NovelToon NovelToon
Kamu Bukan Figuran

Kamu Bukan Figuran

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Sudah Terbit / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:38.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

[Lanjutan dari novel "Aku hanya Figuran"]

Awalnya kupikir Kamu hanyalah gadis biasa-biasa saja. Namun mata polosmu mengalihkan semuanya. Aku tak bisa berpaling. Timbul ketertarikan untuk mengenalmu lebih dalam lagi. Hingga akhirnya Aku sadar, Aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesonamu.

Hei Khansa Aulia, Yohan Alexander menyukaimu. Sadarkah Kau dengan hal itu? (Yohan Alexander)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[POV Alex] Ch 21 - Tidak akan Melepasmu

Aku meninggalkan rumah Diana setelah memastikan kedua wanita itu bisa berkomunikasi seperti sedia kala. Tugasku sudah selesai. Saat ini Aku tidak sabar untuk menemui Khansa.

Aku berlari-lari kecil menuju rumah. Aku ingin segera memeluk Khansa dan menghirup aroma tubuhnya. Padahal belum sehari Kami berpisah, namun kerinduan ini sudah tak bisa kubendung lagi.

Aku melewati ruang tamu dengan cepat, ingin segera sampai di kamar Kami. Namun sejurus kemudian langkahku terhenti. Aku memperhatikan sosok yang tengah meringkuk di sofa. Hatiku serasa jatuh. Terasa sakit, namun juga bahagia. Khansa menungguku pulang!!

Aku anggap ini sebagai bentuk perhatian Khansa padaku. Hal kecil seperti ini saja sudah membuatku sangat tersentuh. Bagaimana bila Khansa benar-benar membalas perasaanku? Aku pasti akan menjadi pria gila yang bahagia!!

Pelan-pelan Aku mendekati sosok yang tengah tertidur itu. Duduk bersimpuh di sampingnya dan memperhatikan wajah terlelapnya. Hantaman perasaan bersalah menguasaiku. Khansa pasti lelah menungguku. Aku pulang terlambat. Harusnya Aku menemuinya terlebih dulu sebelum melihat kondisi Diana.

"Aku pulang sayang." Aku mengecup keningnya. Berlama-lama mendaratkan bibirku di kulit halusnya. Khansa tak bergeming. Tidurnya benar-benar pulas. Aku tersenyum kecil. "Tidur di kamar ya," Aku merengkuh tubuhnya dan membawanya ke kamar Kami. Di sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Aku mengecup keningnya. Berapa kali pun Aku melakukannya, rasanya tidak akan pernah ada puasnya.

Beberapa saat kemudian, kulihat kelopak matanya bergerak-gerak, pertanda wanita itu akan segera terbangun. Sedetik kemudian, mataku bertatapan dengan mata murni itu. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengecupnya, "Sudah bangun? Cup..." ucapku sembari tersenyum.

Khansa menyurukkan tubuhnya, semakin mendekat padaku. Tangannya menyentuh dadaku, seolah-olah ingin memeluk. Sementara pipinya dia gesek-gesekkan di dadaku. Sikap Khansa yang seperti ini mengingatkanku akan kucing kecil yang ingin disayang dan minta perhatian. Khansa benar-benar manja. Tumben?

"Sudah pulang?" tanyanya dengan suara serak, manja dan ada desahan? Serius dia Khansaku?! Mengapa malam ini dia sangat berbeda. Seperti sikap wanita yang ingin menggoda. Padahal dia tidak perlu melakukannya. Hanya mendengar suaranya saja sudah membuatku bergelora. Aku benar-benar tergoda!!

Tanpa basa-basi, Aku langsung menyergap bibirnya. Mel*matnya habis-habisan. Menyusuri kehangatannya. Tidak ada kelembutan, hanya ciuman menuntut yang butuh pelepasan. Tak disangka, Khansa membalas setiap perlakuanku dengan tidak kalah antusiasnya. Wanita itu bergelayut di leherku, menahan kepalaku agar tidak meninggalkan bibirnya. Kami berciuman dengan sangat panas. Saling bertaut, meny*sap, mengigit dan memainkan l*dah satu sama lain. Gairahku langsung menyala. Aku tidak sabar ingin segera memakannya!!

