"Ibumu pembunuh!"teriak Amanda.Dadanya bergemuruh.Emosinya berkobar-kobar melihat sang putri kecilnya kini meregang nyawa karena ulah mertuanya.
"Kamu mengatakan ibuku seorang pembunuh?Dia itu mertuamu!Yang berarti ibumu juga Amanda!"teriak Richard tak mau kalah.Ia tak mau ibunya dituduh sebagai pelenyap nyawa putrinya.
Amanda,seorang istri yang harus mencari nafkah karena suaminya , Richard tak mau bekerja setelah dipecat dari tempatnya bekerja.Ia harus mengasuh putrinya yang masih berusia dua bulan,namun tanpa sepengetahuan Amanda,ibu mertuanya memberikan makanan yang belum boleh dikonsumsi oleh bayi , hingga sang anak meninggal dunia.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?Ikuti terus yuk kisah mereka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 29
Ibu terlihat sangat kesal dan langsung keluar dari kosan.Mungkin akan membeli makanan.Mbak Arin makan dengan sangat lahap.Untung saja aku masih mempunyai uang sisa di saku celanaku.
5 minggu berlalu,kami masih berdiam diri di kos.Aku pun masih menunggu kabar tentang keberadaan mobil.Sedangkan Ibu asik dengan ponselnya.Mbak Arin main dengan teman-temannya.Dan sebuah mobil berhenti di depan kos.
"Amanda?Mau apa kamu kesini?"tanyaku kepada Amanda.
"Terima kasih karena tidak pernah hadir di persidangan sehingga proses perceraian kita selesai dengan cepat.Mulai sekarang aku bukan istrimu lagi."ucap Amanda yang sontak membuatku terkejut bukan main.
"Apa maksudmu?"tanyaku.Amanda hanya tersenyum.
"Kamu tidak dengar ucapanku?Atau hanya pura-pura?."seloroh Amanda.Semenjak meninggalnya Aini,Amanda menjadi sedikit berani kepadaku.Dulu ia sangatlah lemah lembut.Mungkin semua ini juga karena aku.
"Sekarang kita berdua bukanlah suami istri lagi."jawab Amanda lagi.Aku langsung berdiri.
"Aku saja tidak pernah mendapat surat panggilan.Bagaimana bisa kau mengatakan kita sudah resmi bercerai?"tanyaku.
"Cobalah tanya Ibumu.Barangkali ada yang ia sembunyikan darimu."suruh Amanda padaku.Aku pun langsung masuk ke dalam kos dan bertanya pada Ibu.
"Apa benar yang dikatakan Amanda Bu?"tanyaku.
"Ibu memang sengaja tidak memberitahu kamu agar kalian cepat bercerai."jawab ibu terlihat sedikit salah tingkah.
"Kenapa Ibu melakukan ini padaku Bu?"tanyaku.
"Karena aku membayarnya."ucap Amanda.Aku tidak menyangka,lagi dan lagi semua karena uang.Ibu semakin salah tingkah.Entah kali ini bagaimana ia akan menjelaskannya padaku.
"Ibu!"teriakku penuh emosi.
"Ya kalau kamu bercerai kan kita bisa terlepas darinya Ri.Hidup kita juga nggak akan diganggu lagi."jawab Ibu.Aku tidak terima.
Amanda duduk santai sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Aku tidak mau bercerai Bu."
"Kenapa tidak?Apa yang kamu harapkan dari perempuan seperti dia?Di luar sana masih banyak perempuan yang lebih cantik , lebih kaya dari dia Ri."ucap Ibu yang semakin membuatku kesal.
"Aku mencintai Amanda!Ibu tidak tau kan apa itu cinta?Karena Ibu nggak punya hati!"bentakku. Emosiku benar-benar tak dapat ku kontrol lagi.Kali ini benar-benar meledak.
"Halah Ri Ri.Cinta itu makanan apa.Cinta bisa dicari lagi.Perempuan itu tidak akan mengganggu kita lagi.Toh , kalian juga sudah terlanjur bercerai."jawab Ibu.Pandanganku langsung tertuju pada Amanda.
