NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan

Terjebak Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:178.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Momoy Dandelion

Ralina Elizabeth duduk tertegun di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Ia masih tidak percaya statusnya kini telah menjadi istri Tristan Alfred, lelaki yang seharunya menjadi kakak iparnya.

Semua gara-gara Karina, sang kakak yang kabur di hari pernikahan. Ralina terpaksa menggantikan posisi kakaknya.

"Kenapa kamu menghindar?"

Tristan mengulaskan senyuman seringai melihat Ralina yang beringsut mundur menjauhinya. Wanita muda yang seharusnya menjadi adik iparnya itu justru membuatnya bersemangat untuk menggoda. Ia merangkak maju mendekat sementara Ralina terus berusaha mundur.

"Berhenti, Kak! Aku takut ...."

Ralina merasa terpojok. Ia memasang wajah memelas agar lelaki di hadapannya berhenti mendekat.

Senyuman Tristan tampak semakin lebar. "Takut? Kenapa Takut? Aku kan sekarang suamimu," ucapnya lembut.

Ralina menggeleng. "Kak Tristan seharusnya menjadi suami Kak Karina, bukan aku!"

"Tapi mau bagaimana ... Kamu yang sudah aku nikahi, bukan kakakmu," kilah Tristan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Otak Sebenarnya

Tristan bercermin, memperhatikan bibirnya yang lecet karena digigit. Ia tersenyum mengingat kembali kejadian tadi. Baru kali ini ia digigit oleh kucing yang berusaha ia lindungi.

"Apa aku terlalu lembut padanya?" lirihnya.

Seminggu ini ia bersabar menanti wanita itu kembali. Ia bertindak sehalus mungkin agar sang istri tak menyadari. Ternyata Ralina cukup pintar membaca situasi. Sejauh ini wanita itu belum mau menyerah kepadanya.

Ia ingin terlihat seperti orang baik. Tapi terkadang kesabarannya habis dengan respon sang istri. Apalagi jika mengingat ada lelaki lain yang dipikirkan Ralina, jiwa agresifnya tak bisa dikontrol lagi.

"Aku rasa apa yang kamu lakukan kali ini sudah melewati batas," ucap Regis yang masih berada di ruangannya.

"Kenapa? Apa kamu mau membela John Arthur?" tanya Tristan.

Ia melepaskan kemeja yang terkena noda wine dan mengganti dengan kemeja baru yang Regis bawakan untuknya.

"Tidak. Aku hanya kasihan pada istrimu. Lagi pula, John Arthur itu ayah mertuamu sendiri. Orang-orang akan tertawa jika tahu ada seorang menantu yang melaporkan mertuanya sendiri. Dan aku yakin, istrimu akan sangat membencimu."

Tristan menyeringai. Ia memasangkan kancing satu per satu pada kemejanya.

"Kalau begitu, jangan memberitahunya," jawabnya enteng.

"Aku sudah sangat berbaik hati menangani hal ini secara diam-diam tanpa media."

Melihat sisi pembangkang Ralina cukup mengejutkannya. Tapi, Ralina juga pasti akan terkejut jika tahu dia tak sebaik kelihatannya. Tuduhan sang istri tak semua benar tapi tak semua salah. Ia memang otak di balik penangkapan ayah mertuanya sendiri.

Bertahun-tahun ia sudah menahan diri dengan kelakuan John Arthur. Setelah menikahi Ralina, ia rasa tidak ada gunanya lagi membantu keluarga lelaki tua itu. Mau hancur juga dia tidak peduli. Ralina bisa ia jaga tanpa melibatkan mereka.

"Tidak semua orang bisa memahami jalan pikiranmu, Tristan!" Regis menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia heran temannya bisa senekad itu.

"Kamu sudah tahu kalau aku selalu melakukan apa yang menurutku benar," ucap Tristan.

"Sepertinya hari ini aku ingin pulang cepat. Kamu tolong selesaikan pekerjaanku, ya!" pintanya.

Regis mematung dengan permintaan atasannya itu. Lagi-lagi ia harus lembur karena mood Tristan tampaknya kurang baik. Dengan tanpa rasa bersalah temannya itu pergi begitu saja meninggalkan ruangan.

***

"Kamu sudah pulang?" Emili melihat putranya yang sudah kembali di rumah padahal masih sore.

"Ya, Mom. Aku sedikit tidak enak badan."

"Bibirmu kenapa?" Emili fokus melihat bibir putranya yang tampak lecet.

"Ditonjok Regis," jawab Tristan asal.

"Apa? Regis memukulmu? Kalian bertengkar?" Emili tampak syok mendengarnya. Selama ini ia tahu hubungan putranya dengan Regis sangat baik.

Tristan tertawa kecil. "Aku bercanda, Mom. Ini karena aku menabrak pintu," kilahnya.

