elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: Perpustakaan dan Analisis Kekacauan
Setelah sarapan yang canggung dan interogasi mental yang memalukan, Elara memutuskan bahwa ia tidak bisa hanya menunggu arahan Sistem. Ia harus mengambil tindakan. Jika Rayden bisa mendengar setiap pikiran, maka ia harus menggunakan kekacauan itu sebagai pengalih perhatian.
[Misi Utama: 6%. Status: Stabil. Tugas: Cari informasi tentang keberadaan "Sistem Eros" di dunia ini.]
"Baiklah, Perpustakaan. Setiap kastil besar pasti punya perpustakaan besar yang menyimpan rahasia. Aku harus mencari buku kuno, manuskrip yang menyebutkan entitas manipulatif atau gangguan realitas. Aku akan meminta Tia mengantarku ke sana. Jangan pikirkan betapa indahnya lukisan-lukisan ini, jangan pikirkan betapa menyebalkannya Rayden. Perpustakaan. Fokus."
Elara memanggil Tia dan mengajukan permintaannya dengan senyum yang dipaksakan. Tia, yang masih terlihat gugup sejak insiden keju, segera mengantar Elara melintasi labirin koridor kastil.
Mereka tiba di Perpustakaan Kerajaan—sebuah ruangan besar dengan langit-langit berkubah dan rak-rak kayu gelap yang menjulang tinggi, penuh dengan gulungan perkamen dan buku-buku tebal. Aroma kertas tua, kulit, dan sedikit dupa herbal menyeruak, menciptakan suasana yang tenang.
"Anda bisa mencari buku apa pun yang Anda inginkan, Lady Kaelin. Saya akan menunggu di meja depan," ujar Tia dengan suara yang hampir berbisik.
Elara mengangguk, lalu bergegas ke bagian yang ia prediksi berisi sejarah kuno dan sihir terlarang.
"Baiklah, pencarian dimulai. Cari kata kunci: 'Void,' 'Entitas Pemrogram,' 'Gangguan Alur,' atau mungkin 'Cinta yang Dipaksa.' Cih, kata kunci terakhir terdengar seperti judul novel murahan."
Elara menarik keluar sebuah buku tebal berwarna hijau tua dengan judul dalam bahasa yang tidak ia kenali, tetapi ada simbol aneh yang menyerupai antarmuka digital. Tepat ketika ia hendak membukanya, sebuah suara menginterupsinya.
"Saya sarankan Anda membaca buku yang di sebelah kanan Anda, Elara."
Rayden. Berdiri di antara dua rak buku, Rayden muncul seperti hantu. Ia mengenakan jubah biru tua, yang membuat matanya semakin menonjol. Ia tidak membawa buku apa pun, hanya berdiri, mengawasinya.
Elara mendongak, matanya menyipit. "Bukankah Anda ada pertemuan istana, Yang Mulia? Apakah Anda berteleportasi?"
"Saya telah mendelegasikannya. Dan ya, saya mendengar seluruh rencana 'pencarian rahasia' Anda. Dan saya setuju, 'Cinta yang Dipaksa' terdengar seperti judul novel murahan," balas Rayden, berjalan santai menuju Elara. "Buku yang Anda pegang itu berisi tata cara perburuan naga kuno. Tidak ada hubungannya dengan 'Sistem' yang Anda cari."
Rayden mengambil buku yang ditunjuk Elara, yang berjudul: 'The Chronology of Astral Entities' dari rak di sebelahnya, lalu menyerahkannya kepada Elara.
"Buku ini membahas kemungkinan adanya pengaruh entitas luar pada siklus takdir dunia," jelas Rayden. "Itu yang Anda cari. Saya mendengarnya saat Anda memikirkannya."
Elara merasa tak berdaya. Dia bahkan tidak bisa mencari informasi tanpa bantuan, atau lebih tepatnya, pengawasan mental Rayden.
