‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️
CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian
Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.
Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 : Mencoba Hal Baru
...•••Selamat Membaca•••...
Mata terpejam, seluruh tubuhnya sakit luar biasa dan ingatannya terus pada Leo, sang psikopat yang selalu memanjakan dirinya selama ini.
Flashback On
“Aduh sakit,” keluh Maureen ketika dirinya terpeleset, seorang pelayan dengan cepat membantu Maureen berdiri.
“Nyonya tidak apa-apa? Maafkan saya nyonya.”
“Tidak apa, aku yang ceroboh, sudah jelas kamu sedang pel lantai,” balas Maureen.
Maureen bergegas ke dapur mencari makanan, perutnya sudah sangat lapar, sekarang sudah pukul 3 sore dan dari tadi dia tidak makan apa-apa sesudah sarapan karena terlalu fokus menonton.
Selesai makan, dia langsung mandi, nanti jika Leo pulang, dia sudah segar. Karena Leo orangnya sangat rapi dan bersih, dia tidak suka jika Maureen terlihat kucel.
Maureen kembali bersantai, menghidupkan televisi lagi dan memilih film yang ingin dia tonton. Karena tadi siang dia tidak tidur sama sekali, mata Maureen terasa begitu berat dan tak butuh waktu lama untuknya terlelap.
Pukul setengah enam sore, Leo baru pulang dari kantor, dia langsung menuju kamar karena tidak melihat Maureen menyambutnya di depan pintu.
Biasanya Maureen akan bertingkah kalau dia pulang bekerja dan akan membuat kehebohan.
“Mana Maureen?” tanya Leo pada pelayan.
“Di kamar tuan,” jawab si pelayan dengan ramah.
Dia langsung ke kamar dan tersenyum sambil berjalan mendekati Maureen, dia menaruh tas kerjanya dan membuka jas yang dia kenakan lalu meletakkan di atas sofa. Leo berjongkok, mengelus pelan wajah dan bibir ranum itu lalu menciumnya.
Leo berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bergabung dengan Maureen tidur di atas kasur, wanita itu mendengkur halus, bibirnya sedikit terbuka yang membuat Leo gemas.
“Rasa lelahku hari ini hilang setelah melihat dirimu Maureen, kau benar-benar membawa pengaruh positif dalam hidupku.” Leo mengecup bibir terbuka Maureen dengan lembut yang membuat wanita itu terbangun kaget.
Maureen membuka matanya, Leo bisa melihat kalau mata Maureen merah karena belum puas tidur. Maureen hendak duduk tapi ditahan oleh Leo.
“Tidur saja, aku juga lelah ingin tidur,” kata Leo pelan pada Maureen.
“Aku mengantuk sekali tuan, maaf ya, aku tidak tau kalau kamu pulang,” kata Maureen lalu memejamkan matanya kembali, sangat mengantuk, Leo hanya tersenyum tipis lalu ikut tidur bersama.
Tepat jam 9 malam, mereka berdua bangun bersama karena lapar. Maureen beranjak dari kasur untuk menyiapkan makan malam.
“Kita makan di luar saja, aku sedang ingin makan di luar,” kata Leo yang membuat Maureen terlihat sangat bahagia.
“Betul tuan?”
“Iya, sana siap-siap.”
Maureen dengan semangat bersiap, dia memoles sedikit wajahnya dengan make up dan mengenakan pakaian terbaik yang dibelikan oleh Leo. Penampilan Maureen malam ini sangat menggoda, Leo meminta Maureen duduk lalu mengikat rambutnya dengan sangat cantik sehingga penampilan Maureen begitu anggun dan mempesona.
“Aku suka dengan rambutmu Maureen, jangan pernah memotongnya ya.” Maureen mengangguk karena dia juga tidak suka rambut pendek.
Leo memilih sebuah cafe ternama dan terenak, dia memilih makanan yang sangat mahal malam ini.
“Maureen, lihat sini.” Maureen menatap Leo, ternyata pria itu mengarahkan kamera hp padanya, Maureen yang paham langsung berpose dengan anggun dan..jepret! Leo mengambil satu foto Maureen dan menyimpannya.
...
...
“Sekarang kita foto berdua,” pinta Maureen.
“Aku tidak suka berfoto.”
“Lalu kenapa kau mengambil fotoku?”
“Jika nanti kau kabur dariku, aku akan menyebarkan foto ini di seluruh penjuru dunia, jadi kau tidak bisa ke mana-mana, mengerti.” Maureen menghembuskan nafasnya dengan kesal lalu merungut.
