NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan

Terjebak Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:113.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: Momoy Dandelion

Ralina Elizabeth duduk tertegun di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Ia masih tidak percaya statusnya kini telah menjadi istri Tristan Alfred, lelaki yang seharunya menjadi kakak iparnya.

Semua gara-gara Karina, sang kakak yang kabur di hari pernikahan. Ralina terpaksa menggantikan posisi kakaknya.

"Kenapa kamu menghindar?"

Tristan mengulaskan senyuman seringai melihat Ralina yang beringsut mundur menjauhinya. Wanita muda yang seharusnya menjadi adik iparnya itu justru membuatnya bersemangat untuk menggoda. Ia merangkak maju mendekat sementara Ralina terus berusaha mundur.

"Berhenti, Kak! Aku takut ...."

Ralina merasa terpojok. Ia memasang wajah memelas agar lelaki di hadapannya berhenti mendekat.

Senyuman Tristan tampak semakin lebar. "Takut? Kenapa Takut? Aku kan sekarang suamimu," ucapnya lembut.

Ralina menggeleng. "Kak Tristan seharusnya menjadi suami Kak Karina, bukan aku!"

"Tapi mau bagaimana ... Kamu yang sudah aku nikahi, bukan kakakmu," kilah Tristan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Otak Sebenarnya

Tristan bercermin, memperhatikan bibirnya yang lecet karena digigit. Ia tersenyum mengingat kembali kejadian tadi. Baru kali ini ia digigit oleh kucing yang berusaha ia lindungi.

"Apa aku terlalu lembut padanya?" lirihnya.

Seminggu ini ia bersabar menanti wanita itu kembali. Ia bertindak sehalus mungkin agar sang istri tak menyadari. Ternyata Ralina cukup pintar membaca situasi. Sejauh ini wanita itu belum mau menyerah kepadanya.

Ia ingin terlihat seperti orang baik. Tapi terkadang kesabarannya habis dengan respon sang istri. Apalagi jika mengingat ada lelaki lain yang dipikirkan Ralina, jiwa agresifnya tak bisa dikontrol lagi.

"Aku rasa apa yang kamu lakukan kali ini sudah melewati batas," ucap Regis yang masih berada di ruangannya.

"Kenapa? Apa kamu mau membela John Arthur?" tanya Tristan.

Ia melepaskan kemeja yang terkena noda wine dan mengganti dengan kemeja baru yang Regis bawakan untuknya.

"Tidak. Aku hanya kasihan pada istrimu. Lagi pula, John Arthur itu ayah mertuamu sendiri. Orang-orang akan tertawa jika tahu ada seorang menantu yang melaporkan mertuanya sendiri. Dan aku yakin, istrimu akan sangat membencimu."

Tristan menyeringai. Ia memasangkan kancing satu per satu pada kemejanya.

"Kalau begitu, jangan memberitahunya," jawabnya enteng.

"Aku sudah sangat berbaik hati menangani hal ini secara diam-diam tanpa media."

Melihat sisi pembangkang Ralina cukup mengejutkannya. Tapi, Ralina juga pasti akan terkejut jika tahu dia tak sebaik kelihatannya. Tuduhan sang istri tak semua benar tapi tak semua salah. Ia memang otak di balik penangkapan ayah mertuanya sendiri.

Bertahun-tahun ia sudah menahan diri dengan kelakuan John Arthur. Setelah menikahi Ralina, ia rasa tidak ada gunanya lagi membantu keluarga lelaki tua itu. Mau hancur juga dia tidak peduli. Ralina bisa ia jaga tanpa melibatkan mereka.

"Tidak semua orang bisa memahami jalan pikiranmu, Tristan!" Regis menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia heran temannya bisa senekad itu.

"Kamu sudah tahu kalau aku selalu melakukan apa yang menurutku benar," ucap Tristan.

"Sepertinya hari ini aku ingin pulang cepat. Kamu tolong selesaikan pekerjaanku, ya!" pintanya.

Regis mematung dengan permintaan atasannya itu. Lagi-lagi ia harus lembur karena mood Tristan tampaknya kurang baik. Dengan tanpa rasa bersalah temannya itu pergi begitu saja meninggalkan ruangan.

