NovelToon NovelToon
Kawin Kontrak

Kawin Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:19.7k
Nilai: 5
Nama Author: Irma

Kecelakaan maut yang menimpa sahabat baiknya, membuat Dara Asa Nirwana terpaksa menjalani nikah kontrak dengan Dante Alvarendra pria yang paling ia benci.

Hal itu Dara lakukan demi memenuhi wasiat terakhir almarhumah untuk menjaga putra semata wayang sahabatnya.

Bagaimanakah lika-liku perjalanan lernikahan kontrak antara Dara dan Dante?
Cerita selengkapnya hanya ada di novel Nikah Kontrak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter - 06

Satu Minggu Kemudian.

Tak banyak yang Dara ubah dari kediaman mendiang Yulia dan Max, semua foto kebersamaan Dion dan kedua orang tua kandungnya masih pada tempatnya ia hanya menambahkan satu foto mereka bertiga saat menikah kemarin.

"Foto ini mau ditaruh dimana?" tanya Dante menunjuk pada foto mereka berdua dengan ukuran yang sangat besar. Foto tersebut baru saja dikirim oleh studio foto yang mengabadikan momen pernikahan mereka.

Dara hanya meliriknya sekilas. "Kau buang saja," ujarnya tanpa ekspresi, ia beralih pada Dion yang tengah duduk di baby walkernya. "Waktunya untuk buah, Sayangku." Ia menggendong Dion menuju dapur.

Baru saja Dante hendak menyingkirkan foto pernikahannya, bel rumah berbunyi. Ia menyandarkan foto tersebut di dinding, kemudian berjalan pintu depan. "Sebentar," ujarnya.

Sebelum membuka pintu, Dante mengintip lewat jendela. Pria itu begitu terkejut karena ternyata sang pengacara datang bersama petugas dinas sosial.

"Dara... Ada Dinsos," ucapnya setengah berbisik.

Dari dapur Dara menyipitkan matanya untuk memastikan apa yang Dante ucapkan padanya.

"DINSOS," ulang Dante.

Dara pun sama terkejutnya. "Dimana cincinku?" ia menggendong Dion menuju kamarnya.

Setelah tiba di kediamannya pada malam pernikahannya, Dara langsung mencampakan cincin pernikahannya, ia tak ingin Axel, gebetan barunya yang seorang dokter bedah mengetahui dirinya sudah menikah.

Kini ia kebingungan mencari cincin tersebut. "Oh astaga, menyusahkan sekali cincin sialan itu," gerutunya sembari membongkar-bongkar sudut kasurnya, karena seingatnya ia melemparnya ke arah tempat tidur.

Sementara itu Date yang memang belum pernah melepas cincin kawinnya langsung membukakan pintu untuk tamunya.

Berbeda dengan Dara, Dante sudah berterus terang pada Anggel tentang pernikahan kontraknya dengan Dara, ia berjanji setelah kontraknya dengan Dara selesai ia akan langsung menikahinya. Dante merasa beruntung karena Anggel bisa mengerti kondisinya.

"Selamat pagi," sapa Dante begitu ia membukakan pintu untuk mereka.

Sang pengacara memperkenalkan Dante pada petugas dinas sosial yang akan dengan rutin mengunjungi mereka, memantau perkembangan Dion.

"Ngomong-ngomong dimana istri dan anakmu?" tanya sang pengacara.

"Mereka lagi ada dikamar. Dara sedang berganti baju, tadi dia memakai..." Dante memberi kode seolah Dara tadi mengenakan pakaian sexy. "Maklum, kita kan pengantin baru," lanjutnya sembari tertawa.

Tak lama kemudian Dara dan Dion datang, Dara berhasil menemukan cincinnya dikolong tempat tidur, gadis itu nampak berantakan sekali seperti seekor singa.

Sembari menggendong Dion, ia menyapa pengacara dan petugas Dinsos.

"Sepertinya Anda kelelahan sekali," Komentar Andre, sang petugas Dinsos. "Apa Dion sangat merepotkan kalian?"

Dara dan Dante kompak menggeleng. "Dion sama sekali tidak merepotkan, dia anak yang sangat manis sekali," Dara memberikan kecupan sayangnya pada anak yang ada dalam dekapannya, kemudian menatap kesal pada Dante. "Dialah yang merepotkanku."

Dante terkejut. "Aku? Memangnya aku..."

Sang pengacara langsung memberi kode kepada Dante untuk diam, karena pertengkaran mereka bisa sangat mempengaruhi penilaian.