“Ini, kau yang mengambilnya.” Leo memberikan ponsel itu pada Maureen dan dengan senang hati Maureen terima.
“Oke, ayo senyum.” Maureen menjulurkan tangannya ke depan untuk mengambil foto mereka berdua tapi Leo malah pindah duduk, Maureen menatap Leo yang saat ini duduk tepat di sampingnya.
“Nah, begini,” kata Leo, Maureen hanya tersenyum. Maureen mengambil beberapa foto dengan gaya berbeda dari mereka berdua.
“Terakhir,” kata Maureen, dia kembali menjulurkan tangannya dan cup! Leo mencium bibir Maureen sehingga kamera depan itu langsung mengambil gambar mereka berdua.
“Nah ini baru bagus,” kata Leo begitu puas melihat hasil foto ciuman mereka berdua.
“Dasar curang.” Maureen menyipitkan matanya pada Leo dan dengan cepat, Leo mencubit pipi Maureen.
Makanan datang, mereka menyantap hidangan mahal itu dengan penuh kenikmatan. Diam-diam, Leo merekam Maureen yang sedang makan dengan ponselnya, wanita itu sangat menikmati hidangan yang tersaji lalu mereka berbincang ringan dan hangat, sesekali tertawa lepas.
Setelah puas di cafe, mereka menuju parkiran mobil di basement gedung. Maureen begitu semangat hari ini karena bahagia sudah diajak oleh Leo keluar.
“Kita mau ke mana?” tanya Leo pada Maureen.
“Terserah tuan aja mau ke mana.” Maureen menghapus keringat di dahinya, Leo yang sedang memasang sealtbet melihat lebam di kening Maureen.
“Ini kenapa?” tanya Leo sambil mengusap lebam itu dengan ibu jarinya.
“Oh ini, tadi aku tidak sengaja jatuh karena lantai licin, aku yang ceroboh, kepalaku terbentur, makanya lebam,” jawab Maureen santai.
“Jangan bohong padaku, apa ada yang menyakitimu?” tanya Leo dengan tatapan tajam.
“Tidak ada tuan, aku memang terpeleset dan kau bisa cek cctv di rumah kalau tidak percaya.” Leo mengangguk, dia percaya kalau memang tidak ada yang menyakiti Maureen. Siapa juga yang berani di dalam rumah itu pada tawanannya.
“Memang kalau ada yang melukaiku kenapa?”
“Aku akan membunuhnya.”
“Kau ini sangat mengerikan tuan, sedikit-sedikit bunuh, memangnya nyawa itu tidak berharga apa?”
“Ada beberapa nyawa yang berharga dan ada yang tidak.”
“Opinimu saja.” Leo menatap Maureen dan tersenyum, dia mendekatkan wajah pada Maureen.
“Mau mencoba sesuatu yang baru?” Maureen mengerutkan keningnya.
“Apa?”
“Bercinta di dalam mobil.” Maureen mendorong tubuh Leo.
“Tidak mau, di sini banyak orang dan bakalan ada yang melihat kita, tuan.”
“Tidak akan ada yang melihat kita, lagian kaca mobil juga ada tirai penutupnya, nggak akan ada yang lihat.” Leo merendahkan kursi milik Maureen sehingga wanita itu langsung setengah tertidur. Leo juga menutup semua tirai kaca mobil agar tidak ada yang bisa melihat mereka.
Leo memulai aksinya, dia mengecup bibir Maureen dengan lembut, tangannya mengusap wajah dan leher Maureen. Wanita itu menikmati dan membalas ciuman Leo yang hangat, tangan Leo membuka perlahan baju yang dikenakan oleh Maureen hingga wanita itu kini mengenakan bra dan cd saja.
Leo sangat mengagumi keelokan tubuh Maureen, sangat pas dan cantik, tubuh yang membuat dia candu luar biasa hingga tak ada satu wanita pun yang bisa menandinginya. Leo membuka seluruh pakaiannya dan mereka pindah ke bangku tengah. Leo membuka bra dan celana dalam yang dikenakan Maureen hingga dada ranum dan bagian bawah Maureen terlihat sempurna oleh Leo.
Leo menuntun Maureen untuk duduk di pangkuannya, dia terus memagut bibir cantik itu dan melumatnya dengan sempurna, tangannya mengusap lembut paha putih mulus Maureen lalu pantat Maureen yang sangat berisi.
Maureen mendongakkan kepalanya, memberikan akses pada Leo untuk mencumbu lehernya. Desahan demi desahan kini terdengar dan saling sahut sahutan.
