NovelToon NovelToon
Bidadari Untuk Zayn

Bidadari Untuk Zayn

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Pernikahan rahasia
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Lianali

Zahira Maswah, siswi SMA sederhana dari kampung kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota, hidupnya berubah total saat ia harus menikah secara diam-diam dengan Zayn Rayyan — pria kota yang dingin, angkuh, anak orang kaya raya, dan terkenal bad boy di sekolahnya. Pernikahan itu bukan karena cinta, melainkan karena keadaan yang memaksa.

Zahira dan Zayn harus merahasiakan pernikahan itu, sampai saatnya tiba Zayn akan menceraikan Zahira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7_Zahira ikut Zayn

Zahira berusaha menegakkan hatinya. Ia mengusap air mata yang tak berhenti mengalir sejak semalam. Kepergian sang ibu masih terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai. Tapi ia sadar, Allah tidak pernah salah dalam menuliskan takdir.

“Allah lebih tahu yang terbaik untukku. Ini semua pasti ujian dari-Nya. Aku tidak boleh kalah... aku harus kuat. Ada Allah bersamaku...” gumamnya pelan, mencoba menyemangati diri sendiri.

Dengan napas berat, Zahira bangkit dari duduknya. Ia mulai mengemasi barang-barang peninggalan ibunya dan miliknya. Tidak banyak memang, hanya beberapa lembar pakaian, peralatan masak sederhana, piring dan gelas plastik, tikar usang, selimut lusuh, serta satu bantal yang warnanya telah memudar.

Sambil melipat tikar dan mengikat pakaian dengan kain panjang, Zahira menatap ruangan kecil itu. Rumah yang penuh kenangan bersama ibunya. Kini, semua harus ditinggalkan.

Ia menaruh barang-barangnya di ruang tengah. Satu per satu, diletakkannya dengan rapi meski hatinya begitu kacau. Sebenarnya ia tidak tahu akan ke mana setelah ini. Tidak tahu pula bagaimana caranya membawa semua barang ini sendirian.

Tatapannya beralih ke pintu kamar yang masih tertutup rapat. Kamar Zayn. Pria yang kini menyandang status sebagai suaminya—entah secara sah atau sekadar karena desakan keadaan. Zahira menghela napas panjang.

“Apa yang bisa diharapkan dari anak itu...” gumamnya kesal.

Pandangannya kembali tertuju pada barang-barangnya. Zahira mulai memilah. Barang-barang seperti peralatan makan dan masak akan ia jual. Tikar dan selimut usang juga. Sedangkan bantal... Zahira memandanginya lama. Kusut dan tua. Ia memutuskan untuk membuangnya. Ia hanya akan membawa pakaian-pakaian, serta baju sang ibu sebagai kenang-kenangan.

Setelah semua selesai, Zahira duduk di lantai. Matanya menerawang. Kepalanya terasa penuh. Ia sudah berusaha menerima takdir ini dengan ikhlas. Tapi tetap saja, rasa sedih dan bingung itu datang membanjiri hatinya.

Tiba-tiba, sebuah suara mengagetkannya.

“Kita mau pindah?”

Zahira menoleh. Zayn sudah berdiri di hadapannya, bersandar santai dengan tangan di saku celana. Ia tampak tenang, seperti tak ada beban.

Zahira menatapnya dengan tatapan dingin penuh kebencian.

“Jangan menatap saya seperti itu. Saya ini suami kamu,” ujar Zayn sambil duduk santai di atas tikar yang telah digulung.

Zahira membenamkan wajahnya dalam lutut. Ia malas membalas. Hatinya masih belum bisa menerima kehadiran Zayn.

“Kamu tidak perlu khawatir,” lanjut Zayn. “Saya akan bertanggung jawab. Kamu ikut saya ke kota. Kita tinggal di sana.”

Zahira menoleh dengan tatapan tidak percaya.

“Ke kota? Kamu saja gel...” kalimatnya terhenti. Ia menggigit bibirnya, tidak ingin menyakiti hati orang lain.

Zayn mendengus, "gelandangan, maksud kamu?”

Zahira mengalihkan pandangan dan mengangguk pelan.

“Itu cuma cerita yang saya buat-buat,” kata Zayn datar, “saya tidak semiskin itu. Saya hanya tidak ingin warga di sini tahu asal-usul saya. Saya sengaja berbohong supaya mereka tidak memaksa saya untuk menghubungi orang tua saya. Saya tidak ingin mereka tahu kalau saya sudah menikah.”

Zahira menatapnya tajam. Rasanya tidak adil. Ibunya meninggal dengan rasa kecewa, sementara Zayn bisa bersikap seolah semua ini bukan masalah besar. Orang tua Zayn bahkan tidak tahu apa-apa.