"Ya Tuhan ... Bisa-bisanya kamu jalan tidak lihat-lihat sampai menabrak pintu. Kalau jalan hati-hati!" omel Emili. Ia sebenarnya khawatir, tapi yang terucap dari mulutnya justru omelan.

"Oh, iya. Ralina bagaimana? Dia belum mau pulang ke sini?"

Tristan diam tak menjawab pertanyaan itu.

Emili menghela napas. "Dia sebenarnya mau tidak menjadi istrimu? Kenapa tidak mau ikut denganmu ke sini?" gumannya.

"Mommy dengar ayahnya juga ditangkap polisi? Apa itu benar?"

"Kata siapa?" Tristan heran ibunya bisa mendengar kabar itu.

"Daddy yang bilang."

Tristan lupa kalau ayahnya juga pasti mengikuti berita-berita di kalangan pengusaha. Ia sudah berusaha agar informasi itu tidak bocor, tapi tetap saja ia kecolongan.

"Firasat Mommy memang tidak pernah salah. Ini yang selalu Mommy khawatirkan sejak awal! Kamu sudah sembarangan memilih istri! Keluarga mereka memang tidak beres, Tristan!"

"Mungkin lebih baik kamu tidak usah berurusan dengan mereka lagi. Kalau Ralina memang tidak mau menjadi istrimu, tinggalkan saja! Ceraikan saja dia!"

Tristan tampak kurang suka mendengar ucapan ibunya. "Mom, biar aku yang menyelesaikan masalah ini. Ralina pasti akan datang ke sini. Mommy sabar," pintanya.

"Apa tidak aneh sepasang pengantin baru tapi hidup terpisah? Mommy tidak mengerti apa yang sedang kamu rencanakan," gumam Emili. Ia heran putranya bersikeras untuk tetap berhubungan dengan wanita dari keluarga Arthur.

Tristan hanya tersenyum. "Aku mau naik ke atas dulu, Mom. Mau istirahat," pamitnya.

Tristan lantas melewati ibunya menuju kamar pribadinya yang ada di lantai atas. Kamar yang biasa ia gunakan itu sudah diberi lemari tambahan untuk menyimpan baju-baju istrinya yang sudah ia persiapkan. Sayangnya, wanita itu belum juga kembali.

Tristan berjalan lurus ke arah kamar mandi. Ia melepaskan satu per satu pakaiannya dan masuk ke dalam bathtub yang terisi penuh oleh air. Saat ia masuk, air di dalamnya sampai ada yang tumpah.

Ia menyandarkan punggungnya pada tepian bathtub seraya menghela napas. Hari ini terasa melelahkan. Bayangan yang tiba-tiba terlintas dalam pikirannya adalah wajah Ralina yang tampak bersemu merah saat ia menciumnya tadi di kantor.

"Ah, sialan!" pekiknya.

Tristan menyadari ada bagian tubuhnya yang tegak berdiri hanya dengan membayangkan sang istri. Ia merasa seperti seekor binatang yang sedang bir ahi.

Tangannya perlahan memegangi miliknya sendiri. Matanya terpejam sambil membayangkan sosok cantik sang istri.

"Aku pasti sudah gila," gumamnya sembari terus menggerakkan tangannya.

Bayangan Ralina tampak begitu nyata hadir di hadapannya. Gadis muda yang telah bertumbuh dengan bentuk badan yang semakin indah. Membuat Tristan tak bisa menahan dirinya.

Masih tergambar jelas manisnya ciuman bercampur wine di kantor tadi. Bibir kecil itu begitu nikmat untuk disesapi. Pinggang yang ramping, kulit yang mulus, serta dada yang sintal benar-benar membuatnya menggila. Seakan ia sudah tidak sabar untuk menjamah seluruh tubuhnya.

"Ah, dia pasti akan takut kalau tahu aku segila ini."

"Ralina ... Aku ingin memelukmu."

Ia membayangkan Ralina memeluknya. Duduk di atas pangkuannya sembari memberikan ciuman yang mesra. Lalu sang istri memasukkan miliknya perlahan-lahan dengan suara desa han penggugah hasrat. Menggoyang-goyangkan pinggulnya ke depan belakang yang membuatnya merasa nikmat.

Ia menyusu padanya sementara tangan yang lain memegangi dada satunya.

Bukan kali ini saja ia membayangkan wanita itu sembari berbaring di atas bathtub. Sejak menyelamatkannya di klab malam, bayangannya selalu terngiang-ngiang.

Tiga tahun sudah ia menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Setelah sah menjadi suami istri, ingin sekali ia mewujudkan imajinasinya.

"Ah, Ralinku sayang ... Istriku tersayang ...."