***

"Kamu sudah pulang?" Emili melihat putranya yang sudah kembali di rumah padahal masih sore.

"Ya, Mom. Aku sedikit tidak enak badan."

"Bibirmu kenapa?" Emili fokus melihat bibir putranya yang tampak lecet.

"Ditonjok Regis," jawab Tristan asal.

"Apa? Regis memukulmu? Kalian bertengkar?" Emili tampak syok mendengarnya. Selama ini ia tahu hubungan putranya dengan Regis sangat baik.

Tristan tertawa kecil. "Aku bercanda, Mom. Ini karena aku menabrak pintu," kilahnya.

"Ya Tuhan ... Bisa-bisanya kamu jalan tidak lihat-lihat sampai menabrak pintu. Kalau jalan hati-hati!" omel Emili. Ia sebenarnya khawatir, tapi yang terucap dari mulutnya justru omelan.

"Oh, iya. Ralina bagaimana? Dia belum mau pulang ke sini?"

Tristan diam tak menjawab pertanyaan itu.

Emili menghela napas. "Dia sebenarnya mau tidak menjadi istrimu? Kenapa tidak mau ikut denganmu ke sini?" gumannya.

"Mommy dengar ayahnya juga ditangkap polisi? Apa itu benar?"

"Kata siapa?" Tristan heran ibunya bisa mendengar kabar itu.

"Daddy yang bilang."

Tristan lupa kalau ayahnya juga pasti mengikuti berita-berita di kalangan pengusaha. Ia sudah berusaha agar informasi itu tidak bocor, tapi tetap saja ia kecolongan.

"Firasat Mommy memang tidak pernah salah. Ini yang selalu Mommy khawatirkan sejak awal! Kamu sudah sembarangan memilih istri! Keluarga mereka memang tidak beres, Tristan!"

"Mungkin lebih baik kamu tidak usah berurusan dengan mereka lagi. Kalau Ralina memang tidak mau menjadi istrimu, tinggalkan saja! Ceraikan saja dia!"

Tristan tampak kurang suka mendengar ucapan ibunya. "Mom, biar aku yang menyelesaikan masalah ini. Ralina pasti akan datang ke sini. Mommy sabar," pintanya.

"Apa tidak aneh sepasang pengantin baru tapi hidup terpisah? Mommy tidak mengerti apa yang sedang kamu rencanakan," gumam Emili. Ia heran putranya bersikeras untuk tetap berhubungan dengan wanita dari keluarga Arthur.

Tristan hanya tersenyum. "Aku mau naik ke atas dulu, Mom. Mau istirahat," pamitnya.

Tristan lantas melewati ibunya menuju kamar pribadinya yang ada di lantai atas. Kamar yang biasa ia gunakan itu sudah diberi lemari tambahan untuk menyimpan baju-baju istrinya yang sudah ia persiapkan. Sayangnya, wanita itu belum juga kembali.

Tristan berjalan lurus ke arah kamar mandi. Ia melepaskan satu per satu pakaiannya dan masuk ke dalam bathtub yang terisi penuh oleh air. Saat ia masuk, air di dalamnya sampai ada yang tumpah.

Ia menyandarkan punggungnya pada tepian bathtub seraya menghela napas. Hari ini terasa melelahkan. Bayangan yang tiba-tiba terlintas dalam pikirannya adalah wajah Ralina yang tampak bersemu merah saat ia menciumnya tadi di kantor.

"Ah, sialan!" pekiknya.

Tristan menyadari ada bagian tubuhnya yang tegak berdiri hanya dengan membayangkan sang istri. Ia merasa seperti seekor binatang yang sedang bir ahi.

Tangannya perlahan memegangi miliknya sendiri. Matanya terpejam sambil membayangkan sosok cantik sang istri.

"Aku pasti sudah gila," gumamnya sembari terus menggerakkan tangannya.

Bayangan Ralina tampak begitu nyata hadir di hadapannya. Gadis muda yang telah bertumbuh dengan bentuk badan yang semakin indah. Membuat Tristan tak bisa menahan dirinya.

