NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Seorang Gus

Istri Rahasia Seorang Gus

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Pernikahan rahasia
Popularitas:61.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: Julia And'Marian

Kejadian tidak di inginkan terjadi, membuat Gus Ikram terpaksa harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak di kenal olehnya. "Kita menikah, jadi istri rahasia saya " Deg ... Ramiah sungguh terkejut mendengar perkataan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 27

"Enak banget sekarang, udah kayak nyonya besar aja, sibuk ngutekin kuku kayak begitu."

Celetukan itu membuat Via malah tertawa sarkas mendengar perkataan dari adik iparnya itu.

"Kenapa? Situ iri? Bilang dong."

Zahra mendengus, beneran tidak menyukai kakak iparnya yang menurutnya memiliki sikap yang sangatlah buruk.  Abi, Abang dan ummi-nya saja yang tidak melihat keburukan wanita itu, mereka hanya melihat sisi tipu muslihat perempuan itu..

"Husssst diem. Anak manis lebih baik diam saja.  Jangan banyak sekali bicara. Sana lihat ummi kamu itu yang cacat." Kata Via dengan congkak, malah ia sibuk kembali dengan kutek di kukunya.

Zahra mengusap dadanya sambil beristighfar, sungguh kelewatan sekali kakak iparnya itu.  "Mbak, enggak takut apa kalau Abang sama Abi aku tau. Apa lagi mbak udah memfitnah Bu Ramlah."

Mata Via melotot mendengar itu. Tidak menyangka kalau adik iparnya itu tau tentang hal itu. "Hei, anak kecil, jangan bicara sembarangan ya!! Kamu itu yang memfitnah saya! Kurang kerjaan banget saya fitnah Bu Ranlah. Jelas-jelas dia yang mencelakai ummi Sekar." Via membela diri, jangan sampai rahasia yang sudah di tutup rapat itu sampai terbongkar.  Padahal dirinya sudah membungkam mulut Ustadzah Farah dengan sangat mahal.  Andai sampai itu terdengar oleh kyai Arham dan suaminya, tamat lah riwayat Via..

Zahra menarik satu sudut bibirnya ke atas, menciptakan sebuah senyuman miring. "Aku bukan anak kecil yang bodoh ya mbak. Mbak bisa menipu semua orang, tapi tidak dengan aku?! " Zahra menunjuk ke arah Via yang tampak bergerak gelisah, bahkan kutek yang di pegangnya sudah tercecer di lantai sana.

"Mbak itu manusia manipulatif! Manusia jahat, dan dengan tega memfitnah orang! Andai ummi udah bisa bicara, mungkin ummi akan kasih tau keburukan mbak!"

Via menepis tangan itu dengan kasar. "Hei, kalau iya aku yang ngelakuin itu mau apa kamu ha? Mau ancam aku, iya?! Sana aduin sama Abi sama Abang kamu! Toh kamu juga enggak punya buktinya kan?! " Kata Via yang tidak ada takut-takutnya sama sekali.

Zahra tersenyum tipis. "Aku enggak sebodoh itu, karena aku tau Abang dan Abi enggak bakalan percaya kalau aku ngomong tanpa bukti."

"Ya itu tau kamu! Jadi diem aja, jangan banyak kali bacot. Cukup diam dan tidak perlu banyak membual, karena percuma, apa yang kamu mau ngomong itu enggak bakalan di dengerin sama Abi dan mas Ikram. Abi dan mas Ikram jelas, percayanya sama aku."

Zahra mengepalkan kedua tangannya, di dalam hati sana bersumpah jika dirinya akan membuat kakak iparnya itu akan menanggung semua kejahatannya.

"Tidak sekarang, tapi aku pasti punya buktinya, suatu saat nanti"

Via tertawa sarkas mendengarnya. "Hahahaha aku tunggu sayang, uuuuh takut.... CK, aku pengen lihat gimana kamu cari buktinya. Daripada kamu capek-capek cari bukti, lebih baik kamu urusin itu ibu kamu yang udah hampir mati"

"Mbak Via! Jaga ucapan kamu ya?" Amarah yang sedari tadi di pendam oleh Zahra akhirnya meluap juga, emosi, jelas siapa yang tidak marah mendengar ibunya di sumpahi mati seperti itu.

"Kenapa? Mau marah?" Via malah menantang adik iparnya itu.

"Kamu?!"

"Zahra, huhu kamu kenapa kejam seperti ini sama mbak? Mbak tau kamu enggak pernah suka sama mbak, tapi mbak selalu mengajarkan sopan santun." Via sudah menangis lebay di dekat Zahra.

Zahra mendengus, tak suka sama sekali. "Kamu jangan pikir aku--"

"Ara!"

Deg

Zahra tersentak mendengar suara Abinya. Di belakang tubuhnya.

"Huhuhu, Anna, kenapa kamu seperti ini? Siapa yang mengajari kamu seperti ini?" Aisyah sudah berakting paling tersakiti.

Zahra melotot, begitu pula dengan kyai Arham yang terkejut melihat kejadian ini.

