NovelToon NovelToon
Kill All Player

Kill All Player

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Theoarrant

Dunia tiba-tiba berubah menjadi seperti permainan RPG.

Portal menuju dunia lain terbuka, mengeluarkan monster-monster mengerikan.

Sebagian manusia mendapatkan kekuatan luar biasa, disebut sebagai Player, dengan skill, level, dan item magis.

Namun, seiring berjalannya waktu, Player mulai bertindak sewenang-wenang, memperbudak, membantai, bahkan memperlakukan manusia biasa seperti mainan.

Di tengah kekacauan ini, Rai, seorang pemuda biasa, melihat keluarganya dibantai dan kakak perempuannya diperlakukan dengan keji oleh para Player.

Dipenuhi amarah dan dendam, ia bersumpah untuk memusnahkan semua Player di dunia dan mengembalikan dunia ke keadaan semula.

Meski tak memiliki kekuatan seperti Player, Rai menggunakan akal, strategi, dan teknologi untuk melawan mereka. Ini adalah perang antara manusia biasa yang haus balas dendam dan para Player yang menganggap diri mereka dewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Theoarrant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pasar Gelap

Rai bersandar di kursinya, menatap peta besar yang terbentang di atas meja.

Berbagai jalur serangan, penyusupan, dan pembunuhan telah ia pikirkan.

Namun, semuanya berujung pada satu kesimpulan.

Menyerang Damar secara langsung adalah bunuh diri.

Guild Iron Fang bukan sekadar kumpulan petarung brutal.

Mereka adalah organisasi militer dengan hierarki ketat.

Di puncaknya ada Damar ‘The Butcher King’, monster dalam bentuk manusia.

Di bawahnya, pasukan Bloodhound, kumpulan Player Rank A yang fanatik dan loyal.

Dan tepat di bawah Damar, berdiri Togar ‘Iron Juggernaut’, seorang pria yang kekuatannya menyaingi Player Rank S meskipun hanya berperingkat B.

Bahkan dengan semua persiapan, tidak ada celah untuk menerobos pertahanan mereka.

Rai mengepalkan tangan.

Sampai akhirnya Bangsawan Hitam membuka suara.

“Kalau kau ingin masuk ke Iron Fang… ada satu jalan.”

Rai menatapnya tajam.

“Apa itu?”

Bangsawan Hitam menyeringai.

“Rivia.”

Udara di ruangan terasa lebih dingin saat nama itu disebut.

Rivia bukanlah petarung terkuat di Iron Fang.

Dengan Rank C, dia bahkan bukan tandingan bagi Hell Hounds atau Togar.

Namun, dia adalah wanita kesayangan Damar.

Bukan karena kekuatannya, tapi karena posisinya.

Semua orang yang berurusan dengannya akan ketakutan dan memilih menjauh.

Bukan karena mereka takut padanya, tetapi karena sosok di belakangnya...Damar.

Bangsawan Hitam mengetukkan jarinya ke meja.

“Jika kau bisa membuatnya tertarik… dia bisa membawamu ke dalam.”

Rai menyipitkan mata.

“…Dan bagaimana aku bisa menarik perhatiannya?”

Bangsawan Hitam tertawa kecil.

“Rivia bukan tipe wanita yang bisa didekati dengan cara biasa.”

Dia mengambil secarik kertas dan meletakkannya di atas meja.

“Dia wanita yang haus akan kesenangan, setiap malam, dia mencari lelaki yang bisa menghiburnya.”

Rai terdiam, memahami maksud perkataan itu.

Ruben langsung menahan tawa, menepuk bahu Rai dengan ekspresi geli.

“Jadi… kau harus merayunya, hah?”

Wajah Rai sedikit memerah, tapi dia tetap berusaha tenang.

Bangsawan Hitam tersenyum tipis.

“Bukan sekadar merayu. Dia hanya tertarik pada lelaki yang kuat dan unik.”

“Jika kau ingin perhatiannya, kau harus membuat dirimu berbeda dari lelaki biasa.”

“Dimana aku bisa menemukannya?” tanya Rai akhirnya.

Bangsawan Hitam mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkannya di meja.

“Gunakan ini, pergilah ke pasar gelap, berbelanja, cari makan, dan pastikan kau menarik perhatian.”

Rai mengambil uang itu, menghela napas, lalu berdiri.

Ruben tersenyum lebar.

“Sepertinya ini akan menarik.”

Dan dengan itu, rencana baru pun dimulai.

*************************************

Malam itu, Rai berjalan memasuki pasar gelap yang tersembunyi di bawah tanah Palembang sesuai dengan peta yang diberikan oleh Bangsawan Hitam.

Tidak semua orang mengetahui tempat ini.

Tanpa koneksi yang tepat, seseorang bisa berakhir mati di gang belakang sebelum menemukan jalannya.

Suasananya berbeda dari kota di permukaan.

Di sini, tidak ada hukum.

Player dari berbagai tempat berkumpul untuk menjual senjata ilegal, artefak langka, dan memperdagangkan informasi.

