NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Pria Beristri

Mengandung Benih Pria Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Citraleka yang sedang berjuang untuk kesembuhan neneknya dikejutkan dengan sebuah penawaran dari seorang pria kaya yang memintanya untuk melahirkan seorang anak untuk pria itu dengan imbalan biaya untuk perawatan neneknya yang sedang menderita penyakit komplikasi.

"Berikan aku seorang anak, maka aku akan membiayai pengobatan nenekmu. " - Davidson fernandez.

Citra tak habis pikir bagaimana bisa seorang pria beristeri yang memiliki image baik bisa mengucapkan kata-kata itu dengan mudah dan akankah ia menerima tawaran sang pria yang memiliki istri seorang supermodel itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 03

"Tanda tangani surat kontrak ini. Aku akan menyiapkan yang lainnya setelah kau membubuhkan tanda tangan di sini, " seru David mengulurkan sebuah surat ke hadapan Citra. Seperti yang di bilang pria itu, mereka bertemu lagi hari ini di tempat yang sama.

Citra menariknya pelan, membawa kertas kontrak itu ke depan matanya, lalu ia membubuhi tanda tangan di tempat namanya setelah membacanya sekilas. Ia tak mau repot- repot untuk membaca isi kontrak itu, toh isinya juga pasti menguntungkan pria itu.

"Lalu apakah setelah ini nenek saya akan segera mendapatkan perawatan nya? "

David bukannya langsung menjawab malah mendengkus geli. "Jangan terlalu formal, kita bukannya sedang wawancara. Pakai aku- kamu saja biar nyaman. "

Citra sedikit terhenyak lantas mengangguk. "maaf."

David berdeham sekilas untuk mengusir kecanggungan yang ada. "Soal nenek mu, kau tak perlu khawatir setelah ini dia pasti akan di pindahkan ke rumah sakit yang lebih besar, dengan perlengkapan yang memadai dan pastinya ruang VVIP. "

Citra merasa lega mendengar nya. "Baiklah kalau begitu. "

Mereka lalu keluar dari kafe tersebut. "Perlu ku antar? " tanya David.

Citra menggeleng pelan. "Tidak perlu tuan, saya-- maksudnya aku bisa pergi sendiri. "

"Baiklah kalau begitu, " David melihat jam di pergelangan tangannya sekilas. "aku pergi. Hati-hati, " ucapnya pada gadis bermata coklat itu.

Citra menganggukkan kepala. Lantas ia hanya berdiri memperhatikan punggung lebar sang pria yang mulai menjauh.

Setelah dari pertemuan mereka, Citra kembali ke rumah sakit. Di ruangan, ia menghampiri brankar tempat sang nenek masih terbaring dengan bantuan alat- alat medis di tubuh nya.

Citra mendekat, ia kemudian duduk di samping ranjang wanita yang telah menggantikan peran orang tuanya selama ini. Di kecup nya lembut tangan keriput itu.

"Nenek, setelah kita akan pindah ke tempat yang baru. Rumah sakit yang lebih besar agar nenek bisa di rawat dengan maksimal, " bisiknya lembut sambil mengusap rambut perak wanita berumur itu. Wajah sang nenek yang tampak damai seketika menentramkan hati Citra yang sebelumnya penuh gemuruh.

"Setelah ini nenek akan sembuh dan kita bisa sama- sama lagi. " tanpa terasa air mata citra menitik, di kecup nya sekali lagi punggung tangan sang nenek dengan sayang.

Di sisi lain, David kembali ke mansion tempat nya tinggal. Rumah bak istana yang ia bangun dari hasil darah dan keringat nya selama ini. Di depan pintu besar, Pak Joseph kepala pelayan yang sudah berumur senja, menantinya dengan senyuman sopan, namun tak ada batang hidung Flora, istrinya di sana.

