NovelToon NovelToon
Dear, Anak Presdir

Dear, Anak Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Ada cowok yang pikirannya masih di zaman batu, yang menganggap seks cuma sekedar kompetisi. Semakin banyak cewek yang ditiduri, maka semakin jantan dia.

Terus ada juga yang menganggap ini cuma sebagai salah satu ajang seleksi. Kalau goyangannya enak, maka mereka bakal jadian.

Ada lagi yang melihat ini cuma buat kesenangan, tanpa perlu ada keterikatan. Ya, melakukannya cuma karena suka. Sudah, begitu saja.

Dan ada juga cowok yang menganggap seks itu sesuatu yang sakral. Sesuatu yang cuma bisa mereka lakukan sama orang yang benar-benar mereka sayangi.

Nah, kalau gue sendiri?

Jujur, gue juga nggak mengerti. Gue bahkan nggak tahu apa arti seks buat gue.

Terus, sekarang gue ada di sini sama Carolline?

Gue baru kenal dia, jadi gue nggak ada niatan buat tidur sama dia. Tapi kalau soal bikin dia puas?

Itu cerita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cafe Tera's II

...Selma...

...────୨ৎ────જ⁀➴...

"Gue yang urus."

Gue juga kaget sendiri dengar suara gue setegas itu.

Mata gue ke mana-mana, kecuali ke dia. Gue bisa merasakan tatapannya, tapi gue terlalu malu buat melihatnya balik.

Sumpah, gue gak nyangka Asta dan Melvin bakal ketemu, apalagi ngobrol.

Gue benar-benar berdoa biar itu gak pernah terjadi. Gue sampai lupa kalau Phyton itu pemilik Cafe Teras, dan gue malah bawa Asta ke sana. Kayaknya semesta memang hobi banget nge-prank gue.

Phyton langsung genggam tangan gue dan menghadap Asta.

...ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩ᯓᡣ𐭩...

"Gue bakal pergi sama Selma. Lo gak usah khawatir lagi, Asta. Semua aman."

Gue pengen protes.

Gak ada yang aman, tapi gue mengerti.

Phyton gak mau Asta terbawa dalam masalah ribet ini, dan jujur, gue juga gak mau. Gue gak mau kakak gue dekat-dekat dia. Melvin itu bahaya, dan Asta itu... Polos banget.

Gue mencuri pandang sebentar. Ekspresi khawatirnya bikin wajahnya kelihatan makin lembut. Mata coklatnya yang cakep itu bolak-balik melihat Phyton sama gue, dan jantung gue langsung berdetak lebih kencang.

Gue baru sadar seberapa bagusnya dia, bukan cuma mukanya, tapi juga sikapnya. Dia baik, lembut, gampang malu, dan selalu wangi. Tapi sekarang bukan saatnya buat mikirin itu.

Gue diam saja, menikmati suasana sunyi yang aneh ini.

Asta bisa ketawa gara-gara hal sepele dan senyumnya tuh kayak malaikat, bikin seluruh wajahnya bercahaya.

Cukup, Selma.

"Iya, Phyton benar," jawab gue. "Kita bakal baik-baik aja."

Asta ragu sebentar. Gue tahu dia mau protes, tapi Phyton buka mulut duluan.

"Ini urusan pribadi, lo gak usah ikut campur, Asta."

Gue refleks cemberut dengar nada suara Phyton.

Dia gak pernah ngomong sekasar itu, dia bukan tipe orang yang gitu.

Kenapa tiba-tiba dia begini ke Asta?

Gue jadi curiga. Tanpa sadar, Phyton genggam tangan gue makin kencang.

Gue lihat dia nelan ludah.

Dia... gugup?

Jangan bilang...

"Iya." Nada suara Asta juga ikut dingin, bikin gue makin bingung. "Lo udah bilang, gak usah lo ulangin. Gue ngerti."

Asta melihat kita sekali lagi sebelum akhirnya jalan melewati gue sama Phyton, pergi ke arah ujung jalan. Gue diam beberapa detik, masih menyerap situasi barusan.

"Apa...?" Gue langsung lepas tangan Phyton dan berdiri di depan dia. "Barusan itu apa, hah?"

"Dia gak bakal pergi kalau gue gak ngomong kayak gitu."

"Bukan itu! Kenapa lo kasar banget ke Asta? Terus, apaan lagi yang Melvin lakuin sekarang?"

"Gak ada. Dia cuma kesel gara-gara gue tadi di luar ngobrol sama Asta."

Phyton melihat ke jalan yang sudah kosong, tempat Asta tadi berdiri, dan ekspresinya langsung turun.

Gue tarik napas panjang terus genggam tangannya lagi.

"Ayo, kita cari kopi. Gue tahu tempat yang pas."

Akhirnya, kita sampai di Cafe Teras. Kita cuma nyalain lampu di bagian bar, sementara sisa kafe tetap gelap.

Phyton bikin kopi latte buat dirinya sendiri dan coklat panas buat gue. Abis selesai, dia keluar dari balik bar dan duduk di sebelah gue.