Masih tergambar jelas manisnya ciuman bercampur wine di kantor tadi. Bibir kecil itu begitu nikmat untuk disesapi. Pinggang yang ramping, kulit yang mulus, serta dada yang sintal benar-benar membuatnya menggila. Seakan ia sudah tidak sabar untuk menjamah seluruh tubuhnya.

"Ah, dia pasti akan takut kalau tahu aku segila ini."

"Ralina ... Aku ingin memelukmu."

Ia membayangkan Ralina memeluknya. Duduk di atas pangkuannya sembari memberikan ciuman yang mesra. Lalu sang istri memasukkan miliknya perlahan-lahan dengan suara desa han penggugah hasrat. Menggoyang-goyangkan pinggulnya ke depan belakang yang membuatnya merasa nikmat.

Ia menyusu padanya sementara tangan yang lain memegangi dada satunya.

Bukan kali ini saja ia membayangkan wanita itu sembari berbaring di atas bathtub. Sejak menyelamatkannya di klab malam, bayangannya selalu terngiang-ngiang.

Tiga tahun sudah ia menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Setelah sah menjadi suami istri, ingin sekali ia mewujudkan imajinasinya.

"Ah, Ralinku sayang ... Istriku tersayang ...."

Cairan kental meluncur keluar dari ujung miliknya. Napas Tristan terengah-engah. Seketika ia jadi lemas dengan debaran jantung yang terdengar begitu cepat.

Ia terkekeh menyadari betapa gila dirinya sudah menjadikan Ralina sebagai obyek fantasi. Ia mengakui jika dirinya memang tidak waras.

"Hah ... Ralin ... Aku sudah menunggumu sampai cukup dewasa," ucapnya sembari menyeringai.

1
Kurnia Damiasih
toor kenapa ini ceritanya ngambang di sini,ngegantung gx ada sambunganya ,kok gx konsisten biki cerita apa udah end sampai di sini
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Darmawangsya Darmawangsya
tentu saja kurang sehat.krna tdk bahagia dengan pernikahannya.
Milla
Lanjut thorrr double up dong thorrr 🥰🤗
Eka Bundanedinar
g usah ngurusi mntan kamu tristanndia hanya sampah klo kamu tau dia nyiram ralin kamu psti murka
jls ralin sprti boneka katamu ug boleh banntah jd ya dia pasrah aj
Mommy'ySnowy 💕
d smping ralina blom membuka hati k tristan,tristan dsni jga blom mengungkapkn dgn jujur prasaannya pda ralin,jd smuanya brjln dgn pemikiran msing2,ralin yg blom ikhlas melepaskn ares,ares yg brfikir tristan mmprlakukan ralin dgn buruk,, yahh sblom ada slh stu yg memberikan pnjelasan akn trus brputar dsitu2 aja siihh hbungan kalian.. dsni lh konflik brmunculan,,, aq sbgai pmbac jd geram,pngen ares brnasib baik,pngen ralin sma tristan jga brbahagia dgn rumahtngganya,, heheh
Reni Anjarwani
lanjut thor
Darmawangsya Darmawangsya
kasihan .....
sabar yah ,,
Eka Bundanedinar
mau bagaimanapun kalian udah beda hanya ares tepmpat cerita ralin tp g bisa sekarang
selama tristan gbungkapin isi hatinya mka ralin akn tersiksa dan merasa tersiksa dg prnikahanya eda klo tristan ungkspin isihati klo dia mncintai rali
Ana💞
kenapa Tristan tdk menanyakan kabar istrinya?
Ana💞
sampai" demam di gempur semalaman 😍😍😁
Ana💞
namanya juga MP 😍😍😍
Ana💞
ini mah belah duren 😁😁
Ana💞
untuk apa Ralina pasang tarif?
Ana💞
kenapa kamu tdk paksa istrimu untuk pulang?
Kurnia Damiasih
lanjut toor menunggu upnya jangan lama2
Ana💞
Ralina datang karena ingin membantu ayahnya
Ana💞
Ralina dibutuhkan saat mereka terpojok
Ana💞
Tristan harus cari simpati dari Ralina 😁😁
Ana💞
Ares harus ikhlas ini demi kebaikan Ralina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!