Nona ketiga Xiao Xinyi di paksa menikahi Adipati Ling Yun menggantikan kakak tertuanya yang terus berusaha untuk mengakhiri hidupnya.
Siapa yang tidak tahu jika Adipati Ling Yun selalu berselisih dengan Tuan besar Xiao. Dua keluarga besar yang saling bertentangan itu di anugerahi pernikahan Kaisar Jing Hao.
Bersedia ataupun tidak salah satu wanita dari kediaman Xiao harus menikah menjadi Nyonya utama kediaman Adipati Ling Yun. Intrik dalam pernikahan yang berlandaskan politik menjadikan Nona ketiga Xiao Xinyi harus membuat rencana untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku mohon bertahanlah
Seminggu terakhir pengobatan terus di lakukan tanpa henti. Perlahan tubuh Xiao Xinyi membuat penolakan pada obat-obatan yang di berikan. Hal ini membuat Tuan Xiao Lang dan Tuan muda Jiang Xu menjadi semakin takut. Dua orang itu terus melakukan penelitian tanpa henti. Hingga di suatu malam Xiao Xinyi terus memuntahkan darah merah kental bercampur warna hitam. Di dalam pangkuan suaminya gadis itu menatap tidak berdaya. Dia memandang kearah pria muda yang terus memeluknya sangat kuat.
"Xinyi, bagaimana bisa kamu tega meninggalkanku sendiri?" Adipati Ling Yun mengelus lembut wajah istrinya. Air matanya jatuh mengenai pipi lembut gadis itu. Selama puluhan tahun lamanya baru kali itu Adipati Ling Yun meneteskan air matanya. Dia berusaha untuk tersenyum, "Apa kamu benar-benar tidak ingin menunggu lagi? Aku tahu kamu lelah. Tapi aku mohon bertahanlah." Tangannya bergetar.
Xiao Xinyi sudah tidak dapat berbicara. Darah terus mengalir dari mulutnya.
Tuan Xiao Lang berlari dari luar masuk kedalam kamar. "Putriku." Dia berlutut tepat di hadapan putrinya. "Tunggu sebentar lagi. Obat akan segera jadi. Tunggu sebentar lagi," ujarnya dengan suara bergetar.
Gadis di dalam pangkuan suaminya sudah tidak mampu lagi menunggu. Dia mulai memejamkan kedua mata sayunya. Hal itu membuat Adipati Ling Yun mendekap semakin kuat tubuh istrinya. "Xinyi. Aku mohon bertahanlah." Air mata terus mengalir.
"Obat sudah jadi," teriak kuat Tuan muda Jiang Xu berlari tunggang langgang masuk kedalam kamar. Dia memberikan mangkuk berisi obat kepada Tuan Xiao Lang.
Setelah pria paruh baya itu menerimanya dia berusaha untuk memberikan obat kepada putrinya. Namun Xiao Xinyi sudah tidak bisa menelan obat cair di dalam mangkuk.
"Ayah biar saya saja." Adipati Ling Yun mengambil mangkuk obat. Dia meminumnya namun tidak menenggaknya hanya di simpan di mulut. Perlahan dia meminumkan obat di dalam mulutnya kepada istrinya. Perlahan obat dapat di telan. Adipati Ling Yun mengulanginya hingga obat di dalam mangkuk habis tanpa sisa. Rasa pahit di dalam mulutnya terasa kuat tapi dia merasa lega setelah melihat istrinya sedikit memiliki kesempatan baru.
Tuan muda Jiang Xu terus memeriksa keadaan dari temannya itu. Hingga lima belas menit berlalu, "Huh." Menarik nafas dalam. "Selamat. Sudah berhasil di selamatkan." Keadaan Xiao Xinyi perlahan mulai setabil kembali.
Semua orang yang mendengar kabar baik itu ikut merasa senang. Adipati Ling Yun memeluk tubuh istrinya. "Terima kasih sudah bertahan." Mencium kening istrinya dengan lembut.
Tubuh Tuan Xiao Lang langsung lemas. Dia jatuh di lantai, "Syukurlah putriku bisa selamat." Dia menangis mengelus dadanya berkali-kali. Kekhawatiran itu di gantikan senyuman kebahagiaan.
Di waktu yang sama, tempat berbeda.
Ibu Kota,
Pergerakan besar dari pasukan prajurit pengawal kekaisaran di ketahui Tuan besar Ling. Yaitu Perdana menteri pertahanan Ling Zhi Ayah dari Adipati Ling Yun. Pria paruh baya itu mondar-mandir tanpa henti memikirkan alasan putranya mengerahkan pasukan di Ibu Kota. Dia terus menekan keningnya merasakan sakit kepala yang semakin kuat.
