, bela negara atau bela bangsa mbak, nyebelin banget.

Cerewet juga dia sebagai cowok.

"Alah busyiittts dah, lu bego atau goblokk sih!!, udah ni mmc gue isiin film bokep yang bagus- bagus, kalau jelek gue balikin lagi" protesku sewot. jengkel banget dengan ulahnya, kulihat dia meraih MMC ku dan memasukannya kedalam card reader. wah manjur juga gertakanku.

tak lama Ida datang dengan tersenyum sambil nentengin bungkusan plastik berisi es teh. Aku masih bersungut-sungut melihat-lihat dagangannya. Kubiarkan saja Ida dan Prasetyo ngobrol ngalor ngidul, sesekali Prasetyo meliriku dengan lirikan nakal. Ah basi...

Kuperhatikan Ida juga begitu, genit banget kalau bicara sama Pras, tak serontoh aku maki-maki Prasetyo saat mau ngajakin aku kencan, dan bertanya yang tidak-tidak. Tapi kayaknya dia biasa saja saat aku maki dan aku rendahkan.

setelah negoisasi yang cukup alot, akhirnya.

Dengan terpaksa nomor hape aku kasihkan kedia, yang penting aku dapat potongan harga sekaligus bonus dua kartu perdana gratisan. Lumayanlah.

Aku tarik lengan Ida, kuajak segera pulang karna sudah kesorean. Saat tancap gas motorku, masih sempat aku mendengar teriakan Prasetyo.

"Bell, kapan-kapan kencan ma aku ya!!"

aku menyunggingkan bibir sinis.

"Cowok dekil, jelek, mau ajak gue kencan?! ngaca dulu dong" gumamku dalam hati. Kuturunkan Ida di tepi jalan menuju gangnya seperti biasa, tak lupa senyum mengembang kepadaku.

Mungkin dia lagi senang banget hatinya, karna dapat satu kartu perdana gratisan juga,tadi dia iri saat melihatku di kasih bonus dua kartu perdana oleh Prasetyo.

Yang aku sayangkan, kenapa tadi Ida bilang ke Prasetyo kalau aku ini biduan, model dan lain-lain. ember banget mulut Ida. Dasar dua orang yang kolot dan udik.

Tuing... Tuing...hapeku menyala dan bergetar.

"Hmm ada pesan masuk, dari siapa sih?" batinku, aku bereskan piring dan yang lainnya dari lantai ruang tengah. kami sekeluarga baru saja selesai makan malam, kami biasa makan bersama di lantai di ruang tengah sambil nonton tivi. Kuaraih hapeku yang aku kantongi, aku buka pesan yang masuk.

"oh nomor baru, hah! Prasetyo??" aku tertawa geli membaca pesannya.

1
Inonk_ordinary
ohhh gini kisahnya,,kadang gw heran ada bapak² kere ,,jelek tapi tukang selingkuh ternyata ttiknya diungkap sama author..amajing
Kinan Rosa
duh mau ngerampok lu bang
Kinan Rosa
ya habis dah
Kinan Rosa
emang si kampret
Kinan Rosa
bagus kak
Kinan Rosa
kayaknya seru deh
Kinan Rosa
aku mampir kak
udah masuk faforit juga
demit bahagia
lanjutkan karya bagus ini
Roroazzahra
aku mau mampir tapi paforit dulu
Adam Algibrani
sangat bagus 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
Adam Algibrani
weh jj
Achi
saya sudah mampir dan like..

semangat 💪💪💪 Thor
demit bahagia
Badungnya ganti mewekan
Emilia Vransiska
viska sekarang lebih sering nangis ya..
Badung ny viska di awal cerita kemana???
demit bahagia
trims dukungannya
Adam Algibrani
good
Adam Algibrani
🥰🥰🥰
Adam Algibrani
semangat kak
Adam Algibrani
lanjut
Adam Algibrani
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!