Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Waktu Yang Tidak Seharusnya
Setelah memilih dan mencoba beberapa dress yang pas untuknya Renata mulai bingung. Semua terlihat bagus, membuat Renata tidak bisa memilih salah satunya.
Renata menanyakan beberapa kali pada pelayanan butik tentang manakah dress yang paling cocok untuknya. Tapi para pelayan selalu bilang jika semuanya tampak bagus dan cocok untuk tubuh Renata. Bahkan mereka juga memuji lekuk tubuh Renata yang indah.
ya, tubuh Renata memang suka membuat para kaum wanita iri padanya.
Namun itu semua membuat Renata menjadi semakin bimbang saja. Dan pada akhirnya Renata memutuskan untuk menelfon Digo untuk menanyakan komentarnya, biar suaminya sendiri saja yang memutuskan. Pikirnya.
Tapi nyatanya beberapa kali Renata menelfon nomornya, Digo tak kunjung mengangkatnya. Renata masih sangat ingat jika tadi Digo bilang hari ini dia sedang agak sibuk. Mungkin suaminya itu tengah bertemu dengan klien diluar, ujar Renata.
Renata yang merasa sulit memutuskan pilihannya pun, akhirnya membeli lima dress sekaligus untuk ia bawa pulang.
Setelah selesai dari butik tersebut, Renata langsung pergi lagi untuk mencari hadiah yang cocok untuk sang papa mertuanya.
Meskipun Digo bilang papanya bukanlah tipe orang yang pemilih barang-barang mahal, tapi Renata rasa memberikan kado yang istimewa itu sangat perlu dikesan pertama mereka nanti.
Renata begitu bersemangat dan antusias kali ini, meskipun tetap saja tidak dipungkiri dalam hatinya pasti ada rasa takut dan kecemasan yang mendalam.
Tapi Renata hanya tidak ingin berfikir yang macam-macam, ia harus yakin pada hubungannya dengan Digo kali ini. Jika Digo saja ingin memperjuangkannya, maka Renata juga harus melakukan hal sebaliknya.
Karena dalam hal ini yang terpenting adalah keyakinan mereka berdua, maka restu pasti akan datang walaupun tidak mudah.
Ia juga tidak berniat ingin menyakiti siapapun dalam hal ini. Tapi hatinya tidak bisa berbohong jika Renata juga sangat mencintai Digo. Renata juga ingin meminta maaf pada Kinara, karena sudah masuk ke dalam hubungan mereka diwaktu yang tidak seharusnya.
Akhirnya setelah berkeliling dipusat perbelanjaan, Renata memutuskan untuk membeli sebuah jam tangan mewah untuk sang papa mertua.
......................
Jam lima sore,
Tapi Renata belum juga dapat memutuskan dress mana yang akan ia kenakan nanti.
Beberapa kali Renata mencobanya kembali, hingga tiba-tiba ponselnya berdering. Renata segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas ranjangnya.
Itu adalah panggilan telfon dari suaminya Digo.
"Halo sayang, maaf tadi aku sedang sibuk. Ada apa? Apa kamu sudah membeli baju untuk kamu kenakan nanti?" tanya Digo.
"Hmm.. Sudah, tapi aku bingung untuk memutuskan mau pakai yang mana. Semua terlihat sangat bagus, jadi aku membeli lima dress sekaligus." ujar Renata jujur.
"Oh, astaga.." ucap Digo sambil terkekeh. "Istriku ini sungguh sangat lucu!" ujar Digo.
"Karena tadi kamu tidak mengangkat telfonku, jadi sebagai hukumannya, sekarang aku ingin kamu yang memilihkannya untukku." titah Renata.
Renata pun mengubah panggilan telefonnya menjadi sebuah video call, supaya Digo dapat memberikan pendapatnya langsung tentang dress-nya.
Renata menaruh ponselnya diatas meja rias, supaya ia dapat dengan mudah memamerkan pakaian yang akan ia coba nanti pada Digo.
"Baiklah, tunjukkan mana yang ingin kamu pakai." ucap Digo setelah video call itu berhasil tersambung.
"Tunggu disitu, aku akan mengganti pakaianku." titah Renata.
"Hmm.. Baiklah."
