NovelToon NovelToon
Sahabat Sejati Dari Sd

Sahabat Sejati Dari Sd

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Chicklit
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: ludra

sahabat sejati itu memang nyata, maski pernah asing 3 tahun karna beda sekolah dan keadaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ludra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sahabat sejati dari SD Episode 29

.

Suatu hari, Nadia tiba-tiba mengeluarkan kamera di HP-nya dan mengajak kita untuk berfoto bersama. "Yuk, kita potbar!" ajaknya dengan antusias.

Teh Wanda, yang sedang duduk di sebelahku, langsung menyambut ajakan Nadia dengan semangat. "Yuk!" ujarnya sambil tersenyum.

Namun, Yani tampak sedikit kebingungan. "Pake HP siapa?" tanyanya pada Nadia.

Nadia tersenyum dan menjawab, "Ya, pake HP aku dong!"

Kita semua tertawa dan mulai mempersiapkan diri untuk berfoto. Nadia memilih latar belakang yang bagus, dan kita semua berpose dengan senyum ceria.

Setelah beberapa foto berhasil kita ambil, Yani langsung meminta Nadia untuk mengirimkan foto-foto tersebut. "Eh Nadia!!! Kirim ya fotonya!" ucap Yani dengan antusias.

Nadia tersenyum dan menjawab, "Oke!!! Eh kamu mau silah fotonya?" sambil melihat beberapa foto yang telah kita ambil.

Aku pun tersenyum dan menjawab, "Boleh". Sebenarnya, aku tidak terlalu bersemangat untuk foto itu, tapi mau bagaimana lagi. Aku hanya ingin menyenangkan teman-teman.

Nadia kemudian mengirimkan foto-foto tersebut dan berteriak, "Ya!!!! Udah nih fotonya, aku udah kirim ya!"

Kita semua tertawa dan memeriksa HP kita untuk melihat foto-foto yang telah Nadia kirim.

Saat itu, tanggal 12 bulan september 2021

Malam itu, aku berbaring di tempat tidurku, memainkan HPku sambil membuka media sosial yang aku punya. Saat itu, Ani sedang aktif dan kita saling memberikan pesan, membahas tentang sekolah dan kegiatan sehari-hari.

Namun, saat aku memikirkan tentang Apri, aku merasa sedikit sedih. Sudah lama sekali kita tidak saling memberikan kabar apapun. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya, atau apakah dia masih ingat dengan aku.

Aku memutuskan untuk mencoba menghubungi Apri, tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana. Aku merasa ragu-ragu, takut bahwa Apri sudah tidak ingin berbicara dengan aku lagi.

Tapi, aku tidak bisa menyangkal bahwa aku masih peduli dengan Apri. Aku ingin tahu apa yang terjadi padanya, dan apakah kita masih bisa menjadi teman seperti dulu.

Aku sedang terpaku dalam pikiranku tentang Apri, ketika tiba-tiba Teh Wanda yang duduk di sebelahku berbicara. "Eh, Silah!!!! Kamu kok gak memposting foto yang sama Nadia?" tanya Teh Wanda dengan nada penasaran.

Aku menjawab dengan singkat, "Emm!!! Emangnya harus?" Aku sebenarnya tidak terlalu antusias dengan foto-foto itu, makanya aku belum mempostingnya di media sosialku.

Teh Wanda tampak terkejut dengan jawabanku. "Eh!!! Masa nggak?" ujarnya. "Sini HP kamu, biar Teteh yang mempostingnya," lanjutnya sambil mengambil HPku dari tanganku.

Aku merasa sedikit terkejut dengan tindakan Teh Wanda, tapi aku tidak bisa menolaknya. Aku hanya bisa menonton Teh Wanda memposting foto-foto itu di media sosialku.

Aku hanya bisa pasrah dan melihat Teh Wanda memposting foto-foto itu di media sosialku dengan caption "sahabat". Aku khawatir jika Ani dan Apri melihat itu, aku tidak ingin menyakiti hati mereka.

Aku memikirkan tentang Apri, tapi aku tidak terlalu memikirkannya karena mungkin Apri sudah tidak mau berteman dengan aku. Tapi, aku sangat takut jika Ani melihat itu dan merasa kecewa.

"Apa-apa sih Teh Wanda, gimana kalau nanti Ani melihat itu? Lagi pula Nadia dan Yani bukan sahabat aku!!!! Kalau Apri lihat gimana ya?" ujar aku dalam hati, merasa cemas dan khawatir.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya bisa menunggu dan berharap bahwa Ani tidak melihat postingan itu.

Teh Wanda mengembalikan HPku dengan senyum puas. "Udahhh," ujarnya, seolah-olah dia telah menyelesaikan tugas penting.