Andre berjalan lebih dalam, ia menemukan foto pernikahan Dante dan Dara yang tergeletak lantai dan bersandar didinding.

"Itu baru saja datang, aku baru saja ingin memajangnya sebelum bel rumah berbunyi," Dante langsung menjelaskannya.

Raut wajah Dara berubah menjadi semakin kesal, karena itu artinya foto itu akan benar-benar dipajang disitu dan ia akan terus melihatnya.

Andre mengangguk, mereka berkeliling untuk memastikan Dion tinggal dan di rawat dengan baik.

Selama berkeliling, secara bergantian Dara dan Dante menjelaskan kegiatan keseharian mereka merawat Dion. Dara menjelaskan apa-apa saja menu yang dimakan oleh Dion, dan makanan apa yang paling Dion sukai dan tidak sukai.

"Lalu makanan kesukaan suamimu?" tanya Andre.

Dara terdiam, ia tidak tahu apa makanan kesukaan Dante, bahkan ia tidak peduli pria itu makan atau tidak.

"Aku selalu memakan apapun yang Dara masak," sahut Dante. "Semua yang dia masak adalah favoritku," dustanya. Dara hanya tersenyum ragu.

Memasuki area taman belakang Dante mengungkapkan jika Dion tidak hanya bermain didalam, tapi juga diluar. "Dia suka sekali bermain gelembung sambung," ungkapnya sembari mengambil Dion dari gendongan Dara, ia kemudian menunjukan bagaimana ia dan Dion bermain.

Terakhir, mereka menuju kamar tidur Dion. Kamar yang didesign oleh orang tua kandung Dion begitu rapih, nyaman dan wangi. Dara selalu merapihkan kamar tersebut, hanya ada beberapa mainan yang tergeletak di atas tempat tidur. "Itu mainan kesayangan, pengantar tidurnya," ujar Dara.

Andre mengangguk mengerti, memang ada beberapa anak yang tak bisa lepas dari benda kesayangannya. "Lalu kamar kalian dimana?"

Dengan cepat Dara dan Dante menujuk kamar masing-masing. "Maksud kami," ujar Dara, ia menujuk ke arah kamar Dante, sementara Dante menujuk ke arah kamar Dara.

Hal ini membuat petugas heran dan curiga. "Kalian tidak satu kamar?" tebaknya.

Dante dan Dara sangat terlihat sedang mencari-cari alasan. "Sebagai produser profesional aku sangat sibuk, aku sering tertidur diruang kerjaku. Sehingga istriku yang sangat baik hati ini menyediakan tempat tidur diruang kerjaku," dustanya kembali, sembari menujuk ke arah kamarnya.

"Boleh aku melihatnya?"

"Ten.. Tentu saja," ujarnya Dante ragu, namun ia tetap mengantarkan mereka menuju kamarnya.

Kamar Dante terlihat seperti kamar pria pada umumnya. Baju-baju, handuk, tas hingga sepatu berserakan dimana-mana.

"Lalu kamar kalian? Boleh aku melihatnya?" pinta petugas kembali.

"Ten.. Tentu." Dara pun sama ragunya, meski ia yakin kamarnya masih jauh lebih rapih dari kamar Dante.

Ya, hanya bagian tempat tidur saja yang terlihat berantakan, itu semua karena mencari cincin kawinnya yang hilang. Namun selebihnya semua tertata rapih di lemari dan meja riasnya, bak kamar anak gadis yang sangat rajin.

"Baiklah, hasil kunjungan ini akan aku laporkan untuk dievaluasi lebih lanjut," ujar sang petugas, kemudian ia pamit dari kediaman Dara dan Dante.

Pengacara mengantar petugas hingga mobilnya, kemudian kembali lagi pada Dara dan Dante. "Aku tahu kalian menikah hanya pura-pura," ujarnya. "Tapi berusahalah menjadi pasangan yang normal, karena kalau sampai hasil penilaiannya buruk. Kalian gagal mendapatkan hak adopsi atas Dion, dan Dinsos akan mencarikan orang tua yang ideal untuk Dion."

"Tidak!" ujar Dara dan Dante bersamaan.

"Aku mohon jangan ambil Dion," ucap Dara memelas.

"Kami akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Dion," sambung Dante.

"Penilaian bukan hanya berdasarkan fasilitas dan makanan apa yang kalian berikan untuk Dion, tapi apakah kalian mampu menjadi pasangan yang baik, karena anak bukan hanya butuh kebutuhan lahir tapi juga keluarga yang harmonis." Tutup sang pengacara, ia pun kemudian pamit pergi.