Beberapa saat, kita cuma diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Gue tahu lo bakal ngomong apa, Selma." Phyton mengeluh pelan, dan gue langsung memperhatikan dia.

Cahaya kuning dari lampu bar memantulkan bayangan di wajahnya, ekspresinya sedih banget. Rambut birunya kelihatan lebih pudar di bawah lampu ini. "Berapa kali lagi kita harus ngobrolin ini?"

"Sebanyak yang kita butuhin." jawab gue tanpa ragu.

"Gue cinta dia."

"Gue tahu."

"Dan dia cinta gue."

"Enggak." Gue langsung potong dengan tegas. "Phyton, lihat gue." Begitu dia melihat, gue genggam tangannya di atas meja bar. "Melvin itu kakak gue, darah daging gue. Gue punya semua alasan buat belain dia, buat ngebelain dia di depan orang lain, tapi gue gak pernah, dan gue gak bakal. Karena gue tahu siapa dia sebenarnya. Dia bukan orang baik. Dia bahkan gak mengerti apa itu cinta. Yang dia tahu cuma nyakitin orang."

"Lo gak ngerti, Selma. Gak ada yang ngerti hubungan kita. Melvin selalu bilang kalau semua orang bakal coba misahin kita. Dia satu-satunya yang benar-benar nerima gue apa adanya, sama semua kekurangan gue.

"Dia udah butain lo, Phyton. Dia sengaja ngejauhin lo dari semua orang. Dari gue, dari teman-teman lama lo, bahkan dari keluarga lo sendiri. Tahu kenapa dia ngelakuin itu? Biar dunia lo cuma muter di dia aja, biar lo gak pernah kepikiran buat ninggalin dia. Jadi, pas lo akhirnya sadar dan mau pergi, lo gak punya siapa-siapa buat bersandar. Dia udah nyiapin semuanya biar lo tetap sendirian."

"Dia ada buat gue di masa-masa susah, Selma. Lo gak mengerti..."

"Dia satu-satunya yang ada buat lo karena dia yang bikin lo jauh dari semua orang. Semua yang dia lakuin itu udah dia rencanain, Phyton."

Phyton ambil napas panjang terus menyeruput kopinya pelan, kayak lagi mikir. Matanya memperhatikan mesin-mesin kopi di belakang bar, terus dia mengeluh pelan.

"Dia ikut patungan buat beli kafe ini pas gue cerita kalau ini salah satu mimpi gue."

Sekarang giliran gue yang menyeruput coklat panas gue. "Dia juga ngijinin gue kasih nama ini sesuai nama nyokap gue, Tera, yang sudah gak ada. Lo tahu seberapa bahagianya gue kerja di sini tiap hari? Rasanya kayak nyokap selalu ada di samping gue, ngajarin gue bikin kopi terbaiknya, kayak dulu pas gue masih kecil."

Phyton tarik napas dalam sebelum lanjut, suaranya lirih.

"Iya, gue tahu Melvin gak sempurna. Tapi hal-hal kecil kayak gini yang bikin gue tetap bertahan, Selma. Ada sisi dia yang manis, perhatian, dan bikin gue bahagia."

"Lo gak bisa cuma bertahan buat satu sisi dirinya, Phyton, sementara sisi lainnya nyakitin lo, ngatur lo, dan kendaliin hidup lo."

"Kenapa enggak? Kadang gue merasa terlalu bahagia sama dia, sampai pas semuanya mulai kacau, gue mikir itu harga yang harus gue bayar buat kebahagiaan itu. Dan itu gak apa-apa."

Gue merasa dada gue nyesek dengar dia ngomong gitu.

"Phyton." Gue tatap dia dalam-dalam. "Lo pantas bahagia. Lo gak harus bayar apapun buat itu. Ini bukan utang."

Dia diam cukup lama, main-mainin cangkir kopinya sambil melamun.

"Kayaknya Asta gak bakal ngomong sama gue lagi abis ini."

Gue tahu dia lagi coba ganti topik, dan gue biarin. Gue juga gak mau terlalu jatuhkan dia sekarang.

"Ah, enggak. Dia pasti tetap bakal ngomong sama lo. Asta itu orangnya ngerti banget."

"Dia suka sama lo." Phyton nyeletuk santai, memperhatikan gue dari ekor matanya.

"Lo pikir gitu?"

"Lo tahu itu, Selma."

"Hmm, bisa jadi."

Phyton angkat tangannya, kayak nunggu sesuatu dari gue.

"Apa?" Gue ketawa.

"Gue gak tahu. Tapi… lo suka dia juga gak?"

Gue memperhatikan dia dengan tatapan geli.

"Kenapa tanya gitu?"

Phyton angkat bahu.

"Cuma penasaran."

"Baru kali ini lo kepo sama kehidupan percintaan gue."

"Udah gue bilang, gue cuma penasaran."

"Dari semua cowok yang pernah nongkrong di kafe lo dan naksir gue, Asta yang pertama kali bikin lo penasaran, ya?" goda gue.