Aku menerima HPku kembali dan memandang Teh Wanda dengan ekspresi bingung. "Emm!!!" ucapku, tidak tahu apa yang harus aku katakan.

Teh Wanda tampak tidak peduli dengan reaksi aku. Dia hanya tersenyum dan berjalan pergi, meninggalkan aku dengan HPku yang masih terbuka di halaman media sosialku.

Aku memandang layar HPku dan melihat postingan yang telah Teh Wanda buat.

jadi postingan itu di buat tanggal 12 september 2021

Aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan tentang postingan itu. "Ya udah lah!!! Lagi pula, apakah Apri dan Ani menganggap penting aku?" ujar aku dalam hati, mencoba untuk tidak terlalu peduli.

Aku membiarkan postingan itu berada di beranda aku, tanpa melakukan apa-apa untuk menghapus atau mengeditnya. Aku merasa bahwa aku tidak perlu terlalu khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tapi, meskipun aku mencoba untuk tidak peduli, aku tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa aku telah melakukan sesuatu yang salah. Aku merasa bahwa aku telah mengkhianati kepercayaan Ani dan Apri, meskipun aku tidak yakin apakah mereka akan melihat postingan itu atau tidak.

Namun saat itu aku udah merasa ngantuk, jadi aku tidur dan membiarkan hp ku

****

Aku berangkat sekolah seperti biasa, tidak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Saat memasuki kelas, aku mengucapkan "Assalamualaikum" seperti biasa.

Beberapa teman aku yang sudah lebih dulu datang ke kelas menjawab dengan "Waalaikumsalam". Namun, saat Nadia memasuki kelas, aku merasa ada sesuatu yang berbeda.

Nadia terlihat berbeda pada ku, dia kelihatan seperti menjauhi ku. Entah apa yang membuatnya begitu, tapi aku merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Aku mencoba untuk tidak memikirkan tentang hal itu, tapi aku tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa Nadia sedang menjauhi ku. Aku merasa sedikit kecewa dan penasaran, apa yang membuat Nadia berubah seperti itu?

Aku memutuskan untuk bertanya pada Yani yang berada di belakangku. "Yani!!! Si Nadia kenapa?" bisikku pada Yani.

Yani membalikkan tubuhnya dan memandangku dengan ekspresi penasaran. "Em!!! Gak tau," jawabnya. "Emangnya kenapa?" sambungnya.

Aku menggelengkan kepala. "Engga sih, tapi kayak ada yang berbeda gak sih," ujarku.

Yani memikirkan sejenak sebelum menjawab. "Iyaa!!! Kayak lagi ngejauhin kita ya," ujarnya.

Aku mengangguk. "Emm!!! Iya," ucapku.

Tapi, tiba-tiba aku merasa kesal dan tidak peduli lagi dengan Nadia. "Bodo amat lah, mau kayak gimana juga!!! Aku gak perduli sama si Nadia," sambungku dengan nada kesal.

Yani memandangku dengan ekspresi heran. "Emangnya kenapa sih?" tanyanya.

Aku hanya menggelengkan kepala dan tidak menjawab. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Nadia, tapi aku tahu bahwa aku tidak ingin terlalu memikirkannya lagi

Hari yg sangat melelahkan, dan pas pulang sekolah aku pulang nya sendiri,

Aku berjalan sendirian di jalan yang sepi, merenungkan tentang hari yang telah berlalu. Aku merasa bosan dengan sekolahku, merasa bahwa aku tidak memiliki teman yang sebenarnya memahami aku.

"Hm!!! Bosen banget sekolah di sini, gak punya teman yang satu pemikiran, satu prekuensi, dan!!!!! Pokonya gak ada yang kayak Apri deh," ujar aku dengan nada kesal.

Tapi, tiba-tiba aku merasa terkejut dengan diri sendiri. "Eh!!! Kenapa aku jadi inget sama Apri?" sambung aku dengan perasaan yang bingung.

Aku tidak tahu apa yang membuat aku tiba-tiba mengingat Apri. Aku pikir aku sudah melupakan dia, tapi ternyata aku masih memiliki perasaan persahabatan yang kuat terhadapnya.

Aku merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bisa berjalan terus, merenungkan tentang Apri

1
Rania Venus Aurora
Semangat /Determined/
Nenk Lusi: makasih kak/Smile//Drool/
total 1 replies
KnuckleBreaker
Gagal fokus kerja karena kepikiran endingnya yang bikin penasaran.
Nenk Lusi: semangat ya bacanya
total 1 replies
Nami/Namiko
Teruslah menulis, kami semua menantikan kelanjutan cerita yang seru ini!
Nenk Lusi: iya makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!