Kesempatan Hidup Kedua Hana

Hana pergi ke ruangannya, di mana ruangan itu berada tepat di luar ruangan Louis. Jantungnya berdetak sangat kencang. Dia teringat akan bayangan dirinya di masa lalu, saat dia terbiasa dihina oleh orang-orang. Teman-teman sekolahnya terbiasa menggoda dirinya karena ukuran tubuhnya.

Sebenarnya dia tidak terlalu gemuk. Tapi dia gadis yang tampak cukup besar karena dia sering menggunakan pakaian yang berukuran besar. Pakaian seperti itulah yang suka dia gunakan.

Dulu Hana masih muda, jadi dia tidak tahu bagaimana mengatur penampilannya sendiri. Bagaimana caranya duduk, makan, bicara, bahkan caranya berjalan, di nilai oleh orang lain.

Orang-orang hanya tahu untuk menilai orang lain dan tidak ada yang peduli bagaimana hinaan itu bisa membuat seseorang membenci diri mereka sendiri. Dan itulah yang terjadi pada diri Hana.

Louis berdiri di luar ruangannya. Dia melihat Hana yang tampak termenung di ruangannya. Dia tidak tahu apa alasan yang membuat Hana langsung bicara seperti tadi. Tapi Louis mengerti bahwa sesuatu pasti terjadi di masa lalu Hana. Dia lalu berjalan ke arah Hana dan memeluk Hana dari belakang.

"Louis aku...."

"Ssshhhh.... Kau bisa mengatakan kepadaku jika ada yang mengganggumu. Aku disini untukmu." Ucap Louis.

"Kau tahu Louis, dulu aku tidak terbiasa berpenampilan seperti saat ini. Aku tahu bagaimana penilaian orang-orang terhadap fisik seseorang bisa merusak orang itu. Itu membuatnya merasa tidak ternilai dan tidak cukup baik." Ucap Hana memeluk Louis.

"Mereka hanya sekumpulan orang-orang lemah yang tidak memiliki arti bagiku, dan itu adalah masalah mereka. Bagiku semuanya sama saja dan penampilanmu itu hanya bonus saja." Ucap Louis menyeringai.

Hana tertawa mendengar godaan Louis. Dia mengingat alasan kenapa dia bisa jatuh cinta kepada Louis di masa lalu.

...----------------...

Di masa lalu...

Di dalam ruangan Cullen Enterprise.

Perusahaan besar itu tengah melangsungkan 100 tahun usia berdirinya perusahaan mereka. Banyak selebritis yang datang, ada juga para bisnisman, dan para politikus yang diundang. Arman Kurniawan, Papa Hana menjadi sahabat baik dari Jack Cullen, generasi penerus keluarga Cullen yang sudah melanjutkan tongkat estafet kepemimpinannya kepada sang putra Louis Cullen.

Keluarga Hana menjadi tamu penting di acara ulang tahun perusahaan itu.

Menjadi putri dari keluarga Kurniawan membuat Hana merasa terbebani. Sebab, ada banyak sekali orang yang selalu membandingkan kedua putri dari keluarga Kurniawan itu. Putri termuda dari keluarga Kurniawan, Irana Kurniawan, sangat cantik dan pintar. Sementara Putri tertua merek, Hana Kurniawan, gadis yang gemuk, jelek dan terabaikan.

Dengan hinaan itu mulai membuat Hana merasa depresi dan dia pun mulai makan banyak yang membuat berat tubuhnya semakin naik.

Pesta ulang tahun Cullen Enterprise adalah pesta yang diingat Hana, dimana semua orang melihat ke arahnya dengan tatapan menjijikkan, kecuali sosok Louis. Hanya Louis yang tersenyum kepada Hana disaat semua orang lainnya memandangnya dengan tatapan menjijikkan.

Hal itulah yang membuat hati Hana merasa bahagia. Tapi kebahagiaan di dalam hatinya itu langsung pergi begitu saja karena tatapan Louis tertuju kepada Mira.

--

PoV Hana

"Hana.... Hana..."

Tiba-tiba aku mendengar suara Louis memanggilku.

Aku melihat ke arah Louis.

"Iya..." Ucapku.

"Apa yang sedang kau pikirkan sampai begitu dalam? Aku memanggilmu selama 2 menit, tapi kau tidak menghiraukan aku." Ucap Louis melihat ke arahku dengan khawatir.

"Kau..." Ucapku tanpa berpikir.

Aku melihat wajah Louis merona dan dia pun menyeringai.

"Sangat senang mengetahui bahwa aku ada dalam pikiranmu." Ucap Louis seraya mengusap pipiku. "Baiklah Hana, aku akan mengatakan kepadamu bahwa besok perusahaan akan merayakan usianya yang ke 100 tahun. Kami sudah membuat sebuah pesta dan aku ingin membuat hubungan kita diketahui orang banyak." Ucap Louis.

"Tapi Louis, kita belum berkencan dengan baik dan kau sudah mau mendeklarasikan hubungan kita di depan orang. Bukankah itu terlalu cepat bagi seluruh dunia mengetahuinya?" Ucapku dengan panik.

"Hana, aku bisa mengerti maksudmu. Tapi Hana, aku bukanlah seorang anak muda. Aku ini seorang pria yang sudah berusia 30 tahun. Aku mau menunjukkan kepada dunia bagaimana cantiknya wanitaku ini." Ucap Louis.

"Kau..." Ucapku dengan pipiku yang terasa memanas. "Kau memang benar-benar hebat dalam berkata manis." Lanjut ku.

Louis tertawa.

"Hanya untukmu Hana. Hanya untukmu saja." Balas Louis.

Ya Tuhan, aku baru saja ingat bahwa sebenarnya besok adalah hari di mana Louis melihat Mira. Bagaimana ini? Aku begitu bingung. Di kehidupanku yang sebelumnya aku bertemu Louis di pesta itu. Tapi mungkin karena berbagai alasan takdir ini berubah. Tapi ada ketakutan di dalam hatiku.

Tubuhku terasa gemetar. Aku tidak tahu bagaimana masa depan menunggu diriku.

Bersambung....