Apa jadinya jika seorang gadis remaja sudah bisa mengeluarkan ASI? Ya hal itu yang dialami oleh Shireen. Entah keajaiban darimana, tiba-tiba gadis berparas cantik nan manis itu bisa mengeluarkan ASI. Ia sadar dengan keanehannya, setelah sesaat ia bangun dari koma. Ia memberikan ASInya itu kepada bayi kembar seorang duda. Siapa sangka justru pertemuan Shireen dengan Sugar Daddy itu menjadi sebuah ikatan cinta.
Lantas siapakah seorang duda itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdansa
"Ya!"
"Fania lo salah! Gue masih tetap sahabat lo," ucap Shireen lembut.
"Nggak! Lo berubah, dan gue baru sadar di sinilah perubahan lo."
"Oke gue terpaksa bilang ini sama lo. Gue sama om-om yang lo liat tadi, cuma sekedar jadi peneman aja. Gue kerja di rumah dia. Ada alasan tersendiri gue diajak ke sini. Jadi, jangan berpikir kalo gue ini pelayan om-om itu," jelas Shireen.
"Langsung ke intinya!"
"Gue kerja nyusui anaknya, dan hadirnya gue di sini cuma jadi peneman!" terang Shireen.
"Nyusui? Haha, Reen lo ngada-ngada deh. Sejak kapan lo bisa nyusuin? Tunggu, ini nyusui bayi atau om-om itu?" Fania pun tak percaya. Ya karena hal ini adalah rahasia yang disimpan rapat oleh Shireen dari sahabatnya.
"Astaga, cetek banget ya pikiran lo. Segitunya lo menyimpulkan diri gue hanya karena gue gandengan sama pria yang jauh lebih tua dari gue!"
"Yaa, habisnya penjelasan lo itu gak masuk akal Reen. Padahal kalau lo jujur dari awal gue gak akan marah. Seenggaknya kalo lo butuh uang ada gue di sini, dan gak seharusnya lo ngelakuin ini!"
Shireen memegang kedua pundak Fania. "Fan, gue bisa keluar ASI. Lo tau 'kan om-om tadi duda beranak kembar? Ya, gue dipaksa kak Sahara untuk jual ASI gue ini untuk bayinya." Akhirnya Shireen menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
Fania melongo dan masih tidak percaya. "Gue masih nggak percaya. Gimana caranya lo bisa keluar ASI Reen? Sedangkan, umur lo aja belum bisa dibilang dewasa. Atau lo udah pernah hamil, sampai keluar ASI beneran?"
"Perlu bukti? Oh, apa lo mau liat gue peras payudara gue sekarang? Atau, lo yang mau gue susui langsung?"
Jika ingin tahu asli sifat Shireen, yaa seperti inilah ia. Shireen memang gadis yang prontal, jika berbicara pun apa adanya.
"Segitu hilangnya kepercayaan lo sama gue. Gue juga gak tau apa yang terjadi sama diri gue, tapi keanehan ini muncul saat gue bangun dari koma. Jadi, please jangan berpikir buruk sebelum lu tau kebenarannya!"
Fania menatap sendu. "Reen ini beneran? Kenapa lu gak bicara dari awal?" Ia memeluk tubuh Shireen begitu erat.
"Gue gak siap Fan. Lo percayakan sama gue?"
"Ya. Tapi gue benci sama kakak lo yang jahat itu! Bisa-bisanya lo dijadiin budak penghasil uang sama dia!"
"Ini cara balas budi gue Fan, gue juga merasa bersyukur dengan ini. Karena, gue bisa membantu bayi yang membutuhkan ASI," balas Shireen.
"Tapi, kalo lo diapa-apain gimana sama dia? Apalagi saat lo nyusuin, Reen lo harus keluar dari pekerjaan ini ...."
"Dia baik kok, profesional juga. Dan, gue juga udah sayang banget sama anaknya."
Fania kembali memeluk Shireen, ia merasa bersalah atas pikiran buruk tentangnya. "Maafin gue ya, karena udah berpikir buruk sama lo. Tapi, lo beneran jual ASI lo sama tuan Samuel? Sumpah Reen dia itu partner bisnis papah gue yang kaya raya. Gimana kalo lo dibeli dari kakak Sahara sama dia, terus lu dijadiin budak pemuas nafsu. Gimana?"
"Dia baik Fan, gue udah beberapa hari kerja nyusuin anaknya. Tapi, gak ada buruk yang gue dapet justru gue lebih tenang tinggal di rumahnya," balas Shireen.
"What! Jadi, lo udah tinggal bareng dia?" Shireen hanya mengangguk, sedangkan Fania tak habis pikir.
"Mau gimana lagi, ini kemuan dia untuk mempermudah pekerjaan gue."
Fania kembali memeluk Shireen dengan kuat. "Gue salut sama lo. Maafin gue karena udah berpikir yang enggak-enggak. Mau 'kan lo maafin gue?"
"Down, bahkan sebelum lo minta maaf."
"Thanks. Sekarang kita kembali ke pesta yuk, gue mau kenalan sama om Samuel yang tampan itu hehe."
