Ini kisah cinta Sinaga, pria beristri yang jatuh cinta pada wanita yang mengandung anaknya. Mereka bukan kekasih, bukan musuh. Mereka hanya orang asing yang terjebak oleh keadaan. Karena satu malam, Moza hamil. Bagaimana Moza menjalani hidupnya? Apa Naga tahu, bahwa wanita asing itu mengandung benih yang tak sengaja ia tanam.
Follow akun Instagram Sept
Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I Trap You
18+ Istri Gelap #30
Oleh Sept
Kamar Moza akhir-akhir ini terasa hangat, ini semua karena pria itu. Naga, sosok pria dalang dari semua ini. Merubah hari-hari sepi Moza jadi lebih menantang dan penuh kejutan.
Sekarang, pria dengan memar di wajahnya itu sudah terlelap. Setelah melakukan olah raga malam dengan Moza, Naga yang sedang dirundung banyak masalah, tertidur pulas di sisi Moza.
Tangan Moza mengusap wajah itu, mengapa jadi begini? Apa ia melakukan pilihan yang salah dengan menikahi Naga. Perasaan Moza pun berkecamuk. Bila bisa, ia tidak mau membuat Naga kesukaan.
Pagi hari.
Saat matahari sudah muncul, namun tertutup mendung. Naga baru bangun, ia tersenyum ketika melihat Sendy sudah duduk di sebelahnya.
Anak itu bermain-main pada rambut papanya, memakaikan pita dan jepit rambut pada Naga.
Gemas, Naga mengelitiki anak perempuannya itu. Mereka berdua bercanda dan tertawa bersama.
"Jangan Pa!" Sendy kesusahan melempar bantal pada papanya. Keduanya perang bantal dan seprai pun jadi sangat berantakan.
Naga tertawa lepas, masalah dalam hidupnya seolah hilang. Ia lupa untuk sesaat.
"Sendy, jangan ganggu Papa!" Moza masuk membawa teh herbal yang baru ia buat untuk Naga.
"Tidak, biarkan saja!"
Naga melepas semua jepit rambut yang menempel pada rambutnya. Karena ada yang terlilit rambut, pria tersebut meminta Moza membantunya. Sakit bila ditarik dengan paksa.
Setelah terlepas semua, Moza merapikan rambut suaminya dengan menyisir pakai tangan. "Sudah ... tampan, very handsome!" batin Moza sembari menatap pria tampan itu, meski memar tetap terlihat tampan.
Karena hari ini banyak yang harus dibereskan oleh Naga, pria itu pun bersiap-siap. Ia akan menemui beberapa investor. Mungkin ada yang berdiri di pihaknya. Setelah sarapan, Naga pun meninggalkan rumah di mana Moza dan Sendy tinggal.
Di dalam mobil, Naga sedang bicara di telpon. Pria itu sedang mencoba meyakinkan beberapa investor yang selama ini bekerja sama dengannya bertahun-tahun. Ada sebagian yang bergeming, ada pula yang memberikan kesempatan pada Naga.
Orang-orang yang berpaling dari Naga rupanya sudah mendapat ancaman dari Tuan Surya sebelumnya. Ayah Sierra tersebut langsung pasang badan ketika menantunya ketahuan menduakan Sierra. Ia tak terima Naga menginjak harga diri keluarga mereka. Tuan Surya tak akan melepas Naga begitu saja.
Sekarang Naga sedang membujuk seseorang lagi, calon investor baru sekaligus teman lamanya. Besar harapan Naga semua berjalan dengan lancar.
Di sebuah cafe di pingir kota, Naga sedang menunggu kawan lamanya itu. Beberapa kali ia melirik jam di tangannya. Sudah hampir setengah jam, pria yang dinanti tak kunjung datang.
Ketika ingin menghubungi temannya tersebut, dari jauh matanya melihat sosok pria dengan balutan jas rapi berjalan ke arahnya.
Naga pun melambaikan tangan, memanggil temannya itu.