“Aahh tuan,” desah Maureen ketika Leo menghisap kuat dada kanannya dengan tangan yang masih meremas kuat pantat Maureen.
Puas dengan dada Maureen, Leo menidurkan wanita itu lalu menempatkan miliknya di depan pintu kehangatan Maureen. Menusuk dengan perlahan sehingga semua batangnya masuk memenuhi tubuh Maureen, rasanya begitu sesak dan penuh.
Leo merendahkan tubuhnya, membiarkan kaki Maureen melingkar di pinggangnya dan dengan cepat memompa milik Maureen dengan miliknya, Leo terus memeluk Maureen dan membenamkan wajahnya di leher putih dan wangi itu.
"Aahh ngghhh aahh ahhh..ahhh." Dorongan Leo semakin cepat dan brutal, tubuh Maureen tersentak karena kuatnya dorongan itu.
Leo menatap wajah Maureen yang sangat sensasional baginya lalu mengecup singkat bibir Maureen. Leo kembali meninggikan tubuhnya, kedua lengannya membuka lebar kaki Maureen sehingga dia lebih leluasa menghujamkan miliknya dalam liang hangat Maureen.
Leo memasukkan jari jempol kanannya ke dalam mulut Maureen sembari terus mengocok cepat milik Maureen di bawah sana. Maureen menghisap jari itu lalu Leo mengeluarkannya dan memainkan klitoris Maureen. Tubuh mungkin nan indah itu terus menggelinjang tak karuan di bawah Leo, seiring cepatnya dorongan Leo, cepat pula tangannya memainkan klit Maureen.
“Aahhh fuck, kau sungguuhh aahh nikmatt Maureeenn ahhhh hmmmpp.” desah Leo yang saat ini begitu brutal menghujam Maureen.
Setelah puas, Leo meminta Maureen di atas, dia duduk bersandar dan membiarkan Maureen memasukkan miliknya ke dalam milik Maureen.
Maureen bergerak naik turun dengan batang Leo yang keras terus menusuk miliknya di bawah sana. Maureen bergerak cepat sambil memegang sandaran kursi depan karena posisinya membelakangi Leo.
Leo menahan pinggang Maureen lalu tangannya naik meremas kedua buah dada Maureen yang menggantung sangat indah.
Remasan dan genjotan di bawah sana, membuat Maureen benar-benar melayang tak karuan.
“Aahh tuan, ini nikmat sekaliihhh aahh,” racau Maureen ketika dirinya makin cepat, Leo mengumpulkan rambut Maureen lalu mengecup dan menjilati bahu serta leher Maureen.
“Kau luar biasa Maureen, aku suka,” bisik Leo dengan suara beratnya.
20 menit berlalu dalam posisi begitu, Maureen kembali ditarik oleh Leo lalu membuat Maureen menungging, kedua tangan dan lutut Maureen menumpu tubuhnya. Leo dari belakang menusukkan kembali miliknya ke dalam vagina Maureen.
Leo memegang leher Maureen dan terus memberikan dorongan penuh nafsu di belakang sana.
“Aahh...aahh....ahh fuck....hnmm yeaahhh aahhh.”
Sudah hampir satu jam mereka bergumul, Leo semakin mempercepat gerakan dan dorongannya lalu membuangnya sangat banyak dalam rahim Maureen. Wanita itu terkulai lemas, Leo menatap puas Maureen.
“Thanks Maureen.” Leo mencium bibir Maureen dengan lembut.
Mereka mengenakan pakaian masing-masing dan kembali duduk di depan. Kejadian 10 menit yang lalu di bangku tengah sudah membuat mereka berdua puas. Maureen memeluk lengan Leo dengan manja, Leo mencium kepala Maureen.
“Aku bahagia Maureen,” kata Leo dengan suara lembut.
“Aku juga tuan.” Maureen memberanikan diri mengecup pipi Leo.
Flashback Off
Maureen terus menangis mengingat semua itu, bahkan Leo begitu marah jika dirinya terluka tapi dia malah bertindak bodoh dengan menyia-nyiakan kebaikan Leo dan meminta kebebasan yang berujung dirinya disiksa oleh Gema dan teman-temannya ini.
...•••BERSAMBUNG•••...
...~LEO MAXIMILLIAN~...
...~MAUREEN CHULPAN~...
...🌬🌬🌬...
kasian maula masih kecill.
rayden yg sabar yaaa
tim nya rayden ni thor ❤😘😅🤣