“Tapi kamu tenang saja,” lanjut Zayn, “saya bukan orang jahat. Orang tua saya juga orang baik. Kalau kamu ikut saya, hidup kamu di kota akan jauh lebih layak. Saya akan pastikan kamu tidak akan hidup susah lagi.”

Zahira mengepal tangannya. Ingin rasanya ia meninju pria yang bicara tanpa perasaan itu. Tapi ia tahu, saat ini ia tidak punya siapa-siapa. Hanya Zayn.

“Gimana? Kamu mau ikut saya atau tidak?”

Zahira menatap Zayn lama. Meski menyebalkan dan angkuh, ia bisa merasakan kalau Zayn tidak benar-benar jahat. Lagipula, apa lagi pilihannya?

“Asal kamu janji tidak macam-macam...” ucap Zahira pelan.

Zayn tersenyum tipis, "tenang saja. Tipe saya bukan perempuan seperti kamu. Saya ajak kamu ke kota cuma untuk penuhi janji saya ke almarhumah ibu kamu. Jadi jangan GR.”

Zahira kesal, tapi ia merasa tenang juga. Setidaknya Zayn mengingat janji itu.

*****

“Sini, kamu duduk di sini,” ujar Zayn, menggeser tubuhnya.

Zahira melangkah ragu. Ia belum pernah duduk dekat dengan pria sebelumnya. Jadi, ia duduk dengan sangat hati-hati, menjaga agar tidak menyentuh tubuh Zayn.

Melihat itu, Zayn mendengus pelan, lalu menggeser tubuhnya lebih mepet ke jendela, menciptakan jarak sekitar satu jengkal.

“Kenapa tidak duduk di lantai aja sekalian?” ejek Zayn begitu bus mulai berjalan.

“Maksud kamu?” tanya Zahira bingung.

“Kamu itu seperti takut banget bersentuhan sama saya, sampai-sampai duduk sejauh itu. Jadi sekalian aja duduk di lantai. Saya juga ogah kok bersentuhan sama kamu.”

Zahira menggertakkan giginya. Pria ini benar-benar menyebalkan.

“Sabar...” gumamnya lirih, menarik napas dalam-dalam.

Zayn mengerucutkan bibir, mengejek Zahira dalam diam, sebelum akhirnya ia menatap jalanan di luar.

Beberapa saat kemudian, Zahira mulai mengantuk. Kepalanya terayun pelan, hendak terhantuk ke sandaran kursi di depannya.

Zayn yang melihat itu kesal. Perlahan ia menarik kepala Zahira, meletakkannya di bahunya. Awalnya canggung, tapi akhirnya ia membiarkannya. Dalam hati, Zayn mengakui, bahu itu terasa hangat... dan Zahira tidak terlalu berat seperti yang ia ejek sebelumnya.

Beberapa saat kemudian, bus berhenti untuk menurunkan penumpang. Zahira terbangun.

“Astaghfirullah...” gumamnya, sadar bahwa kepalanya bersandar di bahu Zayn.

“Apaan sih kamu, istighfar segala seperti baru liat hantu? Kenapa?” tanya Zayn setengah mengantuk.

“Aku... aku kok bisa tidur di bahu kamu?”

Zayn mengedip, lalu memutar bola matanya. Ia enggan menjelaskan kalau ia sendiri yang memindahkan kepala Zahira.

“Mana saya tahu. Mungkin kamu yang nyari kesempatan, sengaja nyender. Mentang-mentang saya ganteng, kamu manfaatin deh. Bahu saya malah sakit ini karena kepala mu yang berat itu.”

Zahira membuang muka. Malu. Wajahnya merah padam.

“Kenapa saya tidak sadar sih tidur di bahu dia...” gumamnya, mengetuk dahinya.

Zayn tersenyum sinis dalam hati, “kena kamu. Rasain. Sok agamis sih,” batinnya.

Zahira akhirnya berkata pelan, “maaf... saya tidak sengaja, tidak sadar juga...”

“Iya, saya maafin. Tapi jangan nuduh saya lagi. Saya juga tidak tertarik sama kamu.”

Zahira mengangguk pelan, “iya, sekali lagi maaf.”

Mereka pun kembali terdiam.

Beberapa saat kemudian, Zayn membuka percakapan lagi.

“Kamu sudah pernah ke Jakarta?”

Zahira menoleh, lalu menggeleng pelan, “belum. Ini pertama kalinya.”

Zayn mengangguk, “tenang saja. Jakarta tidak semenyeramkan yang orang bilang. Saya bakal bantu kamu bertahan hidup di sana.”