"Ara, kamu ngapain? Kamu apakan mbak Via?" Tanya kyai Arham.

Zahra membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Abinya, kepalanya menggeleng. "Enggak Abi. Ara enggak ngapain-ngapain"

"Hiks hiks, sudahlah Abi, jangan menyalahkan Ara. Ini juga salah Via. Ara enggak salah." Kata Via sambil menangis.

Zahra mendesah, sambil melengos ke samping, ternyata kakak iparnya itu pandai sekali berkata-kata.

"Ara, Abi tidak pernah mengajarkan kamu seperti ini. Apa pun masalahnya, dia kakak ipar kamu, dan dia juga sudah menjadi kakak kamu nak. Jangan seperti itu, kamu harus sopan sama kakak kamu." kata kyai Arham menasehati Zahra.

Zahra mengangguk, tidak membantah ucapan kyai Arham.

Via tersenyum puas, melihat ketidakberdayaan Zahra, lalu dengan santai merangkul pundak Zahra, "mbak sayang sam kamu, jangan seperti ini lagi ya."

Zahra mendengus, tak suka sama sekali.

Kyai Arham tersenyum. "Kalau ada masalah bicarakan baik-baik."

Via mengangguk. "Iya Abi,"

Zahra mencibir, setelah kyai Arham pergi, Zahra langsung melepaskan tangan kakak iparnya itu dan pergi dari sana.

Via? Sudah tertawa puas melihat itu semuanya.

"Via kok di lawan."

*

"Kamu harus tenang sayang? Jangan gugup oke?" Gus Ikram berulangkali mengatakan kata-kata itu pada istrinya, berharap sang istri tidak gugup lagi. Bahkan tangan Ramiah sudah dingin karena saking gugupnya Ramiah saat sekarang ini.

Ramiah menarik nafasnya terlebih dahulu, lalu membuangnya secara perlahan, setelah nya kepala nya mengangguk. Ada debar di dalam dada sana, tapi Ramiah berusaha tetap tenang.

Cup

"Mas mau kamu baik-baik saja. Susunya udah mas siapin di dalam tas. Emmm kalau malam, mungkin setelah semua orang tidur, mas akan datang ke rumah yang akan kamu tempati."

Gus Ikram mengecup pipi istrinya yang chubby itu.

"Enggak beresiko mas?"

"Enggak sayang, mas udah pantau beberapa hari ini... Dan kamu tenang saja, mas yakin aman."

Ramiah tersenyum kepalanya mengangguk.

"Ayo turun, jangan grogi ya, keluarga mas baik semuanya."

"Iya, Ramiah tau mas, tapi Ramiah takut ketemu sama istri pertama mas."

Gus Ikram menghela nafas, tersenyum tipis. "Dia baik juga kok, yaudah lah yuk,"

Ada rasa tak rela saat Gus Ikram menyebut istri pertamanya baik, tapi mau bagaimana lagi? Itu istrinya juga kan? Dan tidak mungkin Ramiahb melarang suaminya memuji perempuan yang berstatus istrinya itu.

Ramiah dan Gus Ikram langsung turun dari dalam mobil, keduanya kini melangkah kan kakinya menuju ke ndalem,

Saat di perjalanan menuju ke ndalem, kedua nya selalu menjadi tatapan beberapa santri, ustadz dan para Ustadzah... Mereka tampak kagum dengan kecantikan gadis yang berjalan tidak terlalu jauh dengan Gus Ikram.

Mereka juga bertanya-tanya siapa gadis itu.

Gus Ikram yang sempat mendengar pujian yang terlontar dari mulut beberapa santri laki-laki, dan ustadz langsung menggeram marah. Gus Ikram, cemburu jelas terpatri dari wajahnya, karena tidak suka mereka menatap penuh kagum sang istri.

"Mestinya kamu enggak usah pakai gamis seperti itu." Gerutu Gus Ikram. Padahal  tidak ada yang salah dengan gamis yang dikenakan oleh Ramiah.

Ramiah tersentak, lalu menatapi penampilannya, terlebih gamis yang di kenakan olehnya. Tidak ada hal yang aneh, gamisnya tampak kedodoran dan tidak pas badan.

"Gamisku bagus?"

"Ya bagus, membuat semua mata melihat kecantikanmu" kata Gus Ikram dengan ketus. Membuat Ramiah hanya terkekeh saat menyadari jika suaminya itu sedang cemburu.

Saat ada seorang ustadz yang menyapa Gus Ikram, bahkan bertanya tentang siapa gadis yang berjalan dengan Gus Ikram, Gus Ikram menjawabnya dengan datar, dan tidak terlalu ramah. Membuat ustadz itu langsung kicep dan tidak berani bertanya tentang hal yang lain lagi.

"Kalau begitu saya permisi ingin menekan bel Gus."

"Ya"

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam"

Ramiah melongo mendengar jawaban singkat dari suaminya itu, tidak menyangka kalau suaminya bisa se-datar itu.

Mereka sudah sampai di depan ndalem, lalu langsung di sambut oleh kyai Arham dan juga Zahra.