Diam- diam ia menghela napas lelah, sudah tiga tahun lebih pernikahannya dengan Flora namun wanita itu tak kunjung berubah, jika bukan karena jalinan bisnis di antara kedua keluarga mungkin sudah sejak dulu dia menceraikan Flora.

"Di mana nyonya? "

"Nyonya ada di kamarnya tuan. " jawab pak Joseph sambil membantu David melepas jas kerjanya.

"Dari mana saja dia? "

Pak Joseph sedikit ragu untuk menjawab nya. "Beliau seharian tidak ada di rumah dan baru pulang sekarang. "

David memijit kerutan jidatnya, lelah. "Baiklah, siapkan aku air panas. "

"Baik tuan. "

Saat tiba di dalam kamar, David mendapati Flora sedang mematutkan diri di depan cermin, tubuh nya yang sintal di balut dengan dress mini berwarna maroon, bagian atasnya yang ketat membuat dua buah dadanya terekspos jelas. Tampak wanita berusia 28 tahun itu sedang memoles lipstik di bibir seksinya.

David menggeleng pelan. "Mau kemana lagi kau? dengan pakaian semini itu? " tukas David dengan sorot mengintimidasi.

Flora yang melihat bayangan suaminya dikaca seketika menoleh. "Oh kau sudah pulang. Aku akan pergi ke pesta ulang tahun vita sekalian arisan di sana, " ujarnya riang.

"Kau sudah pergi seharian ini dan mau pergi lagi? " David menuding tajam. Bukan sekali dua kali Flora seperti ini bahkan pernah istrinya itu tak pulang berhari- hari demi untuk memuaskan gengsi teman- teman sosialita nya.

"Jangan mulai lagi Dav, aku tak ingin berdebat, " pungkas Flora, wanita itu nampak jengah, David berdecih dia pun sama muaknya. Tiga tahun ini tak ada peran seorang istri yang di jalankan Flora dengan benar, mereka bahkan berhubungan di atas kasur bisa di hitung jari, dan Flora selalu menggunakan kontrasepsi dengan alasan tak siap untuk mengandung karena itu akan membuat tubuh indahnya rusak, apalagi pekerjaannya sebagai model menuntut nya untuk selalu tampil sempurna.

Meski begitu ada hati yang selalu patah, yaitu David, suaminya sendiri. Flora bahkan tidak tahu bagaimana kecewa nya David pada wanita itu. Padahal keluarga besar mereka sudah menantikan adanya anak namun Flora belum siap untuk hal itu hingga David untuk mencari solusi nya di luar sana dan Flora pun juga menyetujui nya.

"Kita sudah sepakat soal hal ini kan sayang? kau bisa mencari wanita manapun di luar sana asal dia bersih dan masih perawan untuk mengandung anak kita. Tapi dengan catatan kau tidak boleh mencampuri urusan pertemanan dan pekerjaan ku. Bukankah kau sudah menyetujui nya? "

David menghela napas kasar. "Ya... aku tahu."

Flora mengulas senyum, setelah dia menyelesaikan riasannya wanita itu kemudian bangkit dan mencatel tas seharga ratusan juta ke pundaknya.

"Apa kau sudah menemukan wanita itu? " ia bertanya seraya menghampiri David lalu merangkul mesra leher sang suami.

David mengangguk, mengesampingkan segala ego ia masih berusaha bersikap santai saat ini meski jelas darahnya mendidih karena menahan amarah.

"Sudah." David menjawab singkat, sambil memalingkan wajahnya. Ia merasa mulai jengah dengan uluran tangan Flora.

"Oh benarkah? bagaimana penampilan nya? "

Bukan sikap, tapi yang pertama kali di tanyakan Flora adalah penampilan, karena dia adalah wanita yang tak ingin kalah dari segi apapun. "Ku harap dia kumal dan jelek. Ingat sayang, aku tak ingin jika wanita itu lebih cantik dari ku. "

Terdiam sejenak, memikirkan sesuatu. David lantas membuka suara lagi untuk menjawab.

