"Aku bukan siapa-siapa, aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan kebebasan, tapi...
Ketika keluarga dan orang-orang yang aku sayangi di sakiti, maka aku akan menjelma menjadi dewa kematian!"
"Kau berani menghina ku? Mungkin aku akan diam....
Tapi jika kau berani menghina keluargaku, maka kau akan berakhir di lautan darah!"
Season 1 =
Night King: My Life Journey
Season 2 =
Night King: The God Of Death
Jangan lupa dukungannya ya...
IG= @zhie_n15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-30. Keputusan Lin Feng
Di dalam kamar Huise.
"Selamat pagi, tuan" ucap Huise dan yang lainnya serempak, sambil memberikan hormat pada Lin Feng.
"Heilong, bagaimana dengan misi mu?" tanya Lin Feng.
"Meski sempat bertarung dengan mereka, tapi pada akhirnya aku berhasil mengusir mereka tuan" jawab Heilong.
"Baguslah, apa ada yang kau bunuh?" tanya Lin Feng.
"Sayangnya tidak tuan, karena aku tidak ingin menimbulkan masalah yang lebih besar untuk tuan" jawab Heilong.
"Kau sudah melakukannya dengan baik, tapi hasilnya belum memuaskan" ucap Lin Feng.
"Tu-tuan, a-apa aku melakukan kesalahan?" tanya Heilong.
"Huise dan yang lainnya akan menjelaskan apa kesalahanmu" jawab Lin Feng kemudian kembali ke kamarnya.
Setelah Lin Feng pergi, Huise langsung menjelaskan bahwa Lin Feng tidak pernah suka jika ada yang mengganggunya, meskipun hanya sekedar perkataan, tapi akibat yang akan mereka dapatkan jika berani mengganggu Lin Feng adalah kematian, atau setidaknya hidup dengan menjadi orang cacat.
Huise juga mengatakan bahwa Heilong tidak sepenuhnya salah, tapi yang salah adalah keputusannya, yang telah melepaskan musuhnya hanya dengan sedikit ancaman. Jika yang mengganggu mereka bukan kultivator, mungkin ancaman akan langsung membuat mereka gentar, tapi jika mengancam seorang kultivator, maka dia akan datang lagi dengan membawa ancaman yang lebih besar.
Jadi, untuk membuat seorang kultivator merasa gentar, setidaknya harus memberikan ancaman serta contoh akibat dari perbuatan mereka, misalnya seperti membunuh salah satu dari mereka, ataupun membuat mereka cacat dengan cara menghancurkan kultivasinya. Tapi bagi Lin Feng, menghancurkan kultivasi bukanlah hukuman ataupun ancaman, karena baginya, hukuman yang sesungguhnya adalah kematian yang mengenaskan.
"Untuk saat ini, tidak banyak yang bisa aku katakan, tapi kau akan mengerti saat melihat tuan berhadapan dengan musuh-musuhnya" ucap Huise mengakhiri penjelasannya.
"Tapi aku melepaskan dia karena dia adalah anak dewa bumi, jadi kau pikir akan timbul masalah jika aku membunuhnya" sahut Heilong.
"Tuan tidak memintamu untuk membunuh anak dewa bumi, ia hanya memintamu untuk mencegat mereka, masalahnya adalah, kau masih belum mengerti apa yang sebenarnya diinginkan oleh tuan" ucap Lang Diyu.
"Sekarang dengarkan aku, tuan itu tidak suka banyak bicara, jadi kita sebagai bawahannya harus mengerti apa yang dia inginkan!" Yin Ouyang menambahkan.
"Baiklah, setelah ini aku tidak akan melakukan kesalahan lagi" ujar Heilong.
Di sisi lain.
Setelah meninggalkan kamar Huise, Lin Feng langsung kembali ke kamarnya, namun setelah masuk ke kamarnya, Lin Feng justru dikejutkan oleh Luo Ning yang baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya ditutupi oleh handuk. Sama halnya dengan Lin Feng yang terkejut, Luo Ning juga merasakan hal yang sama, ia bahkan tidak menyangka kalau Lin Feng akan masuk begitu saja ke dalam kamar.
"Ma-maaf!" ujar Lin Feng kemudian berbalik dan menghadap ke pintu.
"Lain kali, kalau masuk ke kamar harus ketuk pintu!"
"Ma-maaf, aku lupa kalau kau ada di sini" jawab Lin Feng.
Luo Ning menghela napas panjang ketika mendengar perkataan Lin Feng. "Ya sudah, diam di situ sampai aku selesai!" ucap Luo Ning, lalu mengenakkan pakaiannya.
Setelah Luo Ning selesai mengenakkan pakaiannya, Lin Feng kemudian mengajak Luo Ning dan para bawahannya untuk pergi ke lantai bawah, agar mereka bisa makan bersama, selain itu, mereka juga harus mencari informasi tentang hal yang membuat para kultivator tertarik untuk datang ke daratan suci bagian Utara ini, namun ketika mereka tiba di lantai dasar yang merupakan tempat makan, semua meja malah sudah terisi penuh, jadi mereka memutuskan untuk mencari restoran.
Sementara itu, di istana kerajaan dewa bumi.
Suasana istana yang biasanya tenang tiba-tiba saja menjadi gaduh, karena dewa bumi benar-benar marah setelah mendengar cerita Qiu Han anaknya, amarahnya bahkan semakin memuncak ketika mengetahui bahwa tangan kanannya sedang terluka.
"Siapa yang melakukannya? Dan kenapa kau baru menceritakannya sekarang?!" tanya dewa bumi, ia benar-benar kesal karena Qiu Han tidak langsung melapor padanya.
