"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point.
"500 juta Tuan. Kalau Tuan Sky tidak
keberatan, saya mau pinjam sesuai nominal tersebut dengan sistem potong gaji," terang Aletta.
"Saya kasih 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky.
"Bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Sky yakin.
Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Ck, apalagi yang kamu pikirkan? Menikah sama saya nggak akan rugi. 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang. Kamu nggak perlu menggantinya walau kontrak pernikahan sudah selesai," bujuk Sky pantang menyerah.
Beberapa detik kemudian ....
"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu.
Bagaimana kisah perjalanan Aletta menjalani pernikahan kontrak tersebut?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Follow TikTok @Bilqies Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Seseorang
Pagi ini Aletta terlihat sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Wanita itu sedang mengeringkan rambut dengan hair dryer. Tak berselang lama, muncul Sky dari kamar mandi. Aletta menoleh karena reflek, tapi langsung mengalihkan pandangannya. Sebenarnya Aletta sudah hafal dengan kelakuan Sky yang percaya diri tampil terbuka di depan Aletta, mungkin saja dia yang memiliki bentuk tubuh proporsional, jadi membiarkan roti sobeknya di lihat oleh Aletta.
"Aletta! Kesini sebentar." Suara bariton itu mengakhiri kegiatan Aletta. Wanita itu langsung mematikan hair dryer, lalu meletakkannya di meja rias.
"Ya, ada apa Tuan?" Aletta berjalan cepat memasuki walk in closet. Di dalam sana Sky tampak mencari sesuatu.
Aletta berdiri tepat di samping Sky dengan kerutan di keningnya. Tatapannya tertuju pada sebuah lemari yang sedikit berantakan. Padahal Aletta sudah merapikan lemari itu tadi malam.
"Kamu taruh dimana kemeja blue sky saya?" terdengar nada kekesalan di balik pertanyaan Sky. Mungkin saja pria itu geram lantaran barang yang dia cari tidak ketemu.
"Ck, kenapa Tuan Sky tidak bilang. Lihat, isi lemarinya jadi berantakan." Aletta reflek menggerutu. Sebab wanita itu tidak suka melihat isi lemari yang berantakan.
"Kamu nyalahin saya?" celetuk Sky dengan lirikan kesal.
Aletta sontak meringis kikuk sembari menggelengkan kepala.
"Nanti biar saya yang rapikan," kata Aletta.
"Harus! Bukankah itu tugas istri!" ketus Sky seraya berlalu ke lemari khusus celana bahan.
Wanita itu terdiam membeku, rasanya kok ada yang bergetar di dalam hati saat mendengar kata istri keluar dari bibir Sky. Aletta secepat mungkin menepis perasaannya. Dia menutup lemari, dan membuka lemari satunya untuk mengambil kemeja yang di minta oleh Sky.
"Ini Tuan." Aletta memberikan kemeja blue sky pada suaminya.
"Sekalian carikan dasi yang cocok," titahnya datar sembari menyambar kemeja dan langsung memakainya.
Aletta menggaruk tengkuknya, sambil menuju laci besar tempat menyimpan dasi dan jam tangan koleksi Sky. Kalau sudah begini, rasanya Aletta berasa jadi istri sungguhan yang menyiapkan baju kerja suaminya.
Aletta mengambil dasi navy dengan sedikit corak, lalu memberikannya pada Sky.
🌷Ruang Makan🌷
Mommy Denada tampak senyum-senyum sendiri melihat rambut menantunya yang basah itu. Pikirannya sudah mengarah ke pertempuran suami istri. Padahal Aletta hanya sekedar keramas saja. Dan salahnya, rambutnya belum kering karena sudah di panggil Sky.
"Ayo, duduk sini sayang."
"Makasih Mom."
Mommy Denada mengangguk seraya tersenyum lebar.
"Sky mana?"
"Masih pakai baju Mom."