Dari arah pintu masuk aula utama Nyonya besar Ling dan Nyonya utama Ling masuk kedalam. "Apa ada masalah besar di istana?" ujar Nyonya besar Ling. Dia di tuntun menantu perempuannya.
"Ibu." Tuan besar Ling memberikan salamnya kepada Ibunya. "Hemm..." Menghela nafas dalam. "Yichen mengerahkan pasukan secara rahasia mengepung istana tempat selir agung berada. Bahkan pasukan di bawah kendalinya juga mengepung beberapa kediaman orang-orang berpengaruh di pemerintahan. Mertuanya juga tidak luput dari pemantauan yang dia lakukan. Untung saja aku bisa tahu lebih dulu sehingga dapat menahan informasi ini," jelas Tuan besar Ling. Meraih lengan Ibunya ikut membantu wanita tua itu untuk duduk di kursi.
Nyonya besar Ling mengerutkan keningnya. "Jika dia benar-benar mengerahkan pasukan membobol setiap tempat itu. Ling Zhi, persiapkan dirimu. Cucuku itu selalu memiliki alasan kuat kenapa dia melakukannya. Kita hanya bisa membuat dukungan dari belakang. Mendorongnya agar semua yang ia lakukan bisa membuatnya dalam keadaan aman."
"Baik."
Wakil perdana menteri Ling masuk kedalam ruangan memberikan hormatnya.
"Bagaimana?" Tuan besar Ling masih menunggu jawaban dari pria di depannya.
"Tuan besar." Memberikan surat yang ia terima dari mata-mata kepada Tuan besar Ling.
Tuan besar Ling membuka surat di tangannya. Dia cukup terkejut dengan isi surat. Dia memberikan surat itu kepada Ibunya juga istrinya.
Tangan Nyonya besar Ling bergetar melihat setiap kata dalam tulisan.
Tertulis jelas,
*Nyonya muda Xiao dalam keadaan sekarat karena racun di dalam tubuhnya yang semakin kuat. Racun bunga mati di berikan Ayahnya Tuan Xiao Tang untuk mengendalikan putrinya. Keadaan Nyonya Xiao tidak bisa di pastikan karena tidak ada obat penawar untuk racun bunga mati*.
*Adipati Ling Yun mengerahkan semua pasukan untuk menuntut keadilan bagi Nyonya muda Xiao. Setelah kabar kematian Nyonya muda Xiao tersiar. Di saat itu juga pasukan akan di kerahkan untuk memberikan penghormatan terakhir*.
"Surat ini? Apa benar?" Nyonya besar Ling meremas surat di tangannya. Dia masih tidak percaya dengan tulisan yang ada di dalam surat.
Tuan besar Ling mengangguk yakin. "Ibu surat ini di berikan dari mata-mata terpercaya ku. Tidak mungkin ada kesalahan."
"Xiao Lang benar-benar sangat kejam. Dia bahkan menanamkan racun di tubuh putrinya hanya untuk mengendalikan gadis malang itu." Nyonya besar Ling menatap tajam.
Nyonya utama menekan kesedihan di hatinya. "Putraku yang sulit di atur itu telah menempatkan hatinya. Jika hal buruk sampai terjadi dengan menantu kita. Yichen pasti akan hancur."
"Ling Zhi, siapkan keperluan untuk kita pergi kekota tempat mereka berada. Selama pasukan tidak bergerak Xinyi masih dalam keadaan aman. Kita juga harus membantu Cucu menantu." Nyonya besar Ling bangkit dari tempat duduknya. Dia tidak bisa menunggu lagi setelah tahu ketidakadilan telah di alami Cucu menantunya.
"Baik." Tuan besar Ling Zhi berlari agar secepatnya dapat mengatur keberangkatan.
Sekitar seribu pasukan rahasia di sebar ke seluruh jalur perlintasan sebagai pengamanan dalam perjalanan. Sedangkan mereka hanya akan membawa dua puluh pengawal utama selama perjalanan di lakukan.
Dua kereta di ikuti dua puluh pengawal utama dan sepuluh pelayan wanita melakukan perjalanan yang akan memakan waktu beberapa hari.
Di dalam kereta yang melaju Nyonya besar Ling terus berdoa kepada para dewa agar Cucu menantunya dapat selamat. Dan Cucu kesayangannya bisa menjalani kehidupannya dengan lebih tenang.
"Ibu." Nyonya utama Ling menatap khawatir kearah Ibu mertuanya.
Nyonya besar Ling menggenggam lembut tangan menantunya. "Jangan khawatir. Xinyi pasti akan baik-baik saja. Para dewa pasti akan melindunginya juga Yichen."
Nyonya utama Ling mengangguk mengerti.
Sehat selalu banyak rezeky nya yaaa biar lancar bikin cerita baru sm rajin up nya🥰😘❤