NovelToon NovelToon
Mengapa Harus Aku?

Mengapa Harus Aku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arion Alfattah

Tanggal pernikahan sudah ditentukan, namun naas, Narendra menyaksikan calon istrinya meninggal terbunuh oleh seseorang.

Tepat disampingnya duduk seorang gadis bernama Naqeela, karena merasa gadis itu yang sudah menyebabkan calon istrinya meninggal, Narendra memberikan hukuman yang tidak seharusnya Naqeela terima.

"Jeruji besi tidak akan menjadi tempat hukumanmu, tapi hukuman yang akan kamu terima adalah MENIKAH DENGANKU!" Narendra Alexander.

"Kita akhiri hubungan ini!" Naqeela Aurora

Dengan terpaksa Naqeela harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih demi melindungi keluarganya.

Sayangnya pernikahan mereka tidak bertahan lama, Narendra harus menjadi duda akibat suatu kejadian bahkan sampai mengganti nama depannya.

Kejadian apa yang bisa membuat Narendra mengganti nama? Apa penyebab Narendra menjadi duda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arion Alfattah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 - Rencana

Tempat berbeda.

"Bagaimana, kamu sudah mengikuti mereka?" tanya seorang pria.

"Sudah Bos, kami juga sudah tahu kemana pria itu membawa Naqeela."

"Kerja yang bagus, kalau begitu kalian terus awasi pergerakan mereka, jangan sampai kalian diketahui oleh Narendra."

"Baik Bos."

Pria itu menyeringai. "Narendra, kamu pikir saya tidak akan membiarkan kalian lolos begitu saja? Tentu saja tidak, dilain kesempatan, saya akan membawa Naqeela pergi dari kamu karena dia adalah tambang emas bagi saya." Dan siapa lagi kalau bukan Fadhil, mantan tunangannya Naqeela.

Sejak tahu tempat tinggal Naqeela, Fadhil jadi lebih sering memperhatikan pergerakan mereka. Dia tidak akan membiarkan Naqeela jatuh pada orang lain sesuai permintaannya bos yang sudah memberikan dia banyak uang.

Meskipun dia dan Naqeela sudah menjalin kasih hingga satu tahun lamanya, namun di pertengahan jalan dia mendapatkan musibah yang dimana dirinya kalah berjudi. Sebagai janjinya, dia menaruhkan Naqeela kepada seseorang yang sudah membayarnya lima ratus juta. Maka dari itu, Fadhil berusaha keras membawa Naqeela kembali padanya guna melunasi semua utang yang dia punya. Egois dan jahat bukan? Namun inilah sifat Fadhil yang tidak diketahui oleh Naqeela.

"Fadhil, mana janji mu? Kamu bilang akan membawa Naqeela pergi dari rumah Narendra, tapi apa? Dia malah berkeliaran dirumah pria itu," seru seorang pria. Itu adalah Seto, orang yang menginginkan Naqeela dan juga orang yang sudah memberikan uang pada Fadhil.

"Sabar dulu, Bos. Naqeela sedang dalam target, jangan buru-buru, lambat asal tepat. Toh waktunya tinggal 5 hari lagi, jadi masih ada waktu buat saya melunasi utang saya," kata Fadhil mengingatkan waktu yang Seto berikan. Pria itu memberi waktu 7 hari pada Fadhil, kalau selama 7 hari itu tidak berhasil, maka Seto akan melenyapkan Fadhil dan mengambil barang-barang berharga miliknya.

"Buktikan dong, jangan omong kosong terus, pokoknya saya tidak mau tahu, besok, kamu harus bisa membawa dia. Kalau berhasil saya akan kasih uang lima ratus juta lagi!" ujarnya penuh penekanan.

"Ok, besok saya akan usahakan, tapi Anda harus betul-betul memberikan uang itu." Mendengar kata uang, mata Fadhil berbinar. Siapa sih yang tidak ingin uang, tentu semua orang menginginkan hal itu. Namun banyak yang tidak mau berusaha hanya menginginkannya dengan cara instan.

"Saya tidak pernah bohong, buktikan ucapan mu!"

"Siap Bos." Fadhil tersenyum menyeringai, dia bisa membayangkan uang segitu banyaknya akan dia gunakan untuk apa.

*****

Beda tempat.

Suasana di meja makan terlihat ramai dengan celoteh Naqeela yang terus saja melayani bapaknya.

"Bapak mau ikannya? Qeela ambilkan ya? Sayurnya juga ya, Pak. Pokoknya Bapak harus makan banyak supaya cepat sembuh. Qeela mau lihat Bapak jalan lagi kayak dulu," kata Qeela seraya menuangkan lauk pauk ke piring Mulyana.

"Ya ampun Ra, ini terlalu banyak. Perut bapak tidak akan muat untuk memakan segini banyak."

"Pak, ini sedikit loh, hanya satu piring saja."

"Kamu lihat nak Narendra, Qeela itu bawel, kadang suka bikin bapak pusing," ujar Mulyana pada Narendra.

