Ivanka ( Izinkan Aku Bahagia )

Penyesalan biasanya akan terasa saat semuanya sudah tak lagi dalam genggaman kita dan itu juga yang Bram rasakan saat ini dimana dirinya telah gagal meyakinkan Ivanka bahkan belum juga bertemu dengan Ivanka ayah mertuanya sudah memberikan tembok besar yang sulit untuk di runtuhkan.

" Bram ?"

" Bram bukannya kamu bilang ingin meyakinkan Ivanka dan akan tinggal di rumah ayah mertua mu ?" tanya Bu Suri yang terkejut dengan kepulangan kembali Bram ke rumahnya.

" Bram belum bisa meyakinkan Ivanka karena Bram harus melewati ayah yang bahkan tak mengizinkan Bram untuk bertemu dengan Ivanka meski hanya sebentar " ucap Bram sambil duduk setelah menghabiskan segelas air putih yang baru saja iya minum.

" ayah mertua mu sudah melakukan hal yang benar dengan melarang mu untuk bertemu dengan Ivanka " ucap Wisnu yang tak sengaja mendengar pembicaraan ibu dan adiknya.

" mas " ucap Bu suri yang mencoba menghentikan keributan yang bisa saja terjadi akibat ucapan Wisnu tadi.

" Wisnu hanya mengatakan apa yang seharusnya seorang ayah lakukan untuk melindungi putrinya yang sudah di sakiti " ucap Wisnu yang tak merasa bersalah dengan apa yang iya katakan tadi.

" tapi harusnya biarkan Bram bertemu dengan Ivanka !"

" biarkan kami yang memutuskan akan di bawa kemana pernikahan kami ini " ucap Bram yang merasa apa yang pak muslim lakukan salah.

" hahaha kamu itu lucu Bram " ucap Wisnu dengan tatapan mengejek ke arah Bram yang sampai detik ini tak terlihat raut penyesalan di wajah Bram atas apa yang Bram lakukan baik pada dirinya maupun pada Ivanka.

" jika pertengkaran kalian masih terjadi di dalam kamar maka itu hanya menjadi masalah mu dan Ivanka "

" tapi jika sampai Ivanka keluar dari rumah ini maka masalah itu bukan lagi masalah kamu dan Ivanka tapi juga masalah untuk dua keluarga besar " ucap Wisnu yang merasa apa yang pak muslim lakukan itu hal yang wajar untuk bisa melindungi putrinya.

Setelah mengatakan hal itu Wisnu memilih untuk kembali masuk ke dalam kamarnya meski dalam hatinya ada rasa khawatir tentang keberadaan Latisya saat ini karena setelah kepergiannya dari rumah ini Latisya tak sekalipun memberi kabar pada dirinya.

Sedangkan orang yang sedang di pikirkan oleh Wisnu sedang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang sudah lama tak iya tempati.

" kak, boleh ibu masuk ?" tanya seorang ibu paruh baya yang mendorong pelan pintu kamar Latisya saat ini.

" jika kedatangan ibu kesini hanya untuk menanyakan kenapa Latisya pulang tanpa mas Wisnu, Tisya tak ingin menjawabnya " ucap Latisya yang belum menjelaskan apapun pada ibunya.

" tapi pasti ada alasan kenapa kamu tidak datang bersama dengan Wisnu ?"

" apa kalian sedang bertengkar ?" tanya Bu Ella yang merasa ada masalah yang di sembunyikan Latisya yang tak ingin dirinya ketahui.

" Bu, Tisya lelah " ucap Latisya sambil menutupi sekujur tubuhnya termasuk wajahnya dengan selimut.

" huhhh " Bu Ella menghela nafas panjang saat melihat reaksi Latisya putri sulungnya.

" baiklah, tapi jangan terlalu lama berpisah dari suami mu karena itu tidak baik " jelas Bu Ella sebelum meninggalkan putrinya.

Setelah tak lagi terdengar derap langkah barulah Latisya berani membuka selimutnya, Latisya duduk bersandar di atas tempat tidur karena merasa sudah membuat ibunya kecewa dengan apa yang iya lakukan hingga membuat rumah tangganya hancur tanpa bisa di perbaiki lagi.