Para pedagang berdiri di balik kaca tebal atau barikade energi, waspada terhadap para perampok yang bisa menyerang kapan saja.

Mata-mata liar mengawasi setiap pergerakan Rai.

Di antara toko-toko yang berjajar, mata Rai tertuju pada sebuah lapak kecil dengan cahaya redup.

Di sana, seorang pria tua berjanggut putih menjajakan barang langka di balik kaca tebal.

Di antara berbagai benda, ada sepasang sepatu hitam dengan garis merah yang berkilat halus.

[Phantom Stride : Sepatu Peningkat Agility]

(Growth-Type Equipment – Dapat diupgrade dengan Mana dan Material Langka)

Rai menyipitkan mata.

Item ini bukan sembarang peralatan.

Sepatu ini tidak hanya meningkatkan kecepatan dan kelincahan, tetapi juga memiliki potensi untuk berkembang.

Namun, saat ia hendak berbicara, sang pedagang mendahuluinya.

“Kalau kau hanya Player Rank E, sebaiknya kau jangan sentuh.”

Nada suaranya penuh penghinaan.

Beberapa Player di sekitar tertawa, menertawakannya seperti anjing liar yang mengelilingi mangsa lemah.

Namun, Rai hanya tersenyum tipis.

Sebagai jawaban, dia mengeluarkan sebuah kristal ungu berkilau dari sakunya.

Rune Stone, Batu Mana Berkualitas Tinggi.

Rai yang awalnya memiliki tiga sekarang tinggal dua karena satunya untuk menyuap penjaga perbatasan.

Begitu melihatnya, mata pedagang itu langsung membelalak.

“Kau… dari mana kau mendapatkan ini?”

“Bukan urusanmu,” jawab Rai santai.

“Tapi kalau kau menginginkan ini, aku ingin sepatu itu.”

Pedagang itu menelan ludah.

Rune Stone seukuran itu bisa diekstrak untuk menghasilkan mana dalam jumlah besar.

Bahkan Player Rank A pun akan membunuh demi mendapatkan benda ini.

Setelah beberapa detik berpikir, pedagang itu akhirnya mengangguk.

“Tch… dasar brengsek.”

Dengan enggan, dia menyerahkan sepatu itu pada Rai.

Namun Rai tidak langsung menerimanya.

Dia menatap pedagang itu dengan tajam, senyum dingin terukir di bibirnya.

"Kau pikir aku bodoh? Harga Rune Stone ini lebih mahal dari sepatu bututmu."

Sekilas, ketegangan di udara meningkat.

Beberapa Player di sekitar berhenti tertawa dan mulai memperhatikan situasi.

Si pedagang menggeram.

“Lebih baik kau pergi saja Nak, kau tidak akan bertahan lama di tempat ini.”

Tanpa pikir panjang, Rai berbalik dan berjalan pergi.

Namun sebelum dia melangkah jauh, suara pedagang itu terdengar lagi.

“Hei! Tunggu sebentar! Kenapa buru-buru?”

Rai berhenti, tapi tidak menoleh.

Pedagang itu tertawa dengan suara yang terdengar lebih licik.

“Aku hanya bercanda… Bagaimana kalau kau memilih satu barang tambahan?”

Rai menoleh, matanya menyipit.

“Tentu saja, Pak Tua.”

Rai menelusuri barang-barang lain di dalam lapak itu.

Satu per satu, dia mengamati berbagai artefak yang tersembunyi di balik kaca.

Hingga akhirnya, matanya tertuju pada sebuah pisau tipis dengan cahaya kebiruan di tepinya.

[Soul Eater- pisau yang melukai jiwa]

Rai tidak tahu kegunaan pisau ini bahkan pisau yang digunakannya sekarang Nightshade yang dulunya milik Rodick masih lebih baik daripada pisau ini.

Percuma saja jika tidak bisa memberikan damage tetapi entah kenapa dia tetap memilihnya, karena firasatnya dia akan membutuhkannya nanti.

Pedagang tua itu menyeringai melihat Rai memilih pisau itu.

“Pilihan yang menarik,” katanya.

Rai tidak menjawab, hanya menggenggam pisaunya erat sebelum memasukkannya ke dalam sarung di pinggangnya dan dia meninggalkan toko itu untuk menuju lokasi yang menjadi tujuannya.

Ketika Rai sudah tidak terlihat, pedagang tua itu tertawa terbahak-bahak.

"Dasar Rank E bodoh, dia mengambil item yang tidak ada gunanya " cemoohnya.

************************************

Mengikuti arah yang diberikan Bangsawan Hitam, Rai akhirnya berdiri di depan sebuah bangunan tua berlambang tengkorak dengan taring tajam.

Di atas pintunya, terpampang tulisan besar merah menyala.

THE HOWLING

Bar ini bukan sekadar tempat minum.

Ini adalah tempat di mana para Player berkumpul.

Player dengan darah di tangan mereka berbincang, berbisnis, atau sekadar menikmati kesenangan malam.

Dan di dalam bar inilah Rivia akan berada.

Malam ini, pertunjukan baru saja dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!