"Apa kabar?"
Naga mengulurkan tangan, ia berjabat tangan dengan Mateo. Teman masa SMA dulu semasa pertukaran pelajar di Australia.
"Lama tidak berjumpa, kabarku baik ... bagaimana Sierra?" tanya Mateo.
Terakhir mereka bertemu adalah saat resepsi pernikahan Naga dan Sierra. Mateo merupakan teman baik sekaligus pernah berkerja sama dengan Naga.
Akan tetapi hanya setahun, kerja sama mereka tidak diteruskan. Sebab Mateo memutuskan pergi ke Australia lagi. Ia menikah di sana dengan gadis bule.
"Sierra baik," Naga nampak tak nyaman. "Bagaimana dengan istrimu?" tambah Naga.
Mateo hanya tersenyum tipis, "Kami sudah bercerai tiga tahun lalu."
"Tiga tahun lalu lalu? Pernikahan kalian tak lebih dari satu tahun?"
"Terlalu banyak ketidakcocokan, untuk apa dipertahankan. Hanya saling menyakiti!" ujar Mateo sok bijak.
Padahal ia digugat cerai oleh istrinya karena ketahuan ada main sama sekretarisnya. Malu kalau Naga tahu alasan ia cerai, pria itu pun berbohong pada Naga.
"Oh."
"Sudah, mari bicarakan bisnis. Urusan wanita tinggalkan saja. Bikin sakit kepala."
Mateo menyambar berkas di depan Naga, ia melihat sekilas. Kemudian mengembalikan berkas itu ke tempat semula.
"Oke! Mari kerja sama!" Mateo kembali mengulurkan tangan.
"Hey! Bahkan belum kau baca seluruhnya!" Naga mendelik, temannya itu terlalu ceroboh.
"Aku tahu kamu, Naga! Sudahlah ... tidak perlu terlalu dipersulit."
Naga hanya geleng-geleng kepala, Mateo memang begitu sejak dulu. Pria itu kelewat loyal, apalagi menyangkut wanita. Apa saja pasti ia berikan. Dasar Duren, duda keren dan tajir melintir. Tapi sayang sedikit playboy.
Tidak terasa keduanya sudah satu jam lebih membicarakan rencana bisnis. Hingga ponsel Mateo berbunyi, membuat pria itu menyingkir untuk mengangkat telpon.
"Hem ... iya, nanti aku mampir ke rumah! Bye!"
Mateo kembali ke tempat duduk di mana Naga sudah menunggu.
"Aku ada perlu, besok aku akan datang ke Sanrio. Tolong siapkan ruangan dengan sekretaris yang ... ehem!" Mateo mengedipkan mata jahil.
Naga hanya bisa mengeleng kepala, Mateo tak pernah berubah.
Setelah kepergian Mateo, Naga kini bisa bernapas lega. Satu masalah sudah beres, sekarang tinggal satu lagi. Mengurus Sierra, ia harus tegas. Mau tidak mau, mereka harus berpisah. Pernikahan ini hanya akan menyakiti Sierra.
Naga juga ingin mengurus status hukum putrinya, tidak mau Sendy hidup tanpa kejelasan.
Kediamannya Naga.
Sore itu Naga sudah pulang, seperti biasa rumah yang besar itu selalu sepi. Mirip pemakaman umum.
Ketika Naga sedang mandi, Sierra jalan dengan pelan-pelan menuju kamar. Di mengambil sesuatu dari dalam saku bajunya. Kemudian mendekat ke meja kamar. Di sana ada segelas kopi, sudah disiapkan oleh Bibi.
Sambil clingak-clinguk seperti pencuri, Sierra memasukkan sesuatu ke dalam minuman itu.
"Kita lihat, masih bisahkah kamu menolak?" Sierra tersenyum ngeri. Bersambung.
Yang belum kenal sama penulis Istri Gelap. Cuss Instagram : Sept_September2020
Terima kasih