"Maaf ayah, tapi aku tidak tahu siapa mereka, karena mereka semua menggunakan topeng. Dan alasan kenapa aku tidak menceritakannya pada ayah tadi malam, karena ayah sedang sibuk" jawab Qiu Han.
"Cihh! Kau benar-benar tidak berguna, masalah seperti ini saja tidak bisa kau selesaikan!" ujar dewa bumi.
"Tunggu apa lagi, bawa para prajurit dan temukan mereka!" lanjutnya.
"Baik, ayah" jawab Qiu Han, kemudian ia pergi ke kota bersama dengan para prajurit untuk mencari Lin Feng dan yang lainnya.
Setelah mendapatkan perintah dari ayahnya, Qiu Han langsung membawa pasukan ke kota kerajaan dan tidak tanggung-tanggung, ia bahkan membawa lebih dari seratus prajurit bersamanya, yang mana setengah dari pasukan itu adalah prajurit terbaik yang dimiliki oleh kerajan dewa bumi. Sedangkan yang sisanya hanyalah prajurit biasa, dengan tingkat kultivasi yang masih rendah.
Kabar tentang Qiu Han yang membawa pasukan ke kota tersebar dengan sangat cepat, bahkan hampir seluruh penduduk kota kerajaan sudah mengetahuinya, berita tersebut tentunya juga telah terdengar sampai ke telinga Lin Feng yang sedang makan di sebuah restoran bersama dengan yang lainnya, namun mereka masih terlihat santai dan tenang sambil menikmati makanannya.
"Sepertinya masalah ini masih berlanjut" ucap Lin Feng.
Heilong yang merasa bersalah kemudian berdiri dari tempat duduknya. "Tuan, izinkan aku menyelesaikan masalah ini, karena hal ini bisa terjadi akibat kelalaian ku" ucap Heilong.
"Sudahlah, kau tenang saja dan habiskan makananmu" ujar Lin Feng.
"Huise, setelah selesai makan nanti, aku ingin kalian berempat menyebar ke seluruh bagian Utara ini, cari informasi mengenai sesuatu yang menarik perhatian para kultivator untuk datang ke sini" ucap Lin Feng.
"Lalu bagaimana dengan tuan dan nona?" tanya Huise.
"Sama halnya dengan kalian, kami juga akan melakukan perjalanan untuk menemukan informasi tersebut, selain itu kami juga akan terus meningkatkan kekuatan kami" jawab Lin Feng.
Setelah itu, Lin Feng menjelaskan bahwa ia memang sengaja mengambil keputusan seperti ini, agar ia tidak selalu bergantung kepada para bawahannya saja. Selain itu, Lin Feng juga ingin meningkatkan kekuatannya dan menjelajahi daratan suci ini bersama Luo Ning, tapi bukan berarti dia tidak membutuhkan para bawahannya, hanya saja akan lebih baik kalau mereka melakukan perjalanan sendiri-sendiri.
"Jika kalian menemukan informasi mengenai hal itu, maka kalian harus segera menghubungiku, agar aku bisa memberikan tugas selanjutnya kepada kalian berempat" ucap Lin Feng.
"Baik, tuan!" jawab ke-empat bawahannya serempak.
Tidak lama kemudian, Qiu Han serta beberapa prajurit masuk ke restoran tersebut dan langsung memeriksa para pengunjung, namun pandangan Qiu Han langsung tertuju pada gadis cantik yang duduk bersama lima orang pria, ia tidak mencurigai gadis ataupun kelima pria tersebut, tapi ia justru tertarik untuk mengenal siapa gadis itu.
"Halo nona, apa aku bisa bergabung di sini?" tanya Qiu Han.
"Maaf, tapi tempat duduknya sudah penuh" jawab Luo Ning.
"Kalau begitu, kenapa kau tidak meminta salah satu bawahan mu untuk pindah" ucap Qiu Han.
"Siapa yang kau sebut bawahan?" tanya Luo Ning.
"Apa aku salah? Atau jangan-jangan mereka adalah saudaramu? Kalau memang iya, aku benar-benar minta maaf kepada saudara semua" jawab Qiu Han, ia mencoba bersikap ramah agar menarik perhatian Luo Ning.
"Kau salah, mereka suamiku" ujar Luo Ning.
Lin Feng dan keempat bawahannya benar-benar kaget mendengar perkataan Luo Ning, mereka bahkan langsung menatapnya dengan tatapan aneh, tidak hanya mereka saja yang kaget, Qiu Han yang juga mendengar hal itu juga sama kagetnya dengan mereka, namun ia tidak bisa percaya dengan perkataan Luo Ning barusan.
"Hahaha! Sepertinya kau suka bercanda nona, tapi tidak masalah, karena aku sangat menyukainya" ucap Qiu Han, kemudian mengangkat tangannya untuk memegang bahu Luo Ning.
Namun saat tangannya tiba-tiba saja tertahan saat hampir menyentuh Luo Ning, Qiu Han sangat kaget, ia kemudian melihat siapa yang berani menghentikannya dan dia adalah Lin Feng. "Hei, singkirkan tanganmu!" ujar Qiu Han.
"Justru kau yang harus menyingkirkan tanganmu, karena aku tidak suka bila ada yang berani menyentuh kekasihku!" jawab Lin Feng, lalu mematahkan tangan Qiu Han.
"Arrkhhhhh!" Qiu Han berteriak kencang karena sakit pada tangannya yang dipatahkan oleh Lin Feng.