NovelToon NovelToon
Identitas Suami Miskin

Identitas Suami Miskin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Kaya Raya
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Halu

Anesha dan Anisha adalah kakak beradik yang terpaut usia tiga tahun. Hidup bersama dan tumbuh bersama dalam keluarga yang sama. Namun mereka berdua dibesarkan dengan kasih sayang yang berbeda. Sebagai kakak, Nesha harus bekerja keras untuk membahagiakan keluarganya. Sedangkan Nisha hidup dalam kemanjaan.

Suatu hari saat mereka sekeluarga mendapat undangan di sebuah gedung, terjadi kesalah pahaman antara Nesha dengan seorang pria yang tak dikenalnya. Hal itu membuat perubahan besar dalam kehidupan Nesha.

Bagaimanakah kehidupan Nesha selanjutnya? Akankah dia bahagia dengan perubahan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Pertama

"Mas ini betulan dollar asli?" Tanya Nisha sambil membolak-balik kertas di tangannya.

"Mana ku tahu. Aku juga baru tahu ini. Coba kamu cek google aja", Fandi pun ikut menyimak kertas tersebut.

Menuruti ide Fandi, Nisha mengetik di kolom pencarian google "Ciri dollar asli dan palsu". Segera ia temukan banyak referensi dan gambar contoh. Lalu dibacanya seraya mencermati uang itu sesuai dengan arahan google.

"Kayaknya asli ini, Mas", Nisha kegirangan. "Berapa ya nilai per-dolar-nya?" Kemudian ia mengetik kembali di pencarian. Tertera nominal Rp. 16.500 per dollar. Lalu ia menghitung jumlah dua lembar kertas itu jika menjadi rupiah. Setelah tahu hasilnya, Nisha semakin girang.

"Tapi darimana si jangkung itu punya uang dollar?" Fandi pun mulai bertanya-tanya. Membuat Nisha yang sedang kegirangan, terhenti sejenak.

"Iya, ya, Mas. Darimana dia punya uang ini?" Kini Nisha pun ikut berpikir dan menebak-nebak.

"Jangan-jangan dia nyolong?" celetuk Fandi. Membuat Nisha pun ikut berpikir demikian. Nggak mungkin seorang tukang ojol bisa punya uang dollar.

"Ah nggak peduli aku, Mas. Yang penting besok aku mau tuker uang ini ke tempat penukaran uang asing. Aku mau beli skincare kayak punya Nesha tapi yang ori. Punya Nesha kan palsuf", cerocos Nisha sambil memasukkan uang itu ke dalam dompetnya.

Sementara itu dikamar Nesha, Garvi dicecar dengan berbagai pertanyaan tentang asal uang dollar tersebut.

"Itu tabunganku, Nes. Kamu jangan khawatir", ucap Garvi dengan enteng.

"Mas punya tabungan uang dollar?"

"Iya. Nilai dollar emang nggak stabil. Tapi kalau kita beli pas lagi murah, lalu kita jual saat harga naik, kita bisa dapat untung". Nesha hanya mengangguk mendengarkan penjelasan Garvi.

"Tapi ya jangan dikasih ke mereka dong, Mas. Itu kan tabungan kamu. Bisa buat berobat mama kamu juga kan, Mas?" gerutu Nesha sembari mendudukkan diri samping Garvi dengan kesal.

"Aku nggak mau kamu dihina. Apalagi keluar dari mulut lelaki kurang ajar itu!" Kini Garvi yang terlihat kesal.

Melihat Garvi yang kini terbawa emosi, membuat Nesha tertawa kecil.

"Kenapa kamu tertawa?"

"Habisnya kamu lucu, Mas. Giliran saya yang kesal nggak boleh. Tapi kamu sendiri malah marah".

"Ya masa aku mau diem aja lihat kamu dihina?" Garvi pura-pura marah dan berbalik badan duduk memunggungi istrinya.

Nesha kembali tertawa ketika melihat Garvi yang mode ngambek. Lalu ia memberanikan diri menyandarkan kepalanya di punggung Garvi.

"Terima kasih sudah membela saya, Mas. Baru kali ini ada orang lain yang membela saya. Bahkan bapak pun akan mengalah jika berdebat dengan ibu." Gumam Nesha dengan suara purau. Tak terasa bulir bening mengalir di pipinya.

Garvi pun membalik badannya menghadap Nesha, lalu mengusap air mata di pipi Nesha dengan lembut. Perasaan haru Nesha semakin membesar mendapat perlakuan sedemikian, sehingga air matanya semakin deras.

"Kenapa bapakmu selalu berada di pihak ibumu?"

"Bapak bilang, perjuangan sebagai ibu sangatlah besar. Jadi beliau ingin menghargai ibu, Mas". Nesha menghapus perlahan air matanya meski mata itu tak bisa berhenti menangis.