"Dia tahu apa yang aku cari! Dan dia membantuku? Kenapa? Apakah dia benar-benar percaya cerita gila ini, atau dia hanya menganggapku sebagai sumber hiburan paling menarik di kerajaannya?"
"Mengapa Anda membantu saya?" tanya Elara lisan, nada curiga yang tak dapat disembunyikan.
Rayden bersandar pada rak buku, sedikit merunduk agar setinggi Elara. "Karena, Elara, jika Anda benar-benar bisa lenyap jika gagal, saya lebih suka mengawasi Anda saat Anda berusaha berhasil. Selain itu, saya tertarik pada cerita yang Anda bawa. Saya ingin tahu apa ini 'Sistem' yang begitu berani memanipulasi takdir Pangeran Mahkota."
[Poin Cinta: +3%. Total: 9%. PUP menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. Tetap terbuka dan jujur.]
Elara membuka buku yang disarankan Rayden, isinya dipenuhi diagram dan teks yang rumit. "Baiklah. Saya akan membacanya. Tapi saya ingin perjanjian. Saat saya membaca, saya akan memikirkan hal-hal netral. Anda tidak boleh mengomentari pikiran saya kecuali itu benar-benar mengancam kehidupan Anda."
Rayden terkekeh. "Deal. Tapi saya tidak berjanji saya tidak akan mendengarkan. Anda bisa mencoba memikirkan 'nasi putih' sebanyak yang Anda mau, tetapi saya harus mengakui, mendengarkan Anda memaki dalam hati jauh lebih informatif."
Elara mengabaikan godaan Rayden dan mulai memindai buku itu dengan cepat. Dia membaca tentang 'Entitas Astral' yang mencoba memelihara keseimbangan kosmik dengan memaksakan alur cerita 'ideal' pada dunia yang tidak stabil. Semakin Elara membaca, semakin ia yakin bahwa 'Sistem Eros' adalah salah satu entitas ini.
Saat Elara membaca, ia sesekali memikirkan intrik: "Jadi, sistem ini adalah robot yang menjaga kebahagiaan palsu? Ini benar-benar fiksi ilmiah yang dicampur dengan fantasi. Aku harus mencari kelemahan di sini. Setiap sistem pasti memiliki firewall atau bug utama."
Rayden, yang berdiri diam, tiba-tiba memecah keheningan yang lama. "Saya tidak yakin apa itu firewall, tetapi saya ragu Anda akan menemukan 'kelemahan' di situ. Namun, saya curiga, bug yang membuat saya mendengar Anda adalah kelemahan itu sendiri."
Elara menutup buku itu dengan bunyi thud pelan. Dia menatap Rayden, matanya memancarkan kesadaran. "Anda benar. Bug itu adalah satu-satunya hal yang membuat saya berbeda dari 'Lady Kaelin' yang seharusnya. Dan itu satu-satunya hal yang membuat Anda percaya pada saya."
Rayden membalas tatapannya, kini dengan intensitas yang Elara belum pernah lihat. "Pikiran Anda telah memaparkan jiwa Anda sepenuhnya kepada saya, Elara. Tidak ada lagi kepalsuan di antara kita, meskipun Anda terus berusaha menciptakannya." Ia tersenyum, kali ini bukan senyum mengejek, melainkan senyum kemenangan. "Dan saya akui, 'jiwa' Anda jauh lebih menarik daripada alur cerita ideal yang ingin dipaksakan oleh 'Sistem' Anda."
[Poin Cinta: +5%. Total: 14%. Reaksi Emosional Kuat. PUP menunjukkan penghargaan terhadap 'kejujuran' Anda.]
Elara tahu di saat itu, misinya telah sepenuhnya berbelok. Dia tidak lagi berusaha menjalankan rencana Sistem; dia sekarang bersekutu dengan targetnya untuk melawan Sistem, dan semuanya dimulai dari satu bug yang membuka hati Rayden.