Crazy Boss

Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, rumah sakit mewah ini berdiri kokoh sebagai oasis ketenangan. Interiornya yang elegan dan mewah kontras dengan penderitaan yang dialami para pasien.

Cahaya remang-remang lampu neon memantul di dinding marmer berkilau, menciptakan suasana yang dingin dan steril.

Suara mesin medis berdetak monoton memecah keheningan malam. Aroma disinfektan menyengat bercampur dengan wangi parfum mahal dari para pengunjung

"Operasi masih berjalan tuan, setidaknya membutuhkan waktu 2,5 jam untuk bedah kepala, karena luka Nona Afnan tergolong cukup berat, mohon ditunggu."

Suara interupsi perawat berpakaian putih itu tersenyum, lalu segera masuk kedalam ruang OT kembali meninggalkan Louis yang tengah berdiri kaku bagai manekin hidup.

Jeslyn melemah, binggung sendiri setelah mendengar penjelasan singkat dari sang perawat, ia malah jadi bertanya-tanya, apa yang terjadi pada Afnan? Mengapa wanita itu harus dioperasi? Apa ia melewatkan suatu informasi?

"Nona Afnan kecelakaan tepat pukul 20.22 PM, karena dia membelokkan setir mobil untuk menghindari truk yang melaju dengan kencang menerobos lampu merah."

Han berseru menjelaskan dengan datar sembari memegang sebuah dokumen hitam.

Mata Jeslyn membelak, sontak badan nya lemas sendiri, jadi? Setelah Afnan mengantar nya pulang wanita itu kecelakaan? Oh lord, mengapa hati nya terasa terhantar beribu-ribu duri tajam.

"A-pa?" Jeslyn menatap Han tak percaya, retina itu bahkan bergetar hebat saking terkejut nya, nafas nya mulai berderu tak beraturan.

Han mengangguk, lalu ia terdiam sesaat sebelum akhirnya menghela nafas, "Benar nyonya, seperti yang anda dengar." Seru nya mengganti panggilan.

Mengingat bahwa Jeslyn selaku wakil sekretaris dimana posisi wanita itu dibawah profesi Han, namun sekarang? Sangat tiba-tiba sekali Jeslyn menjadi atasan nya, bahkan ia harus memanggil nya dengan sebutan, 'nyonya'

"Apa kecelakaan itu terjadi setelah Afnan mengantar ku pulang?" Tanya Jeslyn dengan hati-hati, menatap Han penuh tanda tanya besar dan tak sabar untuk menunggu jawaban.

Lagi-lagi Han mengangguk kecil, "Itu benar, namun sebelum itu Nona Afnan sempat berhenti di rest area."Jelas nya dengan perlahan.

Jeslyn hanya mendengar seksama penjelasan Han, sebelum menjatuhkan tubuh nya ke kursi tunggu dengan kasar, bahkan gaun nya masih terpasang rapi, seolah-olah ia tak memiliki energi untuk mengganti gaun nya.

"Tuan, sembari menunggu operasi Nona Afnan, saya membawa kontrak perjanjian pernikahan yang anda inginkan." Beo Han sembari menyodorkan dokumen cokelat dan beberapa lembar, serta materai.

Louis menoleh dengan tatapan tajam setelah Han menyinggung masalah kontrak pernikahan, merasa bahwa ini bukan waktu yang tepat, namun mau tak mau ia memaksa kehendak nya untuk berjalan menghampiri sang tangan kanan.

Pihak pertama: Louis

pihak kedua: Jeslyn

Adapun perjanjian selama pernikahan berlangsung:

1. Pernikahan ini hanya bersifat kontrak selama satu tahun. Setelah nya akan bercerai.

2. Selama pernikahan berlangsung pihak pertama tidak akan menyentuh pihak kedua, dan sebaliknya.

3. Pihak kedua tidak diperbolehkan mencampurkan urusan pribadi pihak pertama, termasuk urusan bisnis atau hubungan pribadinya.

4. Sebagai ketidakseimbangan, pihak pertama akan mendapatkan fasilitas hidup selama kontrak berlangsung, termasuk rumah, pakaian, dan tunjangan.

5. Jika pihak wanita melanggar, maka akan mendapat sangsi uang.

6. Setelah bercerai pihak pertama akan memberi hak waris uang dan beberapa bisnis tertentu yang belum dapat dipastikan.

Louis membaca dengan perlahan, lalu mengangguk kecil, "Sudah ini cukup, segera pasang materai nya."