Mommy Denada mengangguk kembali, lalu sibuk mengambilkan piring untuk suaminya yang baru saja datang.
"Kamu masih ingin bekerja di perusahaan?" tanya Daddy Alex.
"Iya Dad, rasanya sayang kalau berhenti atau pindah bagian. Sudah nyaman dengan teman kerja lain," tutur Aletta.
"Ya sudah biarkan saja Aletta tetap bekerja jadi staf. Senyaman nya dia saja Dad," kata Mommy Denada tanpa ingin memaksa atau mengatur pekerjaan Aletta.
Di sisi lain, wanita itu memiliki alasan sendiri kenapa dia memilih bertahan jadi staf meski sudah menyandang status sebagai istri seorang CEO. Sebab, akan ada saja orang-orang yang berkomentar buruk tentangnya. Bahkan hari ini dia sudah menyiapkan mental untuk mendapat komentar buruk tentang pernikahan dadakannya dengan Sky. Apalagi kalau dia sampai naik jabatan, bisa-bisa satu perusahaan heboh di buatnya.
Sarapan sudah selesai, tidak banyak obrolan yang terjadi setelah selesai sarapan karena Sky buru-buru ingin berangkat.
"Kita berangkat dulu Mom Dad," pamit Aletta sopan pada mertuanya, sambil mencium punggung tangan mereka bergantian. Tidak seperti Sky yang cuek.
"Hati-hati di jalan. Nanti jangan pulang terlalu sore, adikmu mau datang," pesan Mommy Denada pada Sky. Pria dingin itu hanya mengangguk singkat lalu beranjak dari ruang makan.
Sedangkan Aletta segera menyusul dan menggandeng tangan kekar Sky.
Wanita itu hanya menyengir kuda saat Sky meliriknya tajam.
"Biar Mommy dan Daddy tidak curiga," lirih Aletta sambil menarik tangan Sky yang sempat menghentikan langkah.
Aletta segera melepaskan tangan Sky begitu sampai di ruang keluarga, saat posisinya tidak terlihat dari ruang makan.
"Tuan Sky jangan salah paham. Saya hanya ingin menyelamatkan rahasia kita agar tidak terbongkar," jelas Aletta.
Sky berdecak kesal.
"Bilang saja kamu mau menyentuh tanganku," sahutnya percaya diri. Aletta memutar malas bola matanya, lalu berjalan mendahului Sky. Ternyata selain dingin, dan cuek, tingkat percayaan diri Sky juga sangat tinggi.
🌷Kantor Galaxi Corperation🌷
"Selamat pagi Tuan, Nona ...."
"Selamat pagi Tuan Sky, Nona Aletta ...."
Aletta tersenyum lebar seraya menganggukkan kepala setiap kali ada karyawan yang menyapa mereka. Sesekali Aletta melirik Sky dan menyenggol lengannya, dengan maksud agar Sky menjawab sapaan karyawannya. Tapi Sky tetaplah Sky yang punya julukan sebagai CEO yang dingin dan cuek. Pria itu hanya mengangguk samar setiap kali di sapa, bibirnya terkatup rapat, sedikitpun tidak ada senyum di wajahnya.
Aletta jadi tidak enak sendiri. Takut ada karyawan yang tersinggung karena respon Sky sangat cuek.
"Saya duluan Tuan." Aletta berucap lirih, sangat lirih agar tidak di dengar oleh karyawan yang masih berlalu lalang.
Baru sempat berjalan dua langkah, sontak Aletta di buat terkejut karena pinggangnya di tarik oleh Sky.
"Eh, Tuan ... apa-apaan ...."
"Diam Aletta, ikut saya!" bisik Sky penuh penekanan. Tangan besarnya semakin erat memeluk pinggang Aletta dan mengajaknya masuk ke dalam lift khusus.
Dari kejauhan sorot mata Aletta melihat seorang wanita yang berjalan cepat ke arah mereka. Namun Sky segera menekan tombol agar pintu lift tertutup.