Setiap langkah yang membawaku ke kamar terasa sangat jauh. Aku tidak sabar untuk segera membaringkannya di ranjang dan menggeluti tubuhnya. Tangan Khansa mulai berkeliaran. Mencari dan berusaha membuka kancing kemejaku satu persatu. Sementara bibir Kami masih saling bertautan.

Aku terkejut, namun menikmatinya. Untuk pertama kalinya Khansa berinisiatif terlebih dulu. Ini benar-benar kejutan yang menyenangkan.

Aku menendang pintu kamar dan menutupnya dengan kaki. Dengan langkah-langkah panjang Aku menghampiri ranjang dan membaringkan wanitaku dengan lembut. Bibir Kami tak pernah berhenti saling bertaut.

Aku membantu Khansa yang tampak kesulitan melepas kemeja. Dengan tidak sabar Aku menarik bajuku dengan kencang hingga kancing-kancing kemeja mulai bertebaran. Aku membuang pakaianku dengan sembarangan. Kemudian Aku kembali merengkuhnya dalam pelukan. Menciumnya habis-habisan seolah-olah tidak akan ada lagi hari esok.

Khansa menggelayutkan kedua tangannya di leherku dan semakin memperdalam ciuman Kami. Aku ingin menindihnya, tapi posisi perutnya yang besar menghalangiku untuk melakukannya. Aku menahan tubuh dengan kedua tangan, sementara bibirku tak henti-hentinya menciumi tubuhnya.

Aku membuka bajunya secara perlahan. Sementara tanganku sudah menjalar kemana-mana, tidak membiarkan sejengkal pun bagian dari tubuh Khansa lolos dari jamahanku.

R*ntihan, d*sahan, l*nguhan yang keluar dari bibirnya semakin membuat nafsuku memuncak. Aku tidak bisa menahan diri lagi. Secara perlahan namun pasti, aku menyatukan tubuh Kami.

Malam itu Kami berpacu mencapai puncak pelepasan. Khansa melakukan segala cara untuk membuatku puas. Padahal tanpa dia melakukan apapun, Aku selalu puas dengan dirinya. Terlampau puas. Sikapnya yang seperti ini benar-benar kejutan yang menyenangkan.

Malam itu, Kami melakukannya selama beberapa kali. Begitu selesai, aku langsung menginginkannya lagi, begitu seterusnya. Aku berhenti ketika kulihat Khansa nampak sangat kelelahan. Wanita itu berusaha untuk mengimbangiku, membuatku puas, namun tubuhnya sudah mencapai batas.

Aku menyudahi permainan kami. Aku memeluk Khansa dengan erat sembari mengecupnya bertubi-tubi. Khansa sangat manis. Dia menyurukkan kepalanya di dadaku dan memelukku tak kalah erat.

"Terima kasih sayang," ucapku dengan tulus. Khansa mengangguk-anggukan kepalanya. "Tumben agresif?"

"Hu'um. Aku melakukannya untukmu..." jawaban Khansa semakin membuatku gemas. Aku langsung menghadiahinya dengan ciuman bertubi-tubi. Khansa membalas ciumanku. Dia semakin merapatkan tubuhnya. Aku suka sekali dengan bahasa tubuhnya. Seolah-olah mengatakan bahwa dia pun membutuhkanku.

"Mas..."

"Apa sayang?"

"Boleh aku minta sesuatu?"

"Boleh. Minta apa? Apapun permintaanmu, akan aku penuhi." Khansa tidak pernah meminta apapun padaku. Dari awal wanita itu tidak pernah menuntut ini itu. Mendengarnya ingin meminta sesuatu membuatku antusias.

"Mas..."

"Ya?"

"Bo-boleh aku pulang ke rumah?"

"Rumah? Ini rumahmu sayang. Mau pulang ke rumah mana lagi?"

"Ru-rumah ayah..."

