NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takdir Sedang Bekerja (4)

Hari berlalu dengan begitu saja. Laras dan Ais yang sore itu hendak pulang dan menjemput umi nya kajian melihat sosok yang dikenali oleh mereka sedang berdiri di pinggir jalan karena mobil nya mogok.

Duta dan Farid sedang menunggu montir dari bengkel datang. Ais yang mengetahui itu menyuruh Laras untuk memberhentikan mobilnya.

"Ras ras, stop. Pinggirin mobilnya gih. Ada pak Bupati tuh. Kayaknya butuh tumpangan" ucap Ais yang sudah menurunkan kaca mobil Laras.

"Apaan sih kaaak?! Biarin aja lah, toh dia sama temennya kok" Laras tak ingin menepikan mobilnya.

"Eh ingat ya, menolong itu dapat pahala lho. Cepet menepi. Pak Duta!" panggil Ais dan mau tidak mau Laras menepikan mobilnya.

Duta dan Farid menoleh ke sumber suara.

"Ais?" ucap mereka bersamaan.

Ais turun dari mobil dan menghampiri Duta dan Farid.

"Mobilnya kenapa pak?" tanya Ais pura-pura tak tahu dan tak memperdulikan Farid.

"Oh ini mbak Ais, mogok. Padahal baru kemarin di service. Ini lagi nunggu montirnya. Sama Laras?" tanya Duta.

"Iya, sana pak pulang bareng. Sekalian beri penjelasan ke Laras soal kemarin. Saya nanti naik taksi saja. Oh iya, umi minta dijemput Laras. Suruh bareng ibu nya bapak saja. Biar kalian lebih leluasa. Hihihi" ucap Ais memberi jalan bagi Duta untuk minta maaf.

Duta langsung sumringah. Dengan cepat dia mengirim pesan ke mamahnya agar umi pulang bersama supir dan mamahnya. Dengan cepat dia mengambil barang-barangnya di mobil dan menuju mobil Laras.

"Bang, saya duluan ya"

"Ya pak silahkan" emang dasar ya. Kalau lagi kasmaran. Hadeeehh, jadi aku deh yang ditinggalin. Batin Farid dalam hati.

Ais mengambil barangnya dan berpamitan kepada Laras.

"Dadah Laras sayang" ucap Ais

"Eeeh, tunggu! Mau kemana?"

"Pulang. Kamu sama pak Duta aja ya. Oke sayang?" Ais tersenyum jahil dan meninggalkan Laras.

Duta sudah berdiri di samping pintu kemudi. Dia mengetuk dan menyuruh Laras keluar. Laras menurunkan kaca mobilnya.

"Apa?" jawab Laras judas.

"Assalamualaikum Ay, abang butuh tumpangan. Boleh numpang?" tanya Duta.

"Waalaikum salam" jawab Laras sambil membuang muka dan bersidekap.

Ais berteriak. "Pak, diajak jalan ya Larasnya. Saya mau pulang dulu"

"Iya mbak, terima kasih" ucap Duta. "Boleh gak nih abang nebeng. Kayak gak ikhlas" imbuh Duta.

"Iya boleh!" jawab Laras judas.

Duta masuk dan duduk di kursi kemudi. Laras melihat Ais dan Farid dan berpamitan kepada mereka.

"Kak, mas, saya pamit dulu. Hati-hati pulangnya" pamit Laras kepada mereka.

"Iya, udah sanaaaaa" sahut Ais.

Laras masuk ke dalam mobil dan menggunakan seatbelt nya. Duta cengar cengir karena senang.

"Gak usah senyam senyum gak jelas! Ayo buruan pulang!" ucap Laras pedas.

"Iya" jawab Duta dan melajukan mobilnya meninggalkan Farid dan Ais.

Ais hendak menyeberang tapi dihentikan oleh Farid.

"Assalamualaikum Ais. Apa kabar?" tanya Farid.

"Waalaikum salam, baik" ucap Ais sambil menyunggingkan senyum.

"Ooh, Ari apa kabar?"

"Baik, bukannya kalian temenan? Kan bisa berkabar lewat telpon" ucap Ais sedikit galak.

Farid tersenyum. "Maaf kalau mas ganggu kamu. Silahkan lanjutkan perjalanannya"

Ais menatap lurus ke jalan. "Tetaplah seperti ini, saling tidak kenal. Itu lebih baik" ucap Ais dan menyeberang jalan.

Farid mematung dengan ucapan Ais. "Bahkan setelah 7 tahun tak bertemu, kamu masih sedingin es. Huft, lupakan Farid! Sadar diri! Dia tak pernah menginginkanmu" gumam Farid pelan.

Tak lama sang montir datang dan memeriksa keadaan mobil Duta.

"Mas Farid!" ucap sang montir.

Farid menoleh dan menuju sumber suara. "Gimana mobilnya mas?"

"Ini kabel terminator aki nya putus mas, mau nunggu atau dibawa ke bengkel?"

"Bawa ke bengkel saja mas, lama nek tak tunggu. Saya pamit dulu"

Farid mengambil barangnya dan meninggalkan montir itu.

