Yasmine (26 tahun) Menikah dengan Evander Christophe (32 tahun) selama dua tahun.
Namun Yasmine tidak pernah diterima di keluarga Christophe karena latar belakangnya yang hanya merupakan anak yatim piatu.
Suatu ketika, sebuah insiden membuat Yasmine kehilangan calon anak pertamanya. Ia disalahkan, bahkan dianggap penyebab kematian calon anaknya sendiri.
Namun siapa sangka, usai ia memutuskan bercerai. Yasmine rupanya masih memiliki keluarga. Dia merupakan putri seorang konglomerat yang terkemuka dikota.
Dia tidak butuh lagi cinta dan Evander yang telah mencampakkannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5.
Besok siangnya, Yasmine masih dirawat dirumah sakit karena kondisinya yang belum pulih.
Tok tok tok
Yasmine menoleh kearah pintu. "Masuk!"
Seorang pria masuk kedalam ruang rawatnya. Pria itu adalah Henry, Asisten pribadi Evander Christophe.
"Selamat siang, Nona Yasmine! Bagaimana kondisimu?" Tanya Henry berbasa-basi.
"Cukup baik!" Jawab Yasmine.
"Saya kesini mau mengantarkan berkas perceraian anda dengan Tuan Evand! Silahkan anda tanda tangani!"
Henry memberikan berkas perceraian Yasmine dan juga Evand yang dibawa, beserta pulpen.
Yasmine menerimanya kemudian membacanya sebentar. Ia mengerutkan keningnya usai membaca satu lampiran lagi.
Ia mengambil pulpen, lalu membubuhkan tanda tangannya disurat cerai. Namun disurat yang lain, ia justru merobeknya.
"Nona Yasmine!" Henry protes.
"Aku sudah berkata pada Evand, aku tidak membutuhkan sepeserpun uangnya meskipun aku tinggal dijalanan sekalipun! Aku menolak kompensasi dan kasihan darinya!"
Perusahaan grup Christophe.
Evand hanya diam menahan kesal ketika Henry datang setelah dari rumah sakit, tempat dimana Yasmine dirawat.
Henry memberikan kabar bahwa Yasmine sudah menandatangani berkas perceraian. Evand fikir, Yasmine akan protes karena ia hanya memberikan 2 juta dollar sebagai kompensasi selama menjadi istrinya.
Tapi ternyata, Yasmine justru menolak bahkan tanpa berfikir panjang. Evand berharap perceraiannya dengan Yasmine bisa diulur.
"Kapan wanita itu keluar dari rumah sakit?"
"Dokter yang menanganinya berkata, Nona Yasmine bisa pulang dalam waktu tiga hari kedepan!" Jawab Henry.
Evand menganggukkan kepala.
.....
Pagi harinya, Yasmine sudah ingin pulang. Wanita yang terlihat masih lemah itu tidak tahan terus berada di ranjang rumah sakit.
Yasmine membereskan barang-barangnya yang ada dirumah sakit, lalu mengganti baju pasien dengan pakaiannya sendiri.
Tidak ada siapapun yang menjemputnya. Ia tidak memiliki keluarga, dua puluh tahun yang lalu ia diadopsi oleh pasangan suami istri yang hidup sederhana.
Sepuluh tahun yang lalu orang tua angkatnya kecelakaan dan meninggal. Yasmine kembali hidup seorang diri, ia kembali ke panti asuhan sampai usianya delapan belas tahun. Kemudian hidup mandiri lagi dan bekerja sampai lulus kuliah.
Ceklek!
Perawat masuk kedalam ruangan untuk mengecek kondisi Yasmine. Namun perawat terkejut melihat Yasmine sudah melepaskan selang infus, bahkan sudah berganti pakaian.
"Nona Yasmine, kamu mau kemana?" Tanya Perawat dengan bingung. Pasalnya, kondisi Yasmine belum pulih.
"Aku mau pulang!"
"Nona Yasmine, dokter belum mengizinkan. Kondisi anda masih belum stabil! Mari saya bantu!"
Yasmine menggelengkan kepalanya. "Suster, aku sudah lebih baik. Aku yang merasakan bagaimana kondisi fisikku. Aku merasa sudah baikan!"
Perawat sungguh bingung harus bagaimana. Akhirnya ia memanggil dokter dan menyuruh Yasmine menunggu.
