NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Tuan Presdir

Terjebak Cinta Tuan Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: @Asila27

+Cinta satu malam】Terjebak Cinta Tuan Presdir

Deskripsi Cerita:

Alana, seorang perempuan cantik yang tumbuh dalam lingkungan keras, tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah dalam satu malam yang tragis. Sejak kecil, ia telah kehilangan kedua orang tuanya dan terpaksa tinggal bersama bibi serta sepupunya yang memperlakukannya dengan buruk. Meskipun hidup dalam tekanan, Alana selalu menjaga kehormatan dan kesuciannya.

Namun, segalanya berubah ketika Clara, sepupunya yang licik, bersama ibunya, Sandra, menjebaknya dalam sebuah rencana busuk demi uang. Dengan tipu daya dan obat bius, mereka menyerahkan Alana kepada seorang lelaki kaya yang haus nafsu. Namun, keberuntungan tampaknya masih berpihak pada Alana—lelaki yang seharusnya menjadi pemilik tubuhnya justru mengembalikan uangnya dan pergi.

Sayangnya, Alana tetap tidak bisa lepas dari jeratan takdir. Dalam keadaan setengah sadar akibat pengaruh obat, ia terbangun di kamar hotel bersama seorang pria asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

apakah dia Dedy ku

Sedangkan di rumah super besar. "ma di mana kak Ronal.!" Tanya Renata adik Ronal kepada mama nya.

"Mungkin aja masih tidur, kamu tau sendiri kan setiap malam kakak kamu itu selalu mabuk dan gila kerja?" Jawab Bu alea sambil mengupas kulit apel.

Renata yang mendengar jawaban mama nya langsung berjalan ke arah kamar Ronal.

"Renata kamu mau ngapain.!" teriak Bu alea saat melihat renata menuju ke kamar kakak nya.

"Aku mau bangunin kak Ronal ma, soalnya aku mau minta tolong, untuk mengantarkan meilin daftar sekolah. Soal nya aku gak bisa buat nganterin.!" Jawab Renata yang langsung berbalik pergi.

saat sampai di depan kamar Ronal. Renata yang melihat pintu kamar kakak nya tidak di kunci. langsung membuka pintu kamar tersebut.

Cek lek. "Nat kamu itu bisa gak sih kalau mau masuk ke kamar ku itu ketuk pintu dulu.!'' omel Ronal tiba-tiba yang membuat Renata kaget.

Renata yang mendengar Omelan kakak nya langsung menunduk. " aduh maaf kak. Aku kira Kakak belom bangun.!" jawab Renata.

Ronal yang masih setengah sadar duduk di tepi tempat tidur, memijat pelipisnya yang terasa berat akibat mabuk semalam. "Ada apa sih pagi-pagi datang menggangu.?" tanyanya dengan nada malas.

Renata menggigit bibirnya, ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Kak, aku mau minta tolong. Bisa nggak Kakak antar Meilin daftar sekolah? Aku ada urusan yang nggak bisa aku tinggal." ungkap Renata dengan hati-hati.

Ronal yang mendengar perkataan adik nya. Langsung menatap Renata dengan tajam "Kenapa  aku. Kenapa gak suami kamu aja. Atau nyuruh sopir aja?" tanya Ronal mengeryitkan keningnya.

"Aku pengen Kakak yang antar. Meilin itu keponakan Kakak juga, lagian Kakak nggak bisa terus-terusan hidup kayak gini. Bangun siang, mabuk-mabukan, kerja terus, tanpa peduli sama keluarga, tanpa peduli sama kesehatan sendiri.. Ingat kak jangan rusak hidup kakak hanya karena seorang perempuan" gerutu Renata.

Ronal yang mendengar gerutu an Renata langsung mendelik, tapi tidak langsung membalas. Kata-kata Renata. ia masih terlalu lelah untuk berdebat dengan renata. Akhirnya, ia mengusap wajahnya dengan kasar. "Baiklah, kasih aku lima belas menit." jawab Ronal akhirnya. Ia terlalu malas mendengar gerutuan Renata.

Renata yang mendengar jawaban Kakak nyam. Mata nya langsung berbinar. "Serius Kak?"

"Iya, iya, cepat keluar, biar aku siap-siap," jawab Ronal sambil melambaikan tangannya agar Renata pergi. Ia terlalu malas menanggapi adik nya.

Renata tersenyum puas dan segera keluar. Sementara itu, Ronal menghela napas berat.

Di lantai bawah sendiri. seorang gadis kecil sudah terlihat rapi. "Jadi kesayangan oma mau sekolah ya?" Tanya Bu alea kepada meilin.