"Pokoknya sampai kapan pun aku tidak akan bercerai denganmu.Kita belum sah bercerai secara agama Amanda!"sentakku.
"Di dalam agama,jika kamu tidak memberiku nafkah lahir maupun batin selama lebih dari tiga bulan dan aku sebagai istri tidak ridho,maka ada hukumnya.
Coba kamu cari tahu sendiri agar kamu bisa berpikir."
"Pun secara hukum kita bercerai,maka secara agama pun seperti itu."jawabnya.Ragaku seolah ingin memeluk Amanda,namun dengan spontan dia menolaknya dan langsung menyingkir.
"Kamu adalah orang yang tidak ingin aku ingat lagi.Dan ibumu , dia adalah orang yang sangat ingin ke berikan pelajaran."ucap Amanda yang membuatku mengerutkan kening.
"Apa maksudmu ?"tanyaku heran.Ibu pun berdiri setelah mendengar kata-kata itu.
"Heh!Apa maksudmu!Kamu mengancamku?"tanya Ibu sambil berteriak.
Amanda langsung mengeluarkan sebuah foto dari dalam tasnya."Lihatlah dengan baik.Apa ibu mengenalnya?".Kulihat Ibu langsung salah tingkah.
"Nggak."sergah Ibu.
"Jangan berbohong.Karena aku telah berhasil menangkap mereka"jawab Amanda.Ibu ingin masuk ke kamar mandi,namun dengan cepat Amanda mencekal tangannya.
"Lepaskan tangan Ibuku Amanda!"bentakku.
"Ibumu telah membayar seseorang untuk menyabotase butikku.Sehingga beberapa kaca butikku pecah,bahkan sampai terkena pelanggan.Apa menurutmu aku akan diam saja?"ujar Amanda.
Aku semakin bingung dan tidak mengerti dengan semua ini.Aku tidak percaya dengan apa yang ku dengar.
"Sekarang Ibu jawab pertanyaanku dengan jujur.Darimana Ibu bisa mengenal preman-preman itu?"tanyaku heran.
"Ibu ini aktif di media sosial dan dia juga pernah bertemu dengan preman itu beberapa kali untuk membayar mereka.Kamu saja yang ditipu Ibumu."jawab Amanda tegas.
"Aku tidak akan membiarkanmu sukses!"teriak Ibu.
"Buktinya aku semakin sukses kan?Sekarang,aku yang akan bersaksi."jawab Amanda.Ibu langsung berdiri di belakangku.
"Memangnya apa yang akan kamu lakukan?Hah!!"tanya Ibu panik.
"Baiklah.Tunggu saja di sini."ujar Amanda.Ibu meremas tanganku.Sudah jelas ibu sangat ketakutan saat ini.
"Pergilah dari sini Amanda.Kamu hanya membuat keadaan semakin kacau!"ucapku.Amanda keluar dari kosku.
"Aku memang akan pergi,sebelum menjadi sasaran amukan"ucap Amanda.
"Amukan?Amukan apa maksudmu?"tanyaku sambil mencoba menahan Amanda yang akan masuk ke dalam mobil..
"Sudahlah kalian tunggu saja.Aku akan melihatnya dari jauh."jawabnya dan langsung mengemudikan mobilnya.Aku langsung berbalik lagi ke arah ibu."Apa maksud ucapan Amanda tadi Bu?".Ibu tak menjawab pertanyaanku.Namun gerak-geriknya terlihat sangat mencurigakan.
Aku pun memaksanya untuk mengatakan apa yang telah dia lakukan.
"A-aku..."
Bruukk..
Belum sempat Ibu menjawabku,sebuah batu lumayan besar mendarat di kening Ibu.
"Jadi kamu yang telah membuat rumah tangga anakku hancur?"seorang perempuan yang ku perkirakan sebaya dengan Ibu.
Bersambung..