“Terima kasih, oh ya mengenai percer....” ucap Zahira lirih.

Zayn mengangguk. Tapi saat Zahira hendak menyebut soal perceraian, Zayn langsung memotong.

“Tidak usah dibahas sekarang.”

Zahira menunduk, “maaf...”

Tidak lama kemudian, bus berhenti di stasiun. Zayn berdiri.

“Kita sudah sampai. Ayo turun.”

“Saya ambil tas dulu...”

“Sudah, kamu turun saja. Biar saya yang ambil.”

Zayn mencari tas mereka di rak atas. Tapi saat menyerahkan tas Zahira, ia malah berkomentar sinis.

“Tas lusuh begini mending dibuang. Dibawa ke Jakarta juga percuma. Dijual ke pasar loak juga pasti bakalan tidak laku.”

Zahira naik darah. Tanpa pikir panjang, ia menginjak kaki Zayn sekuat tenaga dan langsung turun dari bus.

“Aw! Sakit tahu!” gerutu Zayn sambil meringis, “dasar perempuan aneh! Sudah dibantuin malah bikin gara-gara.”

Dengan kaki sakit, ia turun sambil membawa tas Zahira.

“Nih tas kamu. Bawa sendiri!” serunya, melemparkan tas ke tanah.

“Eh! Jangan dibuang sembarangan, kotor tahu!” Zahira buru-buru mengambil tasnya.

“Emang saya peduli?” ujar Zayn cuek, “ayo ikut saya.”

Dengan hati kesal, Zahira mengikuti langkah Zayn. Ia melihat Zayn membuka ponsel dan memesan mobil online. Tidak lama kemudian, sebuah mobil sedan berhenti di depan mereka.

Zayn membuka pintu dan masuk lebih dulu, meninggalkan Zahira yang masih berdiri di luar, menatapnya bingung.

1
🌷💚SITI.R💚🌷
smg zahira punya teman yg baik dan punya empati yg tulus..
partini
sering interaksi Zahira ma aldrich is ok kan Thor secara Zayn jg ga mau kalau mereka tau ada hubungan ,, ku rasa Al orangnya baik deh cuma rada tengil
🌷💚SITI.R💚🌷
ayoo zahira kamu bisa dan kuat ingat pengorbanann zayn buat ksmu jd jangan mau di tindas
🌷💚SITI.R💚🌷
jd sefih banget de..smg zahira bisa melewati semua ujian ini..trs semangaat zahzayn
🌷💚SITI.R💚🌷
sebenary apa ya mauy a dewantoro ,mau ngerendahin zahira atau memprmalukn zahira
Adinda
semoga Zahira Anak orang kaya kasihan zahira direndahkan terus
partini
Wah aldrich udah mulai nich yakin ga Ter Ter ma Zahira,, rasa itu datang ga bilang bilang loh
lanjut Thor mau lihat seberapa hebat Zahira bisa melalui ini semua
dan cerita cinta di sekolah ini pastinya yg di tunggu ,,rasa iri, cemburu dll
🌷💚SITI.R💚🌷
kssihsn zahira dr kampung di usir dr sekolah di pecat
𝐈𝐬𝐭𝐲
ini maksudnya sebuah surat kali ya Thor...
partini
ayo buktikan Zahira kalau kamu bukan gadis kampung yg tidak ada nilai nya ,, buka mata mertua Lo Dengan prestasi yg luar biasa
apa sekejam itu Thor di sana ?
selipin cowok yg cakep Pari purna yg tertarik ma Zahira mau tau reaksi suami nya,,kalau ada seseorang yg suka pasti membara bak 🔥
🌷💚SITI.R💚🌷
tr lama² jg zahira jatuh cinta sm zayn
Susi Akbarini
soapa dqlangnya..
ayah zayn atau ayah ardi?.
kalo ayah zayn..
apakah ingin zahira twrsiksa dan dibully di sekokah zayn?

apa gak kauatir klao terbongkar pernikahan mereka?
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
akankah zayn cari keadilan buat Zahira ..
atau carikan sekolah lain.

❤❤❤❤❤
Anik Purwani
makin seru lanjut thoor...
Adinda
ulah daddy kamu itu zayn
Nurhayati Nia
gimana reaksi mu zayn kalo semua ini adalah ulah papah kamu zayn
Nurhayati Nia
ya ttp semangat zahira kami semua mendukung mu
partini
aihhh cari tau dulu kenapa di blacklist babang tamvann
use your brain
Adinda
semangat zahira masadepan mu masih panjang
partini
kasihan kamu ,nasib horang kismin yah terima aja lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!