Phyton mendengus dan nunjuk dirinya sendiri. "Gue gak tahu lo mikir apa, tapi bukan itu alasannya. Lagian, gue rasa dia cowok normal. Enggak, makasih. Hidup gue udah ribet banget."

"Gue punya harapan kalau hidup lo bakal segera beres, Phyton." Gue genggam tangannya sebentar. Gue gak bisa maksa dia buat ninggalin Melvin, itu tetap keputusan dia. "Gue di sini. teman-teman lo juga masih di sini. Kalau suatu hari lo mutusin buat keluar dari hubungan itu, kita bakal ada buat lo. Iya, bakal sakit, bakal terasa kayak di neraka, tapi itu bakal selesai."

Phyton berdiri, lalu nunduk buat meluk gue. "Dunia ini gak pantas punya lo, Selma."

Gue senyum kecil di dada dia. "Kalau gini terus, kafe lo bakal penuh sama cowok-cowok yang jatuh cinta sama gue."

"Kalau mereka kayak dia, gue sih gak keberatan."

Gue langsung mundur, menyipitkan mata ke dia.

"Lo barusan ngomong apa?"

"Gak ada, gak ada."

Dia ketawa, bawa cangkir-cangkir kosong ke belakang bar, sementara gue mengikuti dia sambil terus ngegodain.

Gue punya firasat, kalau kehadiran Asta bakal bawa perubahan yang baik. Tapi di balik harapan itu, ada ketakutan yang gak bisa gue hilangkan. Takut kalau kakak gue bakal nyakitin dia.

1
Ummi Yatusholiha
udah deh phyton kamu harus berusaha tegas ke melvin dan tinggalin melvin. ibu kamu gak akan bangga dgn keadaan kamu sekarang,yg ada pasti beliau sangat kecewa sama kamu.
cobalah utk hidup normal phyton
Ummi Yatusholiha
tuh ketahuan kan sama si melvin.. deg degan deh
Ummi Yatusholiha
egois banget si malvin
Ummi Yatusholiha
vey juga kok gitu sih,deket sama vino dan ngaku kecewa karna vino blm bisa move on dari bessie, tapi malah godain asta juga.. gatel gak tuh
Ummi Yatusholiha
kirain asta gak bakal tergoda sama vey,secara asta kan udah kesemsem banget sama selma.
arif didu
oo baru ngeh, jd si uar piton ini gay?
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚊𝚕𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚒 𝚍𝚒𝚗𝚘.. 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚐𝚎𝚝 𝚋𝚊𝚛𝚎𝚗𝚐 𝚊𝚜𝚝𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚒 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚎 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚔𝚎 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.
𝚜𝚊𝚕𝚞𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊,𝚠𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚒𝚊 𝚝𝚍𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊,𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚗𝚐𝚎𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚖𝚎𝚐𝚘𝚝,𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚜𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚝𝚘𝚡𝚒𝚍 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚊𝚜𝚒𝚊𝚗 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗, 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚠𝚊𝚑 𝚊𝚗𝚌𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚍𝚎𝚑
Ummi Yatusholiha
𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚔𝚊𝚑
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚔𝚊𝚗 🤭
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚢𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚗𝚒𝚛𝚒𝚊,𝚐𝚎𝚐𝚊𝚛𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚐𝚘 𝚝𝚘 𝚙𝚊𝚛𝚝𝚢.
𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚗𝚐 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚞𝚑 𝚊𝚜𝚝𝚊,𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚙𝚘𝚛𝚝 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.. 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚗𝚐 𝚋𝚛𝚘𝚘𝚘
Ummi Yatusholiha
𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚙𝚢𝚞𝚗 𝚊𝚜𝚝𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚖𝚎𝚕𝚘𝚠 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔.
𝚜𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚌𝚘𝚌𝚘𝚔 𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
anan zielle,kangen kalian deh 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
selma terima gak tuh ajakan asta 😊
Rainn
Kak sorry ini cerita asta? Anan belum ya kak? Aku lupa smpet kaget kirain asta itu aman, lah kok sma carolin bukan sma ze 🥹 trnyata asta ya si bungsu 🤭
Rainn: Yg anan zee season 2 kapan updte kak?
Nah ini nih ciri khas nya teka teki yg amazing 🤤
DityaR: Anan udah tenang sama Zee, kak.
Asta bukan juga sama carroline, tapi sama .....
total 2 replies
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚝𝚞𝚑 𝚙𝚜𝚒𝚔𝚘𝚕𝚘𝚐 𝚍𝚎𝚑..
𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚗𝚎𝚖𝚞𝚒𝚗 𝚓𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊𝚒𝚗 𝚟𝚎𝚢..𝚐𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚔𝚕𝚘 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚟𝚎𝚢
Ummi Yatusholiha
𝚑𝚊𝚍𝚎𝚞𝚑 𝚊𝚜𝚝𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚊𝚖𝚋𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚌𝚊𝚠 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚕𝚘 𝚐𝚒𝚝𝚞
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!