[Warning! Adult Romance]
Jeje tidak menyangka jika PS partnernya adalah seorang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAHM BAB 35 - Oleng
Jeje dan Momo akhirnya sampai di rumah Jeje, Momo melihat ada sebuah mobil terparkir dan ada beberapa orang berbaju serba hitam tampak berjaga-jaga di sekeliling rumah Jeje.
"Wah, kayak di film-film, Je. Keren!" ungkap Momo kagum, gadis itu semakin penasaran dengan sosok Damian.
Untuk itu, dia setengah berlari masuk ke rumah dan mendahului Jeje.
"Hallo mister....," pekik Momo saat masuk.
Matanya membulat melihat dua lelaki yang menurutnya sangat tampan bahkan pemuda di kampungnya tidak ada yang setampan itu.
Damian dan Keith yang sibuk mengunyah rengginang mengerutkan dahinya melihat Momo yang main nyelonong masuk.
"Siapa kau?" tanya Damian.
Momo masih terbawa dengan dunia imajinasinya tidak bisa menjawab sampai Jeje yang baru masuk menepuk pundaknya.
"Apa aku bilang, aku takut kau itu jatuh cinta!" ucap Jeje kemudian.
"Je, penjahat itu biasanya kan jelek-jelek, ya? Kenapa mereka cakep-cakep!" pekik Momo histeris.
Gadis itu mendekati Damian dan Keith lalu memperkenalkan dirinya.
"Hallo, namaku Momo umur 23 tahun. Zodiakku gemini, aku baik dan pintar menempatkan diri. Dan yang paling penting, aku jomblo!" Momo mengerlingkan matanya dengan genit.
Jeje yang melihat kelakuan Momo hanya bisa geleng kepala.
"Ini temenku Momo!" ucap Jeje. Gadis itu mengernyit melihat kedua lelaki yang tampak asyik memakan rengginang. "Kalian bisa memakan rengginang itu?"
"Pabrik roti di sini ternyata penipu ya! Tapi lumayan juga rasanya kerupuk keriting ini!" sahut Damian kemudian.
Jeje mengulum senyumnya sambil menatap Momo yang juga ikut tertawa.
"Eh, gimana kalau kita keliling kampung memakai sepeda?" usul Momo yang ingin pdkt dengan Keith.
Sepertinya ide cemerlang, ada bukit bagus di kampung itu. Jeje ingin membawa Damian ke sana untuk berbicara dari hati ke hati. Tidak mungkin mereka begini terus.
"Aku tidak mau memakai baju ini!" protes Damian.
"Ada bajumu di mobil!" sahut Keith yang tahu jika Damian suka memakai baju sekali pakai.
Akhirnya Damian berganti baju dengan memperlihatkan perut kotak-kotaknya. Membuat Momo menelan ludahnya sendiri.
"Je, roti sobek lakikmu menggoda iman. Sekarang aku tahu kenapa kau suka rela kasih keperawananmu, kalo aku kayanya juga khilaf deh!" ucap Momo setengah berbisik.
"Awas matamu bintitan karena jelalatan!" ketus Jeje.
Setelah siap, Jeje mengambil sepeda ontel bapaknya yang kebetulan ada dua sepeda.
"Kalian tidak bisa naik sepeda?" tanya Jeje saat meminta Damian dan Keith membawa sepeda itu.
"Pangkat aja mafia tapi gak bisa naik sepeda, sini biar aku yang bawa!" Momo meraih satu sepeda ontel lalu mendekati Keith. "Ayo penjahat tampan, naiklah. Aku rela loh di anu-anu!"
"Jangan memanggil seperti itu, di sini kami sedang menyamar!" ketus Keith yang tidak suka dengan sebutan yang Momo lontarkan.
"Ayo sudah naik aja, nanti kita ngobrol di jalanan!" ucap Momo yang tidak sabar.
Sementara Jeje juga bersiap membonceng Damian di belakang dengan menggerutu dalam hati tentunya.
Akhirnya dua anak perempuan itu membonceng dua lelaki dewasa dengan mengayuh sepeda sekuat tenaga.
Mereka melewati jalanan kampung yang masih banyak batu-batuan kerikil. Sampai Jeje tidak sengaja menyenggol batu besar membuat Damian yang ada di belakang mengeratkan pelukannya karena takut jatuh.
Merasa ada kesempatan, otak kotor Damian mulai bekerja. Tangan nakal lelaki itu meremas buah dada Jeje dari belakang membuat Jeje terkejut bukan main. Jeje oleng dan mengerem mendadak membuat Damian yang tidak siap jatuh ke parit.
Byur!
"Damian!" teriak Jeje.
sebelom nolong ketawa dulu ahh...