Di suatu masa dimana keberadaan seseorang ditentukan oleh kekuatan dan kekuasaan,siapa yang berkuasa dan memiliki kemampuan untuk menindas yang lain.
seseorang yang mampu melakukan lebih hebat dari yang lain.
disitulah hawa nafsu dan keserakahan mampu menguasai yang berkuasa.tanpa memandang harga nyawa orang lain.
para penguasa kekuatan ,kekuasaan ,keserakahan dan keangkamurkaan saling berpesta pora diatas penderitaan yang lain.
Datanglah sang pengacau,yang mengacaukan para penguasa kekuatan,kekuasaan yang sudah mengakar darah.
Dialah "Sang Pengacau"dengan kehebatan ,kemampuan,dan segala keunggulannya mampu mengacaukan semua yang sudah berjalan mengakar darah segala keserakahan , kesewenangan,keangkamurkaan .
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Arena Pertandingan III
Di arena masih terjadi pertarungan yang makin seru.
Saking serunya membuat penonton tambah antusias berteriak teriak dengan yel yel .
Makin lama pertarungan makin tambah menegangkan serangan demi serangan saling beradu dan saling mengalahkan.
Jurus satu di redam oleh jurus yang lainnya
Saking serunya melihat pertandingan tersebut , membuat Teja makin mendekati arena pertandingan.
Teja akhirnya dapat tempat duduk di dekat arena .Tempat duduk itu mungkin di tinggalkan oleh penonton yang sudah pergi.
Tempat duduk itu berada paling pinggir dekat jalan masuk ke arena pertandingan.
wuuuuuuzzzz....
Kibasan lengan Gajah Oling berhasil di hindari Banyu biru , sambil menghindar kesamping senjata pedang dari banyu biru bergerak menebas ke arah punggung.
Melihat punggung nya terancam Gajah Oling kembali melindungi dengan jurus Baju Baja, serta berusaha menangkis dengan senjata tombak nya.
Taaaang....!.!..!
Suara pedang beradu dengan tombak terdengar . Percikan bunga api tampak berpijar.
Meskipun pedang sudah di tangkis oleh tombaknya , tapi karena saat itu Gajah Oling sudah terdesak di pinggir arena membuat ia tergelincir jatuh dari panggung.
"Yaah... sial ,...si Gajah Oling terjatuh..
"Weleeh.....kalah deh Jagoanku......
teriakan-teriakan penonton bersahut sahutan.
Dengan terjatuhnya Gajah Oling menandakan ia di anggap kalah dan itu sudah peraturan.
"He..he...he.... sungguh sial aku anak muda ,aku mengaku kalah."
Walaupun kalah Gajah Oling tertawa dan mengakuinya ,lalu mereka berpelukan.
"Terima kasih pada senior sudah memberi petunjuk dan mau mengalah," kembali Banyu Biru menjura memberi hormat.
Dan pertandingan itu si sah kan dimenangkan oleh Banyu Biru.
"pertandingan berikutnya adalah Cinde Ayu dari kelompok Naga Putih melawan Joko Lelono dari kelompok Sisik Naga," teriak sang pembawa acara.
Segera melompat seorang pemuda ke arena dengan sedikit arogan.
Sementara itu di bawah arena terjadi sedikit kericuhan, penyebabnya ternyata waktu Cinde ayu lewat mau naik ke panggung kakinya terserimpet kaki Teja sehingga terjatuh.
"Kurang ajar .... Sengaja ya .. mau membuat aku malu ya".
"Kamu sengaja menjegalku ...'
Dengan sangat marah dara cantik tersebut menuding Teja sambil ngomel-ngomel.
"Awaaaas kau ...jangan pergi... tunggu selesai aku bertanding ku Hajar kau".
Bla..bla...bla......Omelan gadis manis itu terus meledak dari mulut indahnya.
Teja hanya cengar Cengkir , sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Maaf nona bukankah nona sendiri yang tadi menabrakku , aku kan hanya diam duduk disini, sedangkan kamu yang bergerak jadi bukan salahku kan kalau kamu terjatuh ", Teja mencoba membela diri.
Dia tidak mau disalah kan.
Cinde ayu mendengus kesal , sebenarnya dia pengin memukul pemuda lusuh tapi tampan itu. Namun gerakan tangannya yang akan memukul di pegang oleh gurunya.
"Sudah kamu jangan membuang tenaga untuk urusan yang tidak penting", gurunya mengingat kan.
Sambil menatap tajam Ke arah Teja , Cinde ayu menggerakkan tangan seperti menggorok leher.
Cinde ayu akhirnya berjalan kembali ke arah panggung.
***
Kedua orang tersebut sudah berhadapan bersiap untuk bertanding.
Setelah aba aba di berikan mereka mulai pertandingan.
Saling serang dan saling tangkis,Teja kusuma kembali serius memperhatikan pertandingan tersebut.
"Gadis itu sebenarnya cukup hebat cuma jurusnya sedikit keliru,"Teja membatin setelah melihat jurus yang di gunakan Cinde Ayu.
Serangan Joko Lelono makin ganas membuat Cinde ayu kewalahan .
Tiba-tiba ada teriakan yamg membimbing gerakan Cinde Ayu.
"Kakimu kurang menekuk sedikit sehingga pukulanmu kurang kuat karena kuda kuda mu lemah."
"Tanganmu diluruskan supaya tenagamu tambah kuat."
Dan banyak lagi instruksi di berikan oleh Teja Kusuma kepada Cinde Ayu, membuat orang orang semua melihat kearah Teja Kusuma.
Semula Cinde Ayu tidak merespon semua yang di katakan Teja ,tapi semakin lama apa yang dikatakan Teja benar dan mbuat Joko Lelono kewalahan.
Teja tidak menyadari suaranya menarik semua perhatian orang orang yang ada disana .semua orang tampak diam memandang kearah nya.
Suasana yang tadinya gemuruh ramai sekarang hening hanya suara Teja yang masih berteriak teriak mengarahkan Cinde ayu bagaimana menghadapi Joko Lelono.
"Iya terus ...begitu...bagus gerakan yang benar begitu...badanmu agak condong ke depan ", bla...bla....bla....
Dengan semakin semangat Teja memberi pengarahan.
____________
**Selamat membaca jangan lupa like ,vote dan koment-nya.....
happy reading**.......
knp ga makai kata semburan...