***

Baru saja Dante menutup pintu depan, dan Dara berserta Dion menghempaskan tubuh di sofa. Bel rumah kembali berbunyi.

Kali ini yang datang adalah kedua orang tua Dante. "Tumben sekali kalian datang mengunjungiku," ujar Dante mempersilahkan kedua orang tuanya masuk. "Bukankah Mama sedang tidak ada uang?"

Kedua orang tua Dante hidup didesa, mereka hampir tidak pernah mengunjungi Dante ke Jakarta, selain karena sibuk mengurus lahan di desa, kontrakan Dante yang begitu sempit membuat mereka tidak ingin merepotkan anaknya.

"Tidak, kami datang bukan untukmu," ujar Alice. "Kami datang untuk cucu dan menantu kesayangan kami." Ia dan suaminya menghampiri Dara dan Dion di sofa di ikuti oleh Dante.

"Kami baru saja menjual hasil kebun agar bisa datang kemari," ungkap Bobi.

Dara begitu tersentuh atas kebaikan kedua orang tua Dante.

"Kau pasti sudah selesai kan mensturasinya?" tanya Alice. "Kami rasa Dion tak keberatan jika memiliki adik perempuan," ia mengambil Dion dari pangkuan Dara. "Ia kan Sayang?"

Dion tertawa seolah ia telah siap menjadi kakak.

"Selama satu minggu, kami akan di sini menjaga Dion agar kalian bisa menikmati malam pengantin kalian," ucap Bobi maksud kedatangannya.

"APA???"

Dara dan Dante begitu terkejut, artinya selama satu minggu mereka harus satu kamar.

1
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
hhmmm wajar sihh...
hubungan yang awalnya sudah tdk sehat apalagi dengan keterpaksaan akhirnya jd tidak baik
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
ikhlaskan sajaa yaa Dara dan Dante biar mereka bahagia bersama Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
jahatnyaa pasti sering dicubit, dipukul dan ga dikasih makan
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Pengacara Max yg ngeselin itu hrs ikut bertanggung jawab..😡😡
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Ya Allah..jahatnyaa
sudah diapain itu Dionn 😭😭😭😭
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
Angel ada gunanya jugaa 😄
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R•Dee💕
astagfirullaah
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
hahahaha rasain tuh pengacara juga ikutan kagak di gaji 🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
sehingga berencan menjual Dion ke luar negeri --> sehingga berencana menjual Dion ke luar negeri
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Albert memang jarang sekali datang ke Indonesi --> Albert memang jarang sekali datang ke Indonesia
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
whaaaaaat ????
Max dan Yulia mafia berlian 😱😱😱😱😱
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
waah adik bungsunya Albert kejam dan jahat yaaa
bahkan ia tega menggunakan identitas kakaknya untuk melakukan perdagangan anak di bawah umur ini
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
lhadalah ternyata petugas dinas sosial itu adalah orang bayarannya Albert dan Cindy tooooh
pantas aja dia langsung resign saat Albert akan berangkat ke luar negeri, mungkin tuh petugas dinas sosial takut dirinya akan ikutan masuk penjara jika kasus penjualan anak itu terbongkar kali yaak
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
aaapaaa ????
minta maaf katamu???
setelah Dion mengalami trauma kayak gini, ish ish ish ish
pengacara macam apa kamu itu
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
astaghfirullah Dion langsung kembali memeluk Dara dengan erat saat tuh pengacara sodron masuk keruang rawat inap Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
akhirnya ooooh akhirnya nih pengacara sontoloyo datang juga ke hadapan Dara dan juga Dante 🚶🚶🚶
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Alhamdulillah akhirnya Dion bisa kembali tertawa riang kembali setelah beberapa saat yang lalu Dion menangis seakan menyampaikan kepedihan yang ia alami beberapa bulan terakhir sejak tinggal bersama Albert dan Cindy
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
gitu dahulu dengan sombongnya baik Albert ataupun Cindy mencemooh makanan yang mereka bawa saat bertamu ke rumah Albert untuk menjenguk Dion
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Alhamdulillah akhirnya Dion bisa kembali makan dengan lahap karena bubur yang diberikan rumah sakit telah di campur ama Dante dengan abon buatan Dara
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈
Dion kayaknya takut banget jika harus pisah lagi dengan Dara dan juga Dante sehingga gak mau lepas sedetikpun dari pangkuan Dara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!