"Ya, Bapak benar, dia emang sangat bawel. Saya saja suka pusing mendengar ocehan dia yang terus saja ngomel tanpa mau berhenti," balas Narendra mengeluhkan kelakuan Naqeela.

"Ish, kamu jahat banget bilang aku bawel," sahut Naqeela memberengut manyun.

"Tapi ... Meskipun begitu, Naqeela itu berhati baik." Mulyana menatap sendu putrinya. "Maafin bapak ya, belum bisa bahagiakan kamu."

Naqeela menggelengkan kepalanya. "Justru yang seharusnya minta maaf itu Naqeela, maaf belum bisa jadi anak yang membanggakan buat Bapak. Maaf banget sering bikin Bapak susah dan maaf juga suka membuat Bapak kesal." Kedua tangannya menggenggam tangan Mulyana dengan bola mata sudah berkaca-kaca.

"Karena Qeela juga Bapak seperti ini, maaf."

"Jangan menyalahkan diri kamu sayang, ini bukan salah kamu. Semua ini sudah takdir bapak dan bapak ikhlas harus begini yang penting kamu selamat dari pria jahat itu. Bapak hanya minta jaga diri baik-baik selama bapak tidak bisa menjaga kamu." Mulyana menghapus air mata Naqeela dengan lembut dan tulus. Dia sedih mengingat masa itu dan tidak terima anaknya di perlakukan tidak baik oleh temannya sendiri.

"Maka dari itu ijikan Zae menghabisi pria itu, Pak."

"Tidak usah!" seru Narendra melarang.

"Kenapa tidak usah? Dia sudah membuat keluarga kita hancur dan saya tidak terima itu," kata Zae sudah terlihat emosi.

"Kamu melarangnya karena pria itu bapak kamu kan?" kata Naqeela.

"Apa?! Jadi pria itu orangtuanya Narendra?" Baik Mulyana dan Zaenal tercengang. Mereka tidak menyangka Narendra memiliki hubungan. Jika begini mereka sudah salah menyerahkan Inara pada Narendra.

"Kak, lebih baik Kakak pisah saja darinya daripada hidup Kakak jauh lebih menderita. Dari awal Zae sudah tidak suka sama dia, apalagi sekarang kita tahu kalau pria yang sudah membuat Bapak lumpuh adalah bapaknya dia."

"Dia bukan papa saya," jawab Narendra dengan tenang. Dia tidak marah ataupun tersulut emosi, baginya orang itu tidak penting dari keselamatan Inara. "Dia hanyalah pria pilihan mama saya dan saya tidak tahu menahu tentang kisah hidup kalian. Namun jika pria itu memang pria jahat, maka saya sendiri yang akan menghukumnya. Akan tetapi untuk saat ini saya tidak bisa memberikan dia pelajaran sebelum saya mengumpulkan bukti kejahatannya. Maka dari itu saya minta sama Zae jangan turun tangan, biarkan ini menjadi urusan saya. Saya tidak mau kamu masuk penjara karena masa depan kamu masih panjang."

"Saya tidak percaya sama kamu, pasti kamu pura-pura," kata Zae masih tidak mempercayai Narendra.

"Silahkan mau percaya ataupun tidak juga, tapi saat ini saya sedang merencanakan sesuatu untuk mengungkit dalang dibalik pembunuhan calon istri saya. Namun saya juga harus mengambil keputusan ini demi seseorang." Narendra mencoba menjelaskan semua yang dia rencanakan dan yang dia tahu. Mau mereka percaya ataupun tidak terserah mereka.

"Bapak percaya sama kamu, bapak yakin kamu orang baik dan pasti tidak akan menyakiti Naqeela. Bapak hanya minta jaga dia semampu kamu karena bapak sudah tidak bisa apa-apa, bapak cacat dan orang miskin."

"Pak," kata Inara dan Zae bersamaan.

"Tanpa Bapak minta pun saya akan melakukannya." Ada kesungguhan dalam diri Narendra dan Mulyana bisa merasakan itu.

*****

Malam pun tiba.

"Kamu yakin mau pulang? Kenapa tidak mau menginap dulu disini?" kata Naqeela ketika Narendra sudah berada di depan.

"Emangnya kamu mau saya disini?" Bukannya menjawab malah balik nanya.

"Ya enggak juga sih, kalah kamu mau pulang silahkan saja pulang, aku tidak peduli." Naqeela memalingkan wajahnya enggan melihat Narendra karena malu atas pertanyaan bodohnya.

"Ok." Simpel sekali menjawabnya, lalu Narendra masuk dibantu oleh Miko. Mobil dia pun pergi dari sana, barulah Naqeela menoleh memandang mobil itu hingga jauh.

"Tolong jangan tinggalkan aku, aku merasa takut tanpamu," ucapnya begitu lirih dengan wajah sendu. Inilah ungkapan hatinya saat ini.

1
Siti M Akil
Nalendra hilang ingatan atau aqella muka nya berubah
Siti M Akil
🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!