.

Laras dan Duta saling diam di dalam mobil.

"Lhoh, kok ke arah sini sih? Kan rumah abang arah sana" akhirnya Laras buka suara.

"Sengaja biar kamu ngomong. Jangan diemin abang dong Ay, gak enak rasanya. Abang minta maaf ya" ucap Duta menoleh ke arah Laras.

"Nyetir yang bener gak usah tolah toleh. Astaghfirullah umi! Bang, umi minta dijemput" ucap Laras panik sambil menggoyang-goyangkan lengan Duta.

Duta menyerahkan ponselnya ke Laras. "Telpon mamah" perintahnya. Laras mencari kontak mamah Aini dan menghubunginya. Tersambung.

"Halo assalamualaikum mah, mamah masih di tempat kajian gak?" tanya Laras.

Waalaikum salam, masih. Sopir mamah barusan datang. Kamu lagi sama Duta?

"Iya mah, tolong bilangkan ke umi tunggu Laras sebentar"

Gak usah, umi mu sudah sama mamah. Kalian nikmati acara kalian. Tadi Duta udah WA mamah kok. Tenang aja

Laras menoleh ke arah Duta dan mendapati Duta sedang nyengir kuda ke arah nya. "Oh, ya sudah kalau begitu mah, titip umi ya mah. Assalamualaikum"

Waalaikum salam.

Laras menoleh kembali ke Duta dan mencubit lengan Duta.

"Aaaaww, sakit Ay. Maaf maaf" ucap Duta sambil meringis kesakitan

"Dasar nyebelin!"

"Tapi ngangenin. Ya kan?"

"Ih apaan sih. Gak lah yau" ucap Laras sambil tersipu malu

"Hahaha, gitu kan enak abang lihatnya. Maafin abang ya Ay"

"Hmm"

"Jangan ham hem doang to sayang, jawab iya abang Duta sayang, ayang Laras maafin gitu lho"

"Diiih, pengen banget dipanggil sayang. Apaan tuh ayang Laras. Lebay!"

"Biarin lebay. Yang penting abang seneng"

"Sst, berisik. Nyetir yang bener"

"Gak mau diem. Maafin abang dong Ay. ya ya? Kan bukan abang yang nyium perempuan itu. Dia yang nyium abang"

"Ya tapi kan bisa dong gak kecolongan seperti kemarin"

"Iya, bisa. Maaf"

"Iya udah dimaafin kok"

"Alhamdulillah. Makanya besok tuh kalau abang ajak pergi mau. Biar abang mu ini gak ada yang gangguin sayang"

"Belum diterima gak usah panggil sayang-sayang. Belum tentu aku ada rasa sama abang"

"Ih, kok ngomongnya begitu. Kamu cemburu itu udah membuktikan ke abang kalau kamu ada rasa sama abang. Jujur gak boleh bohong!"

Laras diam dan tersenyum tipis. "Iya, aku udah mulai ada rasa sama abang. Jadi jangan seperti kemarin lagi. Panas rasanya"

Duta menoleh dan tersenyum. "Alhamdulillah, mau ngaku juga akhirnya. Abang sayang sama kamu" ucap Duta malu-malu.

"Ih apaan sih"

"Jawab dong sayang, iya abang, aku juga sayang sama abang. Gitu lhooo"

"Harus?"

"Iya lah" paksa Duta.

"Iya abang, aku juga sayang sama abang. Cinta sama abang. Jangan dibikin cemburu lagi ya hati ini? Udah puas?"

"Banget!"

Duta memarkirkan mobil Laras di sebuah kafe dengan pemandangan alam terbuka.

"Ngapain kesini?" tanya Laras terbodoh.

"Kencan lah sayang, ngapain lagi. Abang pake masker dulu"

"Kenapa pake masker? Biar gak ketahuan?"

"Iya lah, nanti ada yang ngajak foto kamu marah lagi. Ayo turun"

Mereka berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam kafe. Duta memilih duduk di pojokan kursi yang menghadap alam bebas itu. Laras membaca menu yang ada.

"Mau makan apa bang?" tanya Laras masih sibuk dengan menu di depannya.

"Terserah kamu, abang ikut"

Laras memanggil pelayan kafe itu dan memesan makanan.

"Mbak, pesen kopi hitam dengan 1 sendok gula 1, air mineral 2, kentang goreng 1, onion ring 1, nasi mawutnya 2, pedes semua" ucap Laras kepada pelayan itu

"Baik, silahkan ditunggu dulu" pelayan meninggalkan mereka dan membuatkan menu pesanan mereka.

.

.

.

Like

Komen

Vote

Tip

1
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
Gina Savitri
Fix ini mah arjun pelakunya soalnya tadi dia bicara teror dlm hati las habis berantem sama rena, tapi gimana arjun bisa kenal almh dini 🤔
Gina Savitri
Paling juga rama kan yg nemuin fotonya di buang duta kayanya rama deh
Gina Savitri
Nah kan tabrakan lagi dirga sama nina, cocok klo yg ini mereka kan seagama 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!