Begitu pintu lift tertutup, Sky langsung melepaskan tangannya dari pinggang Aletta. Sikapnya yang tadi kelihatan posesif, kini kembali ke setelan awal, dingin, kaku, dan cuek.
"Tuan, ruangan saya ada di lantai 6," lirih Aletta protes. Sky malah membawa Aletta ke lantai 17, dimana ada ruang penting di lantai itu.
"Ikut ke ruangan saya dulu," tegas Sky yang tidak mau di bantah.
"Tapi kalau saya di tegur manager bagaimana?"
"Saya CEO di perusahaan ini kalau kamu lupa?" jawab Sky membuat Aletta tidak berani protes lagi. Kalau pun dia akan di tegur managernya, dia hanya perlu menyebut nama Sky.
Aletta masih kebingungan karena di paksa ikut ke ruangan Sky. Tapi memilih diam, daripada sibuk berdebat dengan manusia es itu. Bahkan sampai di ruangan Sky, Aletta masih bungkam. Kedua netranya memperhatikan Sky yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Sementara Aletta yang hendak duduk di kursi panjang yang berjarak beberapa meter di depan meja kerja Sky. Namun, suara bariton itu mengurungkan niat Aletta untuk duduk di sofa.
"Siapa yang nyuruh kamu duduk disana?" tegur Sky sedikit ketus.
"Lalu saya harus duduk dimana Tuan Sky yang terhormat?" Aletta menjawab penuh penekanan, matanya menatap kesal pada pria itu.
"Kemari!" titahnya sembari mengerakkan tangannya, memberi kode supaya Aletta mendekat.
Langkah kaki Aletta sedikit di hentak- hentakan Dengan bibir yang mengerucut. Ekspresi kesal Aletta sontak membuat Sky mengerutkan kening.
"Kenapa kamu?" tanya Sky.
"Tuan masih tanya saya kenapa?" sewot Aletta. Wanita itu langsung duduk di depan meja kerja Sky, melepaskan sling bag nya dengan kesal di atas meja.
"Di luar ada seseorang, lakukan tugas kamu dengan baik. Berpura-pura lah jadi istri yang baik kalau dia masuk ke ruangan ini."
"Tuan Sky, tolong beri perintah yang cukup jelas dan detail. Saya tidak tahu siapa yang Tuan maksud, seseorang siapa?" cecar Aletta.
Pria berbadan tinggi itu menarik nafas beratnya lalu membuangnya secara perlahan. Tampak sedikit berat menjelaskan pada wanita yang sudah menyandang status sebagai istrinya itu.
"Dia masa lalu saya," kata Sky datar.
Aletta manggut-manggut setelah diam beberapa saat.
"Tuan Sky mau kasih saya apa kalau mau pura-pura mesra dan romantis di depan mantan?" Aletta mencoba mencari keuntungan dalam kesempitan. Untuk apa punya suami kaya raya kalau tidak di manfaatkan. Mumpung moment nya pas, Aletta yakin Sky tidak akan menolak kalau dia meminta imbalan.
"Kamu sedang negosiasi?"
"Bukannya Tuan Sky mendapat keuntungan dari kerja sama ini? Saya juga tidak mau rugi," sahut Aletta, membuat Sky berdecak kesal.
"Oke, kamu boleh meminta apapun, asal kamu bisa membuat wanita itu berhenti menemui saya."
Perkataan Sky membuat Aletta tersenyum lebar. Dia langsung membuat daftar list belanjaan dalam khayalannya.
"Jangan kebanyakan melamun. Lakukan tugasmu dengan baik. Sepertinya dia sudah datang." Sky berkata lirih.
"Eh Tuan Sky apa app ...."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
rasakan sidingin kutub es mulai kepanasan
eh, tapi bisa gak sih nyairin es dari kutub utara kaya si sky? /Facepalm/