Istri Keduaku Yang Nakal

Al meletakan Lilac di atas ranjang, tubuhnya sudah snagat lelah karena menggendong Lilac dengan cukup jauh. Al menarik lengan nya sendiri dari balik punggung Lilac namun karena lelah dan snagat cape dan tidak ada tenaga lagi untuk menarik lengan nya.

Posisi keduanya sangat dekat, Al berhenti sejenak mengatur nafasnya sambil menatap wajah polos Lilac yang bengkak akibat menangis.

“Aku ga bisa hidup dengan wanita yang menyusahkan seperti mu,” gerutunya karena kesal selama 2 hari hidup bersama Al merasa selalu tidak tenang, karena ada saja tingkah istrinya itu yang menbuat Al kewalahan. “Hidupku tidak akan bisa tenang jika ada kamu.” Gumamnya lagi namun itu hanya ucapan asal yang keluar dari mulutnya karena rasa kesalnya pada wanita itu.

Al menarik kedua lenganya dari balik punggung Lilac, dan hendak berdiri. Namun dia berhenti saat melihat bibir Lilac yang sedang bergumam.

Al memperhatikan bibirnya dengan sangat intens mencoba memahami gerak bibir Lilac yang berbicara nyaris tak bersuara.

“Daniel…” Ucap Al saat mendapat kata yang ia lihat dari gerak bibir Lilac.

“Apa itu kekasihmu? Maaf kan aku Lilac. Mungkin kekasihmu itu akan sangat kecewa padamu.” Ucap Al dengan asal dia lalu berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaian dan membersihkan tubuhnya.

Beberapa menit berlalu Al kembali dari kamar mandinya, dan menghela nafas saat melihat Lilac yang sudah tidur dengan posisi yang tidak jelas.

Posisi Horizontal dan menguasai ranjang itu sepenuhnya. “Yah lakukan lah sesuka mu, lagian aku tidak mau tidur bersamamu.” Ucap Al dia lalu duduk di atas sofa. Lalu merebahkan tubuhnya di Sofa itu dengan kaki yang menjulang ke atas lengan Sofa karena tingginya yang lebih panjang dari sofa itu.

Al berusaha mencari posisi enak di sofa itu, lalu memejamkan matanya.

Di luar kamar yang di tempati Al dan Lilac, ada seseorang yang sejak tadi memantau mereka.

“Ya Tuan, anak mu tidak tidur dengan Nona Julia. Dia sedang berada di kamar Nona Lilac.” Ucap Sekertaris Lee, dia berbicara melalui saluran telpon nya.

Setelah memastikan itu dia kembali ke kamar nya sendiri, karena tugas nya hari ini sudah selesai.

Sudah hampir satu jam Al merasa gelisah karena tubuhnya merasakan sakit, dia lalu menoleh ke arah Lilac yang tidur dengan damai di atas ranjang dengan posisi yang sudah berubah lagi.

“Astaga kau seenaknya menguasai ranjangku seperti itu.” Pekik ya dia berjalan mendekati Lilac yang posisi kepalanya berada di ujung ranjang.

“Kita sudah menikah, jadi tidak masalah bukan jika aku tidur di sini.” Ucap Al dia sedikit mendorong tubuh Lilac dan lalu merebahkan tubuhnya sendiri di atas ranjang utu. “Ah nyaman nya.” Gumamnya.

Belum sampai satu menit matanya terpejam tiba-tiba kaki Lilac menendang bagian pipi Al.

“Ohhh shiiitttt!!!.” Pekiknya mengelus pipinya yang terasa nyeri. Dia menatap kesal istrinya itu. “Dalam keadaan tidur saja kay sangat menyusahkan dan selalu membuatku marah Lilac!” Pekiknya. Dia mendekati Kepala Lilac yang berada di bawah kakinya. Lalu memencet hidungnya cukup lama hingga membuat Lilac kehabisan napasnya, dan wanita itu pun terbangun.

“Lepaskan!” Gerutu Lilac dengan setengah tertidur.

“Bangun, benarkan posisi tidur mu! Cepat!” Pekik Al. Lilac pun duduk dengan sedikit linglung dan menatap kiri dan kanan.

“Tidur di sebelah sana!” Ucap Al sambil menunjuk sisi kiri. Lilac pun melihat ke arah sana dan merangkak sambil memeluk guling, lalu merenahkan tubuhnya di sisi kiri. Tepat saat kepalanya mendarat di atas bantal, wanita itu langsung tetidur kembali.

“Dasar *****!” Pekik Al, dia pun membuntal tubuh Lilac dengan selimut agar gadis itu tidak kembali berputar seperti jarum jam di atas ranjang pikirnya.

Dia pun akhirnya bisa tidur dengan nyenak di sisi kanan ranjang itu sambil membelakangi Lilac.

Lagi-lagi saat Al akan masuk kedalam mimpinya tiba-tiba Lilac memeluk nya dari arah belakang dengan keras membuat pria itu kembali terbangun.

“Oh tuhan! Kapan aku bisa tidur!” Pekik Al. Dia membalikan tubuhnya menghadap Lilac dan menurunkan lengan Lilac. “Jangan bergerak!” Ucap Al dia memeluk tubuh Lilac agar tidak kembali menendang atau memeluknya karena itu sangat mengganggu dirinya.

Al seperti memeluk buntelan selimut karena tubuh Lilac yang kembali di lilit dengan selimut, namun mata Al tidak mau terpejam saat melihat wajah Lilac.

Deg.. deg.. deg..

Al menelan salivanya dengan susah, entah mengapa jantung nya tiba-tiba berdebar-debar seperti ini.

“Apa aku kecapean?” Gumam Al karena jantung nya terus berdebar sangat keras.

“Ehm aku gerah.” Lirih Lilac dengan mata terpejam.

Al melepaskan lengan nya yang memeluk gadis itu, dan memperhatikan apa yang akan di lakukan Lilac.

Lilac membuka selimutnya, dan menggaruk lehernya yang penuh keringat. Membuat Al beberapa kali menelan salivanya susah.

Lalu Lilac terbangun dan membuka matanya perlahan.

.

.

To be continued…