Cairan kental meluncur keluar dari ujung miliknya. Napas Tristan terengah-engah. Seketika ia jadi lemas dengan debaran jantung yang terdengar begitu cepat.

Ia terkekeh menyadari betapa gila dirinya sudah menjadikan Ralina sebagai obyek fantasi. Ia mengakui jika dirinya memang tidak waras.

"Hah ... Ralin ... Aku sudah menunggumu sampai cukup dewasa," ucapnya sembari menyeringai.

1
wariyanti Safitri
lanjut Thor
Shifa Burhan
kalau tristan ini ada didunia nyata aku yang pertama akan menyadarkan dia untuk tinggal ralina dan lebih baik cari wanita lain yang mencintai mu dan mau menjaga perasaan dan harga dirimu didepan pria lain
sampai episode ini novel ini masih playing victim, jelas ralina yang menyakiti tristan tapi author memutar balik fakta seolah tristal yang jahat

miris
mama fia
haduh padahal kan Ansel bisa periksa kandungan Ralin, biar Tristan tau itu anaknya..
stiefany
emang kocak sih dokter ansel heheh
ErNawati
lanjutttt
Mar lina
kapan sich
Tristan sadar kalau Ralina
hamil anknya...
Mommy'ySnowy 💕
nah kn klo gtu enk,, sdkit2 trbuka dn mndpatkn solusi dr mslh yg mnimpa...
nmanya tokoh d fiksi hrus nysuain sma khidupan nyata tdk smua bsa ajaib,, manusia memiliki sifat kekhilafan, tdk smua tokoh fiksi sempurna.../CoolGuy/
wariyanti Safitri
lanjut dn, semangat Thor
Shifa Burhan
Tristan terus yang disalahkan padahal tristal telah melakukan segala untuk membahagian ralina,

anggap Tristan melakukan kesalahan tapi author sadar tidak ralina lebih banyak melakukan kesalahan ralina lebih banyak menyakiti Tristan bahkan ralina dengan jelas telah menjatuhkan harga diri Tristan didepan pria lain dan ralina menginjak2 kehormatan tristan,

ralina menyakiti Tristan sudah sangat dalam,

kelihatan banget novel playing victim jelas2 Tristan yang paling disakiti diaini tapi malah dia dibuat paling jahat

thor jujur aku nanya, author bisa bedakan mana salah mana benar tidak sih???

ini fakta novel mi thor
*kesalahan Tristan satu2nya adalah memaksa ralina tapi setelah itu dia mencurahkan semuanya pada ralina kasih sayang, cinta, dia keperluan lahir batin dia penuhi,
*dan ini kesalahan ralina
*mau dihargai tapi dia tidak menghargai suaminya
*mau dicintai tapi dia tidak mencintai suaminya
*merasa murahan padahal dia sendiri yang minta bayaran
*pergi tinggal suami
*gampang intrkasi dengan pria lain
*lebih mementingkan perasaan pria lain dari pada suami
*membela pria lain daripada suami
*berkorban diri dan materi untuk pria lain didepan suami
*melukai perasaan suami sangat dalam
*menjatuhkan harga diri suaminya
*menginjak2 harga diri suami
*munafik dia merasa paling tersakiti padahal dia lebih menyakiti perasaan suami

yang membuat novel ini miris adalah author malah membenarkan semua kelakuan ralina

thor beljar berfikir adil
Mommy'ySnowy 💕: maaf sblomnya,,,, tdk bisakah pembaca mnempatkn diri d semua tokoh antagonis atw protagonis?
ikuti aja alurnya kak,,mskipun fiksi klo tdk ada konflik berasa datar ceritanya membosankn...
dn dr smua alur yg d bkin author psti ada pelajarannya kak...😁
total 1 replies
Aisyah Ranni
Tuhh dengerin Tristan,mungkin juga Tristan trauma dlu pernah dikhianati Valerie dan kehilangan adik perempuanny
Eka Bundanedinar
otakmu geser ya tristan mana sih yg ktmu cinta itu hanya obsesimu sama ralina
Eka Bundanedinar
akhir cerita gmn ini
Eka Bundanedinar
ws genah salah sangka meneh
Eka Bundanedinar
kamu sllu buruk sangka ke ares dan ralina tnpa mndengar pnjelasan ralina
Eka Bundanedinar
ws mlh ruwet nih niat ares baik tp nnti ank ralina diragukan tristan lg
Eka Bundanedinar
lama bnr ktmunya
Eka Bundanedinar
nunggu bukti apa sih tristan
klo g prnah niduri karina hrsnya yakin kn
lgian hansan jg sudah pnya bukti klo karina dulu nya sering ganti laki"
Eka Bundanedinar
dasar kamu aja yg g gercep tristan mknya ralina jg pergi krna kamu g tegas
Risma Hye Chan
sudah aku vote yaa kak
wariyanti Safitri
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!