"Dia wanita yang sehat dan masih perawan. Jika kau berpikir kita akan melakukan program bayi tabung untuk mendapatkan anak melaluinya, maka kau salah. Aku akan menyentuh nya secara langsung, " ujar David, berharap dengan mengatakan itu ada setitik kecemburuan dalam diri Flora lalu membatalkan ide ini dan bersedia untuk mengandung anak mereka. Karena jujur di dalam lubuk hati David ia menginginkan anak yang langsung dari rahim istrinya.

Namun reaksi yang di berikan Flora justru tak sesuai ekspetasi nya. Perempuan berbadan sintal itu justru tertawa.

"Oh sayang, lakukan lah sesuka mu saja, tenang aku tak akan marah. Selama itu berguna dan kita bisa memberikan anak untuk memenuhi keinginan dua keluarga, maka aku setuju. Jangan pikirkan perasaan ku, aku rela, " ujar Flora, dengan nadanya yang santai.

David menggeram tertahan, kedua tangannya terkepal erat. Bukan, bukan seperti ini yang ia harapkan dari reaksi Flora. Apa benar-benar wanita ini istrinya?

"Jangan marah sayang, kau tahu kan aku tak ingin mengandung. Makanya aku rela kalau melakukan opsi itu. " Flora mengusap wajah David.

Lalu sekilas ia melirik jam di pergelangan tangannya yang berharga puluhan juta itu.

"Oh astaga, aku hampir telat. Teman-teman ku pasti sudah menunggu. "

Cup! Flora melayangkan kecupan singkat di pipi sang suami lalu berlenggok pergi meninggalkan suaminya itu yang masih dalam keadaan marah.

*****

See you next chapter 💋

1
Fitria Syafei
Waduh dia belagu ga kenal ma citra nih di David 😩 Kk yang kece dan baik hatinya terima kasih 😘😘
Fitria Syafei
Hadeh dengan gampang nya minta maaf ntuh Nyonya 😏 Kk yang cantik dan baik hatinya mantaf 😘😘
Aras Diana
lanjut thor
Dancingpoem: baik, di tunggu yaa/Scream/
total 1 replies
Fitria Syafei
Kk kereeen 😍 kereen 😍 terima kasih 😘
Dancingpoem: wah terimakasih juga kak/Whimper/
total 1 replies
Fitria Syafei
Kk cantik kereeen 😍😍 terima kasih 😘
Mar lina
lanjut thor ceritanya
Mar lina
tripel up thor
di tunggu up nya
🙏🙏🙏
merry
ceraiin ajjj trs ksh tau pejnjian klian berdua biar kkdppnn flo gk gnguin atau sehingga citra lgg,, hati org gk tau x flo iri kn x karma dia dh sia sia kn pernkhnn y dgn David,, citra kbur kek yg jauh ktmu lg 5 thnn kmdian dgnn bw dua ank kmbrr mrkk,, dan dsni flo dh nkh dhh sadar full kesepakatan zergann dan david
Mar lina
semoga aja flo
di ceraikan oleh David
dan Citra hamil...
lanjut thor ceritanya
Mar lina
jangan bilang Zergann
suka sama Flo...
merry
bnr kt zergann kmu trm dan menyuruh David nkh supya pyn ank,, dan disini kmu yg slh flo tp sehingga citra,, cita hnya jlnin persyaratan ajjj bukn mau jdi pelakor gundik atau jalng,, persyaratan sesuai kesepakatan lhh,, wlpun ggll citra dpt duit kesucian ud di ambill jdi imps lhh ada ank atau ngk yaa,, bgs David dan flo bercerai ajj agm dh beda tuu flora jg gk mau pyn ank dan sakit hati lki y nkh lgg mrh krn pyn pny kt stress tu wkkk
Mar lina
David
dilema
akankah Citra
langsung Hamidun
dengan sekali tendang...
lanjut thor ceritanya
si tunggu up nya
Aiyaa writer
👍👍👍👍👍
Dancingpoem
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!