"Iya Oma, tapi mama sama papa malah pergi.." jawab meilin dengan raut wajah sedih.

Bu Alea tersenyum lembut, mengusap kepala Meilin dengan penuh kasih sayang. "Ya sudah, kan ada Om Ronal yang bakal antar kamu. Kamu jadi jangan sedih lagi dong?" Kata Bu alea.

Meilin mengangguk, tapi wajahnya masih sedikit murung. "Tapi Oma, Om Ronal itu serem. Dia galak..." bisiknya pelan, takut kalau Ronal mendengar.

Bu Alea  tertawa kecil. "Om Ronal kamu itu sebenarnya baik, dia cuma kurang senyum aja. Nanti kalau kamu ajak dia ngobrol, dia pasti luluh," ujar Bu Alea mencoba menenangkan cucunya.

Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar menuruni tangga. Ronal muncul dengan pakaian yang cukup rapi, meskipun masih terlihat lelah. Ia melirik Meilin sekilas sebelum duduk di kursi. "Ayo, kita berangkat sekarang biar cepat selesai," katanya singkat.

Meilin menatap Ronal dengan ragu, lalu menoleh ke arah Oma nya seolah meminta bantuan. Namun, melihat ekspresi sang Oma yang tersenyum menyemangatinya, Meilin akhirnya menghela napas dan berjalan mendekati Ronal.

"Om Ronal nggak bakal galak di jalan kan?" tanyanya meilin dengan polos.

Ronal yang mendengar pertanyaan polos meilin mengangkat sebelah alisnya, lalu mengusap kepala Meilin dengan tangannya yang besar. "Selama kamu nggak rewel, Om juga nggak bakal galak," ucapnya, sedikit lebih lembut dari biasanya.

Meilin akhirnya tersenyum kecil, merasa sedikit lebih nyaman. Bu Alea tersenyum puas melihat interaksi mereka. "Hati-hati di jalan ya. Jangan kebut-kebutan.!" pesan Bu Alea sebelum mereka berangkat.

Ronal hanya mengangguk sebelum menggandeng tangan kecil Meilin dan membawanya keluar menuju mobil. Meskipun masih terlihat canggung, setidaknya hari ini ada sedikit perubahan dalam sikap Ronal. Yang selama ini tidak pernah dekat dengan meilin mau menggandeng tangan meilin.

Sedangkan di sekolahan ternama dan  termewah. Alana sibuk mengurus pendaftaran di dalam ruang guru untuk si kembar.

sedangkan di luar sekolahan sendir. Andra dan Dira bermain di taman bermain sekolah, ditemani oleh Melvin dan Melinda.

Dira yang selalu ceria berlari ke sana ke mari, menaiki perosotan dengan penuh semangat. "Om Melvin lihat aku!" serunya kegirangan sebelum meluncur turun dengan tawa riang.

Melvin tertawa kecil melihat tingkah Dira. "Hati-hati sayang! Jangan terlalu cepat, nanti jatuh," ucapnya menasehati Dira.

Di sisi lain, Andra duduk tenang di bangku taman, mengamati lingkungan sekitar dengan ekspresi serius. Ia memperhatikan anak-anak lain yang juga bermain. Entah kenapa Andra merasakan perasaan nya bergejolak. Ia merasakan sesuatu kalau sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan seseorang yang sangat dekat dengan dirinya. Tapi dia tidak tau siapa itu.

Melinda sendiri yang melihat ekspresi Andra lalu duduk di sampingnya. "Andra, kenapa diam saja? Kamu nggak mau main seperti Dira?" tanyanya lembut.

Andra menggeleng pelan. "Aku cuma melihat-lihat aunty.!" jawab Andra.

"oh iya aunty Sekolah ini besar juga ya..." ucap nya.

"Nanti kalau sudah mulai sekolah, kamu pasti akan punya banyak teman," kata Melvin tiba-tiba yang langsung duduk di samping Andra, sambil mengusap kepala bocah kecil itu.

Andra menghela napas kecil. "Tapi kalau ada yang tanya soal Dedy, aku harus jawab apa?" tanyanya polos yang membuat Melvin dan Melinda terdiam.

Melvin dan Melinda saling bertatapan sejenak, sebelum Melinda akhirnya merangkul Andra. "Kamu nggak perlu khawatir sayang. Kalau ada yang bertanya, cukup bilang kalau kamu punya Mommy yang sangat hebat dan sayang banget sama kamu," ujarnya lembut.

