Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Nadira kini sedang berada di Medan. Dirinya sudah menemukan alamat Syifa. Dan kini dia sedang berusaha mendekati Syifa, tanpa membuka jati dirinya. Dia ingin Syifa nyaman dulu, baru Dira akan melancarkan rencananya. Sementara di Jakarta, Mama Ratna masih terus menemani Alby. Belum ada tanda-tanda Alby akan sadar. Sudah hampir satu bulan Alby koma. Luka fisik Alby sudah mulai membaik, hanya tinggal menunggu Alby sadar saja. Bahkan tekanan darah dan lainnya pun sudah normal.
Waktu terus berganti, sudah lima hari Nadira di Medan, dan dia mulai dekat dengan Syifa. Mungkin Tuhan juga membantu rencananya. Dengan waktu lima hari saja, Nadira sudah bisa mendapatkan nomor telepon Syifa. Bahkan mereka terlihat akrab. Sampai pada panggilan dari telepon dari Mama Ratna, menghentikan percakapan mereka siang itu.
" Assalamualaikum, Ma."
"..........."
" Apa !! Iya,Ma. Besok pasti pulang. Tolong jaga dulu ya, Ma. Assalamualaikum."
Syifa yang berada di dekat Nadira pun bertanya pada Dira.
" Ada apa, Fi?"
Ya, Nadira memperkenalkan dirinya sebagai Sofia. Bukan Nadira. Dira sengaja memakai nama belakangnya agar Syifa mau berteman dengannya. Bahkan Dira pun memakai nomor baru untuk dekat dengan Syifa.
" Hm...Fa, aku harus cari tiket pulang hari ini juga. Karena ada urusan yang harus aku selesaikan. "
Nadira terpaksa berbohong, untuk membuat Syifa mempercayainya. Akhirnya setelah mendapatkan tiket untuk kembali ke Jakarta. Nadira pun segera berkemas, karena besok pagi harus segera ke Bandara.
Pagi ini, dengan di temani Syifa, Nadira pergi ke Bandara.
" Terima kasih ya, Fa. Selama aku di Medan, kamu sudah mau membantuku. Mungkin kalau tidak ada kamu. Aku gak tau bagaimana hidupku selama seminggu ini."
Dira berterima kasih sambil memeluk Syifa. Syifa pun membalas pelukan Nadira.
" Sama-sama, Fia. Aku juga pernah merasakan apa yang kamu rasakan sekarang. "
Kini mereka saling melerai pelukan.
" Jangan lupa terus hubungi aku ya."
Nadira berkata pada Syifa, yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Syifa. Kini Nadira pulang ke Jakarta dengan perasaan yang lebih tenang. Setidaknya dirinya sudah bertemu dengan sosok Syifa. Yang membuat suaminya sampai koma saat ini.
Selama di pesawat, pikiran Nadira terus berkelana. Dia akan secepatnya mempertemukan Alby dan Syifa. Kini pesawat yang di tumpangi oleh Dira, sampai dengan selamat di Jakarta. Setelah mengecek semua bawaannya. Nadira pun bergerak menuju rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, Nadira sedikit berlari menuju ruangan Alby.
" Assalamualaikum. "
Nadira memberikan salam saat membuka pintu ruangan Alby. Tampak Alby yang tengah duduk di ranjangnya. Nadira melihat senyum di wajah Mama Ratna. Begitu juga di wajah Papa.
" Mas, kamu sudah sadar?"
Tanya Nadira saat melihat Alby, dan ingin mencium tangannya. Namun yang terjadi, justru Alby menepiskan tangan Dira. Dira tampak terkejut. Begitu pun kedua orang tua Alby.
" Oh, ini yang namanya istri. Saat suami kamu koma, kamu malah pergi keluar kota. Bagus sekali."
Alby berkata sambil menatap sinis ke arah Nadira. Hati Nadira sakit mendengarkan ucapan Alby. Tapi dia tetap berusaha untuk tenang.
" Maaf, Mas. Dira sedang ada pekerjaan di sana. Jadi Dira terpaksa pergi "
Nadira berusaha memberikan penjelasan.
" Halah, omong kosong. Kamu hanya pemilik toko online. Apa hal yang membuatmu sampai harus keluar kota, Hah?"
Kali ini Alby berkata lebih keras. Nadira merasa sangat sakit mendengar dirinya di hina seperti itu. Bahkan Mama dan Papa sampai beranjak dari duduknya mendengar Alby membentak dan berkata kasar pada Nadira.
" Alby, jaga ucapan, Mu."
Kali ini papa yang angkat suara.
"Papa dan Mama tidak pernah mengajarkan kamu untuk berkata kurang ajar pada orang lain. Terlebih pada istrimu sendiri."
salam kenal yah 🙏 🌹