DEG

Jawaban Khansa membuat jantungku berpacu kencang. Sengatan rasa sakit menggerogoti hatiku. Untuk sesaat Aku kesulitan untuk bernapas. Bahkan kata-kata pun susah untuk keluar.

Aku menarik napas dalam-dalam. Berusaha menenangkan hati dan pikiranku untuk tidak berpikir buruk. Khansa tidak akan meninggalkanku.

"Boleh aku tahu alasannya?"

"Aku... Aku kesepian di sini. Aku ingin dekat dengan Ayah Ibu. Aku ingin melahirkan di kotaku..." ternyata keberadaanku tidak begitu berarti. Khansa masih merasa kesepian. Dia tidak membutuhkanku. Yang dia butuhkan hanya keluarganya. Memikirkan hal itu membuatku kembali sakit hati. Tapi aku tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Aku tetap harus membuat Khansa berada di sampingku.

"Aku akan ambil cuti dan mengantarmu ke sana. Hanya tiga hari. Setelah itu kita kembali ke sini."

"Aku bisa pergi sendiri Mas. Kamu tidak perlu mengantarku..."

"Khansa, jangan membantahku!" Memikirkan Khansa ingin segera pergi seorang diri membuatku tak bisa menahan emosi. Tanpa sadar aku membentak wanita itu.

Apa karena ingin meminta hal ini Khansa berusaha melayaniku dengan baik? Berusaha memuaskan hasratku dan mengimbanginya? Untuk merayuku agar mengijinkannya pergi?

Tentu saja jawabannya tidak!! Aku tidak akan pernah membiarkan Khansa pergi lagi! Aku tidak akan pernah melepas apa yang sudah menjadi milikku. Apalagi bila itu seorang Khansa. Wanita berharga pemilik hidupku.

Jangan pernah bermimpi untuk pergi dariku, Khansa!! Karena aku tidak akan pernah melepasmu!!

***

Happy Reading 😊

NB : Untuk sementara updatenya 2 hari sekali ya. Masih berusaha membagi waktu dengan kerjaan yang lain. Semoga masih sabar menunggu 🙏

1
Rima
bagus ceritanya
Siti Rohaniah
keren
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
ceritanya bagus banget❤️
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
part yang paling ku suka, sudah baca berkali kali tapi tetap aja candu🥰🤣🤣🤣🤣
Siti solikah
keren
Siti solikah
sedang enak enaknya ada yang ganggu
Siti solikah
semoga keduanya selalu bahagia
Siti solikah
aku suka novelnya sangat bagus,udah baca berkali kali tetap suka
Shee
astaghfirullah masih ja beneran pake 10 cincin ya Allah, dari yang baca terharu akhir bab ngakak😂😂😂😂😂
Shee
udah ke dua kali baca novel ini, setiap baca adegan ini q ketawa ngakak setiap jawaban alex tangan khansa polos mau di isi dengn 10 cincin. itu alex mau ngelamar apa mau jualan cincin😂😂😂😂
BukanOrang
akhirnya rasa penasaran ku terjawab,telur gulung.wkwk😭🤣
Wiwin Dc
itulah gunanya kata KOMUNIKASI, Lex. Pen ku toyor palamu.

anw, aku dari 2025 yah. kangen Alkha.
Dede Inda
ampun " gregettt
Renova Simanjuntak
jd,,khansa. g jdi punya anak 4??🤭nih
Renova Simanjuntak
yaaa,,elahhh..nge gantungggg lagiii🤔🤦‍♀
Nayy
10 jari di isi cincin semua thor wes koyo' rentenir 🤣🤣🤣
Zhynta Kurnia
novel nya bgus di baca berulang kali ga bosan bahkan membekas di otak..
tapi ada yg lucu..
pov nya tukang telur gulungg/Facepalm//Facepalm/..
ada² aja yg nulis novel ini..
ampe nasib telor gulung pun di tulis.
Niswa
aku meleleh bang🫠
Niswa
untuk kesekian kalinya baca lagi. Back again yuhuuu
Erni Marselina
Berkalikali mengulang membaca karyamu ini tor,tp ketika nyampe disini Pasti NGAKAK🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!