"Hay! Enak saja, bahkan saya belum membaca isi kontrak tersebut!" Jeslyn menyambar kasar, merasa kurang senang karena Louis langsung menyetujui tanpa meminta pendapat nya.

Ah jujur saja Jeslyn hanya takut apabila itu merugikan pihak nya.

Mendengar seruan kasar itu membuat Louis menghela nafas, lalu ia menyodorkan dokumen itu pada Jeslyn, untuk wanita itu baca.

"Kau bisa memberikan pendapat mu dikontrak ini dan aku akan mempertimbangkan nya." Ujar Louis dengan santai, lalu ia kembali mendudukkan pantat nya dikursi tunggu.

Bahkan raut wajah nya kini begitu khawatir walaupun memang masih terkesan datar, namun tingkah laku Louis cukup menjelaskan bahwa lelaki itu benar-benar mengkhawatirkan kondisi Afnan.

Mengangguk, Jeslyn membaca dokumen itu dengan seksama, lalu ia mengernyit saat ia membaca poin tiga dan lima, merasa kurang adil, mata nya pun langsung menyorot Louis, ingin mengeluarkan pendapat nya.

"Poin tiga dan poin lima, bukan lah itu merugikan saya? Bagaimana jika anda yang melanggar." Tanya Jeslyn dengan tatapan tajam nya.

Jeslyn pun sebenarnya juga tak berniat untuk mengurusi urusan pribadi Louis ataupun melanggar peraturan namun tetap saja itu tak adil bagi nya! Bagaimana jika Louis yang melanggar? Apa lelaki itu tak akan mendapat sangsi?

Sejenak Louis menatap Jeslyn sengit, ingin memakan wanita itu hidup-hidup, "Pihak pertama adalah tuan, pihak kedua adalah pembantu, aku juga tak berniat melanggar peraturan tersebut!" Tegas nya.

"Tidak! Sekalipun anda tidak akan melanggar peraturan tersebut, namun tetap saja, itu tak adil bagi saya!" Jeslyn menjawab kontra, mata nya menyorot serius.

Kening Louis mengernyit heran, "Kau pikir aku akan melanggar peraturan ini?" Tanya nya.

"Tidak ada yang tau tuan, bisa-bisa nanti anda mabuk lalu melecehkan saya!" Gerutu Jeslyn dengan bibir monggat-manggut tak senang.

Bukan kah itu benar? Louis memiliki tabiat buruk! Senang mabuk, lalu jika suatu hari tiba-tiba lelaki itu datang dalam keadaan mabuk lalu memperkosa Jeslyn maka tentu saja pihak wanita lah yang akan rugi!

Tatapan Louis mendatar, "Aku tak minat pada tubuh kurus mu."

Speechless, Jeslyn sampai mengangga tak percaya mendengar penuturan tak bermoral itu, "Tuan! Tidak ada yang tau!"

"Aku tau." Louis tetap pada pendirian nya, merasa bahwa poin-poin pada kontrak tersebut sudah benar, dan tak ada yang perlu direvisi kembali.

Menutup mata sejenak, Jeslyn berusaha untuk mengatur pernafasan nya agar tidak memukul kepala Louis, "Saya ingin menambahi apabila anda melanggar, maka anda harus tetap diberi sangsi!"

Louis mengeratkan rahang nya sebal, lalu ia menatap Jeslyn penuh permusuhan, "Sudah ku katakan bahwa aku tidak akan melanggar isi dalam kontrak itu!"

"Bagaimana jika anda melanggar dikemudian hari?"

"Tidak akan, mustahil!"

"Tidak ada yang mustahil tuan! Cepat Han tambahi poin 6 sesuai keinginan ku tadi!"

Helaan nafas kasar terdengar, Louis memilih untuk berdiri, lalu pergi meninggalkan Jeslyn dan Han yang tengah bertatapan dengan tajam dan datar, ia akan pergi untuk menenangkan pikiran nya sejenak.

Mendengar kabar kecelakaan adik nya saja sudah membuat Jantung Louis terasa ingin loncat keluar, lalu sekarang? Ia mendapat masalah baru karena harus menikah Jeslyn karena keinginan Afnan sebelum dioperasi.

Sialan memang.