Renata pun langsung membuka bajunya langsung ditempat, lebih tepatnya didepan ponselnya. Ia membuka seluruhnya, hanya menyisakan dalamannya saja.
Sementara Digo mulai meneguk liurnya dengan kasar akibat kelakuan nakal dari istrinya. Renata memang selalu pintar dalam memanjakan mata Digo. Rasanya ingin sekali Digo keluar dari dalam ponsel Renata dan memberikan istri keduanya itu pelajaran yang menyenangkan.
Renata sengaja berlama-lama meliuk-liukkan tubuhnya itu sebelum memakai dress yang ia pilih.
"Bagaimana mas, apa yang ini bagus?" tanya Renata.
Digo menganggukkan kepalanya. "Cantik, istriku memang selalu terlihat sangat cantik." pujinya.
"Tapi aku masih punya pilihan lainnya, kamu harus lihat semuanya lalu pilihkan yang terbaik untukku." ujarnya.
"Ya, tapi jika boleh jujur aku lebih suka jika kamu tidak menggunakan apapun." goda Digo yang bermaksud untuk dirinya sendiri.
"Kalau begitu, malam ini kamu menginap saja di apartemenku ya, ya, ya,?" pinta Renata.
Digo tersenyum simpul. "Aku tidak bisa berjanji sayang.. Tapi aku rasa Kinara akan lebih membutuhkanku malam ini." ujarnya.
Renata menghela nafas kasar sambil meruncingkan bibirnya.
"Kamu jangan kecewa seperti itu, kita masih bisa bertemu bahkan hampir setiap hari bukan?" ujar Digo mencoba menenangkan hati Renata.
Renata tau, pasti ini akan menjadi malam yang berat terutama bagi Kinara, karena itulah Digo tidak bisa menemaninya malam ini.
"Tidak apa-apa lah, yang terpenting adalah restu dulu. Digo pasti akan membujuk Kinara agar mau menerimanya." pikir Renata.
"Baiklah, tidak masalah." jawabnya.
"Nah, itu baru istriku yang pintar. Terimakasih sayang, sudah mau mengerti setiap keadaanku." ucap Digo.
"Tentu, karena aku yakin apa yang kamu lakukan itu pasti untuk kebaikan kita." jawab Renata bijak.
Singkat cerita, akhirnya Digo memilihkan satu dress berwarna coklat muda untuk Renata kenakan malam ini. Renata pun langsung pergi mandi dan bersiap-siap untuk makan malam bersama keluarga Melviano.
❣️❣️❣️
Jam setengah tujuh malam, kini Digo sudah berada di depan pintu apartemen Renata. Wanita itu keluar dengan mengenakan dress pilihan Digo tadi.
Penampilan Renata sungguh sangat sempurna malam ini, Digo sampai tidak ingin berkedip melihatnya.
"kamu lebih cantik dari yang aku pikirkan sayang." puji Digo sambil merengkuh pinggang Renata.
"Benarkah? Tapi aku sedikit gugup mas." ucapannya.
"Itu wajar, semua orang pasti merasakan hal yang sama jika akan bertemu dengan keluarga suaminya." ujar Digo memaklumi.
Renata tersenyum lebar, "semoga semuanya akan baik-baik saja mas." harap Renata.
"Tentu sayang, kamu tidak perlu khawatir." ucap Digo sambil mengusap lembut pipi Renata.
Digo tidak bisa menahannya, bibir wanita didepannya kini sungguh sangat menggoda. Akhirnya Digo mendaratkan ciumannya dibibir Renata, mereka saling bermain bibir sebentar.
Tapi bukan Renata namanya jika tidak membuat ciuman yang lembut itu menjadi panas. Digo tidak ingin terlalu jauh malam ini, meski sebenarnya ia juga sangat menginginkannya. Digo pun langsung mengakhiri ciuman mereka.
"Mass.. aku jadi pengen.." ucapannya sambil bergelayut mesra.
"Astaga sayang, jangan berfikir yang macam-macam. Kita harus berangkat sekarang." ucap Digo.
Renata langsung meruncingkan bibirnya, menatap kecewa pada wajah Digo.
"Ayo sayang, ini acara yang penting untuk kita." ujar Digo sambil berjalan merangkul pinggang Renata.