Zahra bahkan menyambut kedatangan Ramiah dengan ramah. Dan hal tersebut membuat Ramiah bahagia.

"Yuk mbak masuk,"ajak Zahra ramah menarik lembut tangan Ramiah.

Ramiah menoleh singkat ke arah Gus Ikram, saat suaminya mengangguk, Ramiah mengikuti langkah kaki Zahra.

Gus Ikram sibuk berbicara dengan Abinya...

*

"Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ramiah, saya perawat yang akan merawat ibu." Kata Ramiah lembut pada ummi Sekar yang terbaring di atas ranjang sana.

Ummi Sekar menggerakkan bibirnya yang sangat kesusahan berbicara itu.

"Maaf ya mbak Mia. Keadaan ummi memang seperti ini. Padahal Abang udah kasih dokter yang terbaik, tapi udah seminggu juga, enggak ada perubahan sama sekali." Kata Zahra menatap sendu ummi Sekar.

Ramiah sedih mendengarnya, walaupun belum pernah bertemu sebelumnya, tapi di rasa Ramiah, sosok ibu dari suaminya ini sangat lah baik.

"Mbak Ramiah lagi hamil, jadi cuman jagain ummi, mbak juga cuman siapin ummi aja waktunya makan. Kalau masalah lainnya, mbak tenang saja, Zahra, Abi dan bang Ikram yang akan melakukannya. Mbak cuman jagain ummi waktu enggak ada kami di rumah..." kata Zahra.

Ramiah tersenyum, "saya juga bisa kok, cuman mengurus ibu, tidak masalah."

Zahra menatap kagum perempuan itu.  "Masya Allah, udah cantik, hati mbak juga baik.." kata Zahra menatap kagum ke arah Ramiah.

Ceklek

Saat itu Gus Ikram masuk ke dalam kamar ummi-nya, lalu menatap adik dan istri rahasianya sedang berbincang, entah mengapa hatinya  merasakan hangat dan senang melihat itu.

"Ra, nanti kamu antarkan mbak Ramiah ke rumah yang sudah di siapkan oleh Abi." Kata Gus Ikram.

Zahra menganggukkan kepalanya. "Nanti aku antar ya mbak."

"Iya."

Lalu setelahnya tidak lama, Via datang dan dengan tidak tau malunya langsung memeluk Gus Ikram.

Deg

Ramiah mematung melihat itu..

1
sudarti darti
Alhamdulillah masih ada yang peduli dan sangat menerima
tapi apa tidak menimbulkan kesalahpahaman
lanjut Thor jangan cuma 1 episode
hasatsk
jangan mau kembali sama Gus ikram,Gus sudah ngata" an ramiah.seorang Gus dan kyai tapi tidak bisa bijak menyikapi persoalan ..
Herman Lim
jgn di kira ramiah hamil anak saizar loh oma
N_ariya
menyesal itu di belakang...
klo di depan....mendaftar....
itu yg saat ini dirasakan oleh kyai Arham dan gus e... 😏
Ray Aza
aq sih ngeship ramiah sm saizar, ikram terlalu dangkal sebagai ustad maupun suami, plinplan bin lemot
Ma Em
Alhamdulillah Ramiah sdh sampai dirumah omanya Saizar semoga Gus Ikram tdk bisa menemukan Ramiah sebel banget sama Gus Ikram yg sdh menghina Ramiah habis2an begitu juga dgn Kyai Arham bener kata Zahra seorang Kyai tdk punya rasa kasih dan pemikiran yg matang biarkan mereka menyesal .
Erna Fadhilah
aku kasih vote nih thor biar authornya semangat 💪💪💪dan upnya yang panjang dan banyak 😁😁
xia~xiaoling
alurnya bagus..semoga dpt hikmahnya dr novel ini
xia~xiaoling
aq kasih sesajen nih thor..up yg bnyk ya...
tiap bab aq tambahin deh sesajinya...wkwkwk
Julia and'Marian: makasih kakak
total 1 replies
Ma Em
Pergilah Ramiah ikut dgn Saizar jgn menengok kebelakang jgn pikirkan Gus Ikram lagi, semoga Ramiah dan anak yg dikandungnya dlm keadaan sehat dan selalu bahagia dan mungkin teman Saizar yg sdg mencari adiknya pasti itu kakaknya Ramiah yg sdh lama pergi semoga Ramiah dan kakaknya bisa segera bertemu.
Ripah Ajha
semangat Thor upnya
sudarti darti
lanjut Thor
tapi jangan cuma 1 episode 3 apa 2 biar gak nanggung bacanya
Herman Lim
nah nah Bani abang ramiah
Erna Fadhilah
kayaknya temennya saizar itu kakaknya mia yang pergi dulu
Yoruno Kasen
double up thor/Smile/
Yoruno Kasen
double up thor/Smile/
N_ariya
apa jangan " Saizar abangnya Ramiah yg terpisah...
hasatsk
kena karma Gus ikram.
Ana Umi N
ramiah sama saizar aja thor
Eva Karmita
semoga via lumpuh selamanya aamiin 🤲🤲😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!