" maafkan Tisya Bu "

" tapi cinta Tisya pada Bram jauh lebih besar dari ikatan pernikahan Tisya dengan mas Wisnu "

" tisya sudah berusaha mempertahankan pernikahan ini dengan mencoba mencintai mas Wisnu bahkan Tisya rela di sentuh oleh mas Wisnu tanpa adanya cinta tapi semua itu tak berhasil menghilangkan cinta yang Tisya miliki untuk Bram " ucap Latisya yang tanpa Latisya sadari jika Bu Ella masih berdiri di balik pintu dan meski terdengar samar tapi masih bisa terdengar jelas di telinga Bu Ella.

" apa maksud semua ini ?"

" ibu harus minta Wisnu untuk datang dan menanyakan secara langsung apa yang sebenarnya terjadi pada kalian berdua " ucap Bu Ella yang mencoba bersabar untuk saat ini .

Ting

Sebuah pesan masuk ke handphone Wisnu yang ternyata dari ibu mertua nya yang kini sudah menjadi mantan ibu mertua.

" ibu " ucap Wisnu sambil membuka handphone nya untuk melihat pesan yang Bu Ella kirim.

" ibu tidak tau masalah apa yang sedang kalian hadapi saat ini hingga membuat Tisya kembali ke rumah ini tanpa kamu antar, jadi untuk menjawab rasa penasaran ibu, bisakah kamu datang dan menjelaskan semuanya ?"

" apa Tisya belum memberitahu ibunya kenapa kami sampai berpisah ?" tanya Wisnu tapi tak lama Wisnu pun menjawab pesan yang di kirim ibu mertuanya.

" Wisnu pasti datang Bu dan Wisnu akan menjelaskan semuanya tanpa ada yang di tutupi "

Setelah membalas pesan ibu mertuanya Wisnu pun baru bisa memejamkan matanya karena rasa penasaran tentang keberadaan Latisya yang ternyata pulang ke rumah ibunya sudah terjawab.

Setelah banyak yang sudah di lalui hari ini malam tetap bergulir begitu pun dengan pagi yang kini sudah menyapa bumi dan seperti kebiasaannya Ivanka pun bangun pagi dan bersiap membuat sarapan setelah sebelumnya membersihkan diri terlebih dahulu.

" sayang, kenapa kamu bangun sepagi ini ?" tanya pak Muslim yang baru saja ingin membuat teh jahe favorit nya.

" lalu Vanka harus bangun jam berapa yah ?" tanya Ivanka yang tak mengerti dengan pertanyaan ayahnya.

" dan lagi selama Vanka ada di rumah ini ayah tak boleh ada di dapur karena Vanka ingin hidup tenang dengan ridho ayah " ucap Ivanka yang merasa selama ayahnya ada dan mendukungnya semuanya pasti akan baik baik saja.

" oh ya, apa kamu tau jika Bram datang ke rumah kita ?" tanya pak Muslim yang tak ingin menyembunyikan apapun dari Ivanka.

" Ivanka tau dan Ivanka mendengar semua yang ayah katakan pada mas Bram " ucap Ivanka sambil menyodorkan segelas teh jahe favorit ayahnya.

" jadi ayah tenang saja karena Ivanka yakin keputusan yang ayah ambil untuk Ivanka memang yang terbaik untuk kami " ucap Ivanka yang terlihat yakin untuk tak lagi memberikan kesempatan apapun pada Bram.

" Ivanka hanya minta satu hal, apapun yang terjadi ayah akan selalu ada untuk Ivanka " ucap Ivanka sambil menatap dalam ke arah ayahnya seolah ada rasa yang tak bisa di jelaskan oleh kata kata saat melihat wajah teduh ayahnya.

" ayah janji meski kelak ayah sudah tak ada lagi di sisi mu, percayalah jika ayah akan selalu melindungi mu meski dari jauh " ucap pak Muslim sambil menatap lembut ke arah putrinya.

✍️✍️✍️ apa pak Muslim akan benar benar bisa menepati janjinya pada Ivanka untuk selalu ada di sisi putrinya apapun yang terjadi ?

Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya

Love you moreee 😘 😘 😘