Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpisah
Zack berharap kalau dirinya tidak terlambat. Ia mengerti perasaan Yu-Seok pada Lily, meskipun tanpa Yu-Seok mengatakannya. Zack bisa mengartikan lewat tatapan Yu-Seok saat menatap Lily dan Ju-Anh berkomunikasi.
"Baiklah. Kamu harus beristirahat sebelum Ju-Anh kembali datang". Ucap Zack. "Dan satu lagi. Kamu tidak perlu memikirkan sekarang tentang ucapanku sebelumnya".
"Baiklah". Jawab Lily.
...
Yu-Seok kembali datang dengan Ju-Anh yang matanya sudah sembab. Lily duduk menatap Ju-Anh khawatir.
"Loh, kenapa sayang?". Tanya Lily pada Ju-Anh.
"Dia menangisimu". Yu-Seok mengeluh lalu duduk lesu di atas sofa.
"Loh kenapa?". Tanya Lily. "Sini naik, deket mama Lily". Ajak Lily.
Ju-Anh berusaha naik ranjang Lily, dengan terpaksa Yu-Seok membantunya menaikkan Ju-Anh. Ju-Anh dengan cepat memeluk Lily dengan erat, sampai Lily memekik kesakitan.
"Aw!". Lily meringis.
"Kenapa!".
"Mama".
Ju-Anh dan Yu-Seok berbarengan. "Ju-Anh,sakit sayang". Lirih lily.
"Ju-Anh! Jangan seperti itu". Bentak Yu-Seok.
Ju-Anh menangis terkejut karena bentakan ayahnya. Lily menatap tajam Yu-Seok.
"Tuan, apa yang Anda lakukan?".
Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang penuh penyesalan. Ia hanya terdiam.
Lily memandang Yu-Seok dengan mata yang penuh kemarahan. "Anda tidak bisa begitu, Tuan. Anak kecil itu hanya ingin memelukku. Anda tidak perlu membentaknya," kata Lily.
"Beraninya kau menatapku seperti itu,Lily!". Ucap Yu-Seok meninggi.
"Maaf,Tuan. Saya tidak sengaja". Ucap Lily menyesal.
Ju-Anh memandang Lily dengan mata yang penuh kesedihan. "Mama..,".
Lily memandang Ju-Anh. "Aku tidak sakit, sayang. Aku hanya sedikit tidak nyaman karena kamu memelukku terlalu erat," kata Lily.
Tiba-tiba mertua Yu-Seok, Keluarga Park (kedua orang tua mendiang ibunya Ju-Anh) datang berniat untuk menjenguk Lily. Mereka terkejut mendengar ada perdebatan ditempat tujuan mereka.
"Ada apa ini, Yu-Seok?". Tanya nyonya Park.
"Cucuku". Sapa tuan Park mendekati Ju-Anh. Dengan segera membujuk Ju-Anh agar mau pergi dari ruangan.
"Maaf, ma, pa". Ucap Yu-Seok.
Nyonya Park hanya menggeleng pelan, ia tak habis fikir dengan menantunya itu. "Mama kecewa sama kamu, Yu-Seok". Ucapnya. "Cukup untuk kamu menyakiti anakku. Jangan kamu sakiti wanita lain yang bahkan tidak memiliki siapapun dinegeri ini".
Yu-Seok terkejut mendengar pernyataan dari mertuanya. "ma...kenapa mama..".
"Diam Yu-Seok!". Potong Nyonya Park. "Aku baru tahu semuanya sekarang. Aku tahu kalau kamu tidak pernah mencintai anakku. Kamu hanya berpura-pura mencintainya dihadapanku agar aku merasa senang!. Kamu membiarkannya menderita selama hidup denganmu". Nyonya Park mengeluarkan semua kejanggalan hatinya.
"Dan bahkan kelahiran Ju-Anh". Ucapannya terhenti. "Kamu tidak menyentuh anakku sedikitpun! Apa salah kami padamu, Yu-Seok".
Lily hanya terdiam membisu mendengar semua luapan amarah nyonya Park. Tak berselang lama, kedua orang tua Yu-Seok juga datang. Mereka melontarkan pertanyaan yang sama.