"Semoga nanti aku bisa seperti bapakmu, Nes". Garvi membawa Nesha ke dalam pelukannya. Sehingga perasaan haru dan berdebar menyatu dalam hati Nesha.

"Sudah jangan nangis lagi", Garvi mengusap kembali air mata Nesha. Menatap intens wajah istrinya yang memerah karena menangis.

Diusapnya perlahan wajah Nesha mulai dari pipi, lalu beralih ke bibir. Ada debaran halus yang menggerayangi hati mereka. Saling menatap lekat dan terdiam sejenak. Mencoba memahami dan menyelami perasaan masing-masing melalui tatapan.

Keduanya pun saling memejamkan mata dan mengikis jarak diantara mereka. Kedua bibir bersatu lembut dengan kecupan ringan. Menciptakan desiran halus yang menerbangkan kupu-kupu diperut masing-masing.

Saat netra mereka kembali bertemu, seperti mengisyaratkan lagi sebuah keyakinan dari keduanya. Meyakinkan bahwa mereka bisa saling memiliki. Lalu keduanya mempertemukan bibir mereka kembali, namun kali ini disertai dengan hasrat yang menggebu.

Ciuman lembut perlahan berubah menjadi pagutan. Saling menyela dan menuntut untuk saling mendominasi.

Tak hanya diam, tangan Garvi pun mulai menelusup ke dalam kaos Nesha. Membelai perut datar perempuan yang kini melingkarkan lengan di lehernya. Mengangkat kaos tersebut sedikit demi sedikit hingga menampakkan gundukan sintal yang bersembunyi dari balik tempurung bra.

Garvi membopong tubuh Nesha keatas ranjang. Lalu melepas kaos Nesha dan juga kaos yang menempel ditubuhnya. Membaringkan Nesha dengan perlahan dan terus saling mengadu bibir. Ciuman Garvi pun turun ke leher mulus Nesha, menjilatinya di setiap inci. Membuat jantung Nesha berdebar dan tubuhnya gemetar.

"Aaahh", lenguh Nesha dengan suara halusnya. Tangan Garvi menggerayang punggung Nesha, melepas pengait bra.

Kini gundukan kenyal itu telah terekspose sepenuhnya. Membuat sang pemilik terkejut dan malu. Dengan cepat Nesha berusaha menutupi buah dadanya dengan kedua tangan. Namun Garvi tak kalah cepat menangkap kedua tangan mungil Nesha dan menguncinya di kedua sisi.

"Aku akan melanjutkan jika kamu mengijinkan. Dan akan berhenti jika kamu belum siap", bisik Garvi begitu lirih dan lembut namun penuh gairah.

Nesha menganggukkan kepala. "Saya siap, Mas". Mereka pun larut dalam gairah yang membara. Menuntaskan malam pertama yang tertunda.

Semakin larut, hawa diluar sangat dingin. Namun semakin memanas di dalam kamar. Gairah keduanya memenuhi seluruh ruangan.

Keesokan paginya, Nesha bangun dengan tubuh yang terasa remuk. Ia turun dari tempat tidur dengan sangat pelan karena melihat Garvi yang masih terlelap.

"Sepertinya Mas Garvi kelelahan", batin Nesha seraya berjalan dengan tertatih. Ia masih merasakan ngilu dibagian inti karena baru pertama kali baginya.

"Sakit, ya?" bisik Garvi perlahan dengan suara khas bangun tidurnya.

"I-iya, Mas." Jawab Nesha dengan malu-malu.

"Mau ku bantu?" Garvi mengulurkan lengannya untuk memapah Nesha. Namun dengan cepat ditolak.

"Apa'an sih, Mas. Malu dong nanti dilihat sama orang rumah. Nanti pasti ditanya yang enggak-enggak", cerocos Nesha sambil memanyunkan bibirnya.

"Sepertinya kita harus segera pindah ke kontrakan", bisik Garvi sambil menggoda Nesha dengan menjilat telinganya. Membuat Nesha merinding sekujur tubuh.

"Ih apa sih, Mas. Godain terus!" Nesha memukuli lengan kekar Garvi berkali-kali.

Dengan sedikit menahan rasa sakit, Nesha pergi ke kamar mandi dan bersuci. Setelahnya ia melaksanakan sholat subuh.

Disela dzikirnya, tak henti bulir bening mengalir dari pipinya. Ia sangat terharu dengan perubahan dalam hidupnya. Ia bahagia sekali. Kini ia sudah menjadi seorang istri sepenuhnya dengan melakukan kewajiban dan menerima hak dari suaminya. Begitu juga dengan Garvi. Ia sudah menunaikan semua hak dan kewajibannya. Maka kini sempurnalah pernikahan mereka.

1
Yogya Sasmito
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!