Andra tersenyum tipis. "Iya, Mommy memang hebat, tapi aku mau tau di mana Dedy. Karena tadi malam saat aku menanyakan soal Dedy ke mommy. Mommy malam menangis." katanya pelan yang mengingat kejadian semalam.

Melvin dan Melinda yang mendengar perkataan Andra, Mereka langsung memeluk Andra. "Jagoan nya om, Dedy kamu itu gak tau kalau kamu ada. Kalau Dedy kamu tau kamu ada. Pasti Dedy kamu mencari kamu. Sudah kamu jangan sedih begini. Kamu itu seorang jagoan. Meski kamu gak tau di mana Dedy kamu. Kamu masih punya Mommy yang selalu menyayangi kamu kan. Jadi gak perlu bersedih begitu." Ucap Melvin mencoba menghibur Andra.

Andra yang mendengar perkataan Melvin. Mengangguk. “iya om aku tau, maaf om." Kata Andra dengan lirih.

Melvin tersenyum lega, lalu menatap pintu ruang guru, menunggu Alana selesai. Ia tahu betul, meskipun sahabat nya itu terlihat tegar, dengan pertanyaan-pertanyaan seperti yang di lontarkan Andra. Pasti itu membuat ia sedih. Dan  pasti pertanyaan Andra dan dira mengenai Dedy nya akan terus muncul seiring nya waktu.

Dira yang sedang bermain melihat om dan aunty nya memeluk Andra langsung turun dan menghampiri mereka.

"Om, aunty kenapa kalian memeluk kak Andra." Tanya Dira dengan polos.

"Eh tuan Putri nya om kok kesini. Ini tadi kak Andra nya minta di peluk jadi om dan aunty peluk.!" Jawab Melvin.

Saat dira ingin kembali bertanya.. Tiba-tiba di kejauhan. mereka melihat mobil super mewah berhenti..

Melvin, Melinda, Andra, dan Dira secara refleks menoleh ke arah mobil mewah tersebut. Mereka melihat seorang pria tampan dengan setelan tuxedo turun dari mobil mewah, lalu berbicara dengan nada agak tegas kepada seorang anak kecil yang baru saja turun dari mobil.

"Meilin cepetan dikit kalau turun. Om masih banyak pekerjaan.!" Kata lelaki itu.

Dan keluar seorang gadis cilik yang sangat cantik. "Maaf om..!" Jawab meilin.

Andra yang melihat lelaki itu, jantungnya langsung dah Dig dug. Merasa ada yang aneh dengan perasaan nya.

sedangkan Dira sendiri yang melihat meilin. langsung menarik lengan Melinda. "aunty, lihat, Anak itu siapa? Dia cantik banget!" bisiknya penuh antusias.

Melinda mengamati anak kecil yang dipanggil Meilin itu. Bocah perempuan berambut panjang yang diikat rapi dengan pipi tembam serta kulit putih bersih tampak menunduk sedikit saat keluar dari mobil, lalu berdiri diam di samping lelaki yang tampak seperti ayahnya.

Andra yang sejak tadi perasaan nya merasakan rasa familiar terhadap lelaki yang ada di samping meilin. hanya diam, ia hanya mengamati. setelah mengamati lebih dalam, Matanya menyipit sedikit saat memperhatikan ekspresi gadis kecil itu, seolah mencoba memahami sesuatu.

"Mommy bilang, kalau anak kecil itu senang, dia akan tersenyum. Tapi kenapa dia kelihatan nggak senang?" gumamnya pelan.

Melvin memperhatikan pria yang baru datang itu dengan lebih saksama. Ada sesuatu dalam sikapnya yang terasa dingin dan berwibawa, seolah-olah ia bukan tipe orang yang terbiasa mengurus anak kecil.

Sementara itu, Alana masih berada di dalam ruang guru, tidak mengetahui kejutan yang akan terjadi di luar.

1
@asila27
jangan lupa kak, tinggalkan jejak coment kalian, karena itu semangat saya.
@asila27
cerita nya menarik bukan
🐌KANG MAGERAN🐌
salam kenal kak, semangat ya
‎❣️⃝⃟ᷞᶠ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
surat cinta untuk author😆

1. Awal kalimat gunakan huruf kapital.
2. Penggunaan tanda baca yang tidak pada tempatnya contohnya di kalimat ini coba perhatikan lagi letak tanda bacanya.
3. Setelah ku baca chapter satu ini aku koreksi untuk penggunaan huruf kapital dan huruf kecilnya masih ada salah tempat
4. Saran aku sih banyak mampir dan baca karya-karya lainnya amati dan perhatikan penulis mereka

Sekian terimakasih🤗
@asila27: baik akak terimakasih saran nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!