Yasmine harus menandatangani surat pencabutan dari rumah sakit. Namun yang menjadi masalah utamanya, ternyata biaya administrasi rumah sakit selama ia dirawat belum dibayar.
"Nona Yasmine, ini tagihan rumah sakitnya!" Perawat dengan ragu memberikan tagihan rumah sakit Yasmine.
"Apa suamiku belum membayarnya?" Tanya Yasmine.
"Belum, Nona! Sebelum anda pergi, biaya rumah sakitnya harus dilunasi!"
Yasmine baru ingat kalau ia dan Evand sudah bercerai. Evand bukan lagi suaminya.
"Henry mengatakan akan membayar biaya rumah sakitnya. Tapi kenapa belum dibayar?"
Yasmine berfikir, mungkin saja karena ia menolak kompensasi yang Evand berikan, mereka membatalkan untuk membayar administrasi rumah sakitnya.
Wanita itu meraih tasnya, lalu mengeluarkan dompet. Ia mengambil debit card menyerahkannya pada suster.
"Tolong bayarkan pakai ini!" Ucap Yasmine.
Perawat mengangguk, kemudian pergi sebentar untuk mengurus administrasinya Yasmine.
Namun tidak lama, perawat tadi datang kembali.
"Nona Yasmine, maaf. Tapi apakah ada kartu lain? Kartumu tidak bisa digunakan!"
Yasmine tersentak kaget. Ia mengerutkan keningnya. Ia memiliki dua kartu, namun yang satu tidak ada isinya dan satu lagi pemberian Evand.
Yasmine menelpon pihak bank. 'Mohon maaf, Nona Yasmine. Tuan Christophe menyuruh kami untuk memblokir kartumu!'
Yasmine mematikan ponselnya. Ia sungguh lupa kalau Evand yang berkuasa. Setelah bercerai, tentu Evand akan memutuskan apapun yang bersangkutan dengannya.
Yasmine melihat uang cash didalam dompetnya, namun jumlahnya masih kurang dari seluruh biaya rumah sakit selama tiga hari.
Biaya operasi yang mencapai puluhan juta, dan juga biaya rawat inapnya, apalagi ia berada diruang VVIP.
"Suster, sekarang aku hanya memegang uang lima juta. Apa aku bisa mencicilnya?" Tanya Yasmine bernegosiasi.
"Maaf nona Yasmine, tidak bisa! Biaya rumah sakit tidak bisa dicicil!" Jawab Perawat mulai ketus.
Perawat yang awalnya menghormati Yasmine, kini berubah sedikit menjengkelkan. Bahkan memandang Yasmine dengan kesal.
"Tapi aku belum memegang uangnya. Bagaimana kalau ditambah ponselku?" Yasmine menatap cincin nikahnya. "Ini berlian asli!" Yasmine melepaskan cincin nikahnya, namun ternyata cincin itu begitu sulit dilepaskan.
"Maaf nona Yasmine, tetap tidak bisa! Kalau anda tidak memiliki cukup uang, seharusnya jangan menepati ruangan VVIP untuk kalangan atas! Pesan saja kelas biasa! Anda menyusahkan banyak orang!"
Yasmine tidak menyangka kalau perawat yang awalnya begitu menghormatinya dan bersikap sopan, bisa berubah sombong seperti itu.
Hanya karena awalnya ia merupakan menantu keluarga Christophe, dan sekarang ia berubah tidak bisa membayar biaya rumah sakit, ia dihina dan dicaci.
.....
Alexander Kaylor berjalan dengan langkah cepat ketika tiba di sebuah rumah sakit besar dikota.
Pria berusia 54 tahun nampak tergesa, dengan banyaknya pengawal yang berjalan dibelakang, serta asisten pribadi disampingnya.
"Tuan, Nona muda dirawat di ruangan VVIP lantai lima!" Ucap Asisten pribadinya.
"Cepat, aku tidak sabar untuk bertemu putri kandungku!" Jawab Alex.
Mereka akhirnya tiba-tiba didepan sebuah ruang rawat VVIP yang diyakini adalah ruang rawat putri dari pria tersebut.
Alex membuka pintu. "Siapa yang menyusahkan banyak orang?"
Orang-orang didalam ruangan terkejut mendengar suara berat dan tegas itu.