***
Saat mereka kembali ke acara pestanya. Mata mereka sudah menangkap sosok pria tampan yang disebut 'om' oleh mereka tadi. Ternyata ia tengah bersama dengan seseorang wanita.
"Siapa tante-tante cantik itu?" gumam Shireen.
"Gue kenal dia. Itu Kak Dhira, model cantik yang lagi booming itu," ujar Fania. "Yaudah kita samperin aja yuk!"
'Enak banget ya jadi orang kaya, bisa kenal banyak artis,' batin Shireen.
Kedua gadis itu menghampiri seseorang di sana yang masih asyik berbincang.
"Hallo Om, Kakak!" sapa Fania.
"Oh ya, aku lupa memperkenalkan anakku. Ya, Fania ini anakku," ucap Sanjaya memperkenalkan Fania kepada Samuel dan Dhira.
"Ya, aku Fania Om sahabatnya pacar Om ini," ujar Fania tak memutus senyumnya.
"Kalian bersahabat?" tanya Samuel.
"Ya, Shireen sahabat aku Om," balas Fania. Sedangkan Shireen saat itu tengah tergugup dengan senyum yang malu-malu.
"Wah Sam, aku tak percaya dengan keahlianmu dalam memikat seorang wanita. Gadis kecil ini, begitu cantik. Aku salut padamu, yang lebih suka dengan gadis-gadis unyu," ucap Dhira. Ya, dia seorang model cantik yang seksi. Jika ingin tahu siapa dia, dan kenapa bisa mengenal sosok Samuel begitu akrab. Dhirafea Amoel, dia adalah mantan pacar Samuel.
Apa yang kalian pikirkan jika Samuel ini seorang playboy pada masanya? Jawabannya benar, Samuel adalah lelaki yang tidak cukup dengan satu wanita. Bahkan di setiap pelosok dan penjuru kota ini, banyak wanita yang sudah Samuel pacari.
Shireen pun berkenalan dengan Dhira, begitupula dengan Fania memang sudah terlihat sangat akrab dengan model cantik itu. Ternyata Dhira tak benar apa yang dipikirkan Shireen sebelumnya.
'Dia gak sombong, gak sama apa gue pikir tentang dia sebelumnya,' batin Shireen.
"Papah maukah kau berdansa denganku." Tiba-tiba Fania menyodorkan tangannya. Mereka yang melihat itu, terkekeh karena aksi tengil Fania dengan sang papahnya.
"Astaga bocah ini. Fania sudah mempunyai pasangan untuk berdansa, Samuel pun bersama dengan kekasihnya. Oke, aku juga mau mencari pasanganku di sana, jadi selamat menikmati malam ini ...," ucap Dhira, lalu ia pergi mencari sang kekasih untuk ia ajak berdansa.
Kini hanya tinggal Samuel dan Shireen yang saat ini saling menatap menatap. Tiba-tiba suara Fania mengalihkan perhatian mereka. "Om Sam, Reen ... ayo tunggu apa lagi? Berdansalah!" teriaknya. Yang, kala itu ia tengah menari-nari bersama sang ayah.
'Fania astaga kata-kata itu yang gue takuti. Pasalnya di sini gue gak bisa dansa,' batin Shireen.
"Maukah kau berdansa denganku?" Ketar-ketir seketika hati Shireen. Tangan Samuel sudah menengadah meminta uluran tangannya. Namun, Shireen masih menatap dengan ragu-ragu.
"Om, masalahnya Shireen gak bisa berdansa," jujur Shireen.
"Kau ikuti saja aku. Biar nanti aku yang mengajarkanmu," balas Samuel.
Akhirnya Samuel pun menerima uluran tangan dari Shireen. Mereka berdua memulai dengan kegiatannya. Musik lembut memenuhi ruangan, seakan menghanyutkan telinga hingga mata terpejam menikmati iramanya.
Shireen mulai menaruh tangannya di atas dada bidang Samuel, sedangkan tangan Samuel sudah setia berada di pinggang ramping Shireen.
Kaki mereka mulai bergerak seiring suara musik. Menyelaraskan gerakan dengan irama musik, dengan mesra pun mereka berdansa di tengah keramaian orang-orang yang menontonnya.
Mata Samuel terus menatap lekat wajah cantik Shireen, sedangkan gadis yang terus ditatap itu sibuk memperhatikan gerak kakinya.
"Tidak usah takut jatuh. Jika kau tersandung pun, itu akan tetap terlihat menarik."
"Jatuh apa yang terlihat menarik?"
"Ya, karena jika itu terjadi, kau akan jatuh ke pelukanku."
Seketika pipi Shireen bersemu. Walaupun terdengar biasa saja, dan begitu samar bahkan nada pengucapannya dingin. Namun entah kenapa membuat hati Shireen berdesir.
Shireen pun terus menatap manik mata Samuel yang indah itu. Sampai, ia tak teringat bahwa ia memakai high heels.
"Aaaa, Om!"
Bersambung ....
LIKE, KOMEN DAN TAMBAHKAN FAV❤️