"Ada apa ini?". Tanya Tuan Lim.
"Tadi, aku dan suamiku mendengar kalau Yu-Seok memarahi Lily". Jawab nyonya Park cepat.
"Apa benar yang dikatakan Nyonya Park, Yu-Seok?". Tanya Nyonya Lim menatap Yu-Sok sinis.
Yu-Seok membuang muka. "Lily, jawab saya". Ucap Nyonya Lim. "Apa yang dikatakan nyonya Park benar?". Tanyanya.
Lily hanya mengangguk pelan. "Plakk!!". Sebuah tamparan mendarat dipipi Yu-Seok.
"Maa...". Yu-Seok meringis terkejut menerima tamparan dari mamanya.
Dada Nyonya Lim naik turun karena amarah, sama halnya dengan yang dirasakan oleh Nyonya Park. "Mama tahu semuanya, Yu-Seok!". Bentaknya.
"Ma..kenapa? Apa salah Yu-Seok?". Yu-Seok mencoba meraih tangan Nyonya Lim namun dengan cepat ditepis.
Lily hanya terdiam sambil menunduk. Ia sangat takut untuk berbicara kali ini. Jika ia berbicara, ia takut akan semakin memperkeruh suasana.
"Jangan menyentuh mama!". Ucap Nyonya Lim. "Aku tidak sudi memiliki anak sepertimu!".
Yu-Seok semakin dibuat pusing. "Pa..". Lirihnya.
"Aku akan menarik sisa kontrak kerja Lily. Aku tidak mau kamu membuat banyak hati yang tersakiti!". Tegas Tuan Lim.
"Apa?". Ucap Yu-Seok tak terima.
Datanglah beberapa perawat masuk ke dalam ruangan. Tanpa berbicara, mereka membantu Lily turun dari ranjang pindak ke kursi roda. Kemudian para perawat membawa Lily keluar ruangan.
"Kalian mau membawa Lily kemana?. Dia membutuhkan perawatan!". Ucap Yu-Seok.
"Ju-Anh yang membutuhkan Lily, bukan kamu!. Kemana kamu saat Ju-Anh membutuhkanmu? Orang asing lebih tulus menyayangi Ju-Anh dari pada ayahnya sendiri". Lantang Nyonya Park.
"Aku tidak akan menerima jika Lily merasakan apa yang anakku rasakan selama menikah denganmu!. Jangan harap kamu bisa menemui Lily dan Ju-Anh". Lanjutnya, kemudian berangsur pergi.
"Mulai sekarang, terserah apa yang mau kamu lakukan dengan hidupmu". Ucap Tuan Lim
"Kami akan membawa Ju-Anh dan Lily. Tidak ada bantahan". Ucap Nyonya Lim.
"ma..pa...". Yu-Seok memelas. "Jangan seperti ini, Yu-Seok membutuhkan Ju-Anh dan Lily"
"Alasan". Kecam Tuan Lim. "Kamu hanya menjadikan mendiang istrimu sebagai pengalihan dari ketidak normalanmu itu. Dan kamu akan melakukannya juga pada Lily?. Aku tak sudi".
"Kalian semua yang memaksaku untuk menikahi wanita tanpa perasaan. Lalu ketika semuanya telah terjadi, kalian menyalahkanku!". Bela Yu-Seok.
Namun sia-sia saja, mereka semua tidak mau mendengar dan berlalu meninggalkan Yu-Seok yang sendiri terdiam diruangan. Kepalanya berdenyut nyeri menerima semua perkataan yang penuh dengan amarah karena ulahnya sendiri.
"Tapi, aku merasakan hal yang berbeda dengan Lily". Gumam Yu-Seok
Sementara diluar sana ada Zack yang tengah duduk dikursi yang tersedia di lorong Rumah Sakit, mendengar semua keributan dari ruangan Lily. Bibirnya sedikit tersenyum tatakala mendengar keputusan orang tua Yu-Seok untuk Lily.
Terkesan kejam memang, tapi ini persaingan yang sehat antara Zack dan Yu-Seok untuk mendapatkan Lily. "Peluang untukku semakin besar". Batin Zack.
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.