Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Jika Damian dan Celine serta keluarga mereka sedang berbahagia, berbeda dengan keadaan seorang pria yang sedang berada di Singapura dan seorang gadis yang tak henti menangis melihat potret kebahagiaan dua insan yang baru saja berubah status.
Ya pria itu adalah Rayyan, dan sang gadis adalah Alisa, bahkan cinta Rayyan pada Celine layu sebelum mekar, tadinya pria itu merasa memiliki harapan ketika bisa sering menghabiskan waktu bersama Celine, tetapi takdir Tuhan tidak ada yang tahu, harapan runtuh saat tahu gadis yang dia inginkan, terenggut oleh sahabatnya sendiri.
Rayyan tak ingin jahat dan egois, maka dari itu dia memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Damian.
Rayyan berharap Celine bahagia, dan Rayyan dapat melanjutkan hidup lebih baik.
Berbeda dengan Rayyan, Alisa masih belum menerima dengan apa yang terjadi.
Di satu sisi dia menyesali karena bertindak gegabah dengan memberikan zat afrodisiak itu kepada Damian.
Di sisi lain dia begitu membenci keadaan.
"Harusnya aku Dam, bukan benalu itu yang kamu nikahin."
Damian dan Celine sudah berada di Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak, saat ini mereka sedang mengantri menunggu pemeriksaan dokter Sp.OG.
"Ny.Celine Maureen"
Celine dan Damian pun masuk kedalam ruang dokter, Damian menggenggam erat tangan Celine.
"Selamat siang dok." sapa keduanya.
"Selamat siang, ini kontrol pertama ya bu Celine, atau sebelumnya mungkin kontrol di Rumah Sakit lain. Tanya sang dokter yang di jas nya terdapat nama dr.Rahmania Sp.OG, ya Damian meminta dokter kandungan wanita untuk menangani Celine selama kehamilan sampai melahirkan nanti.
"Kalau ke dokter kandungan, kami baru pertama kali dok." jawab Celine.
"Baik, kita USG dulu ya pak bu, bu Celine bisa tiduran."
Celine pun dibantu perawat untuk berbaring di brangkar untuk pemeriksaan poli kandungan.
Perawat membuka sedikit blouse yang Celine gunakan dan menurunkan sedikit celana yang Celine pakai. Dokter kemudian mengoleskan gel untuk USG.
"Nah itu bisa dilihat di layar ya pak bu, ini kakinya, ini tangannya, sekarang kita ukur lingkar kepala perut dan perkiraan BB nya."
Damian dan Celine menatap takjub pada layar monitor, dimana terlihat janin kecil yang sudah terbentuk.Tanpa sadar mata Damian memerah.
"Semuanya normal dan sesuai dengan usia kandungan yang sudah 10-11 minggu, sekarang kita cek detak jantungnya ya."
Dug..dug..dug..dug
Damian dan Celine saling menggenggam tangan saat mereka berdua mendengar detak jantung bayi mereka untuk pertama kali. Keduanya saling tatap dan melempar senyum, ada buncahan rasa bahagia dihati masing-masing.
"Apa bapak dan ibu ingin mengetahui jenis kelaminnya?" tanya dokter kembali
"Iya dok." jawab calon mommy dan daddy itu bersamaan.
Dokter pun meletakan kembali alat USG ke perut bawah Celine.
"Wah ini calon teman main bola Ayahnya, lihat ini ada monasnya."
Damian pun merasa semakin bangga, karena dia berhasil mencetak generasi penerus Wisesa, ya walaupun dengan cara yang salah.
Setelah selesai USG, Damian dan Celine pun duduk kembali berhadapan dengan dokter.
"Semuanya sehat dan normal ya pak bu, tensi darah ibu Celine juga normal, tidak ada bengkak di kaki, semuanya bagus, mungkin bapak dan ibu ada yang ingin ditanyakan?"
"Hhmm begini dok." Damian ingin bertanya tapi malu, kalau tidak bertanya nanti sesat "dijalan"
"Untuk hubungan suami istri, apakah boleh dok?"
"Selama tidak ada keluhan boleh saja pak, asal dengan hati-hati, mungkin durasinya juga belum boleh terlalu sering." jawab dokter Rahma tersenyum.
"YESS" seru Damian yang tentu hanya dalam hati.
"Apa ada lagi bapak dan ibu yang ingin disampaikan?"
"Sudah dok, saya dan suami sudah cukup jelas." jawab Celine dan Damian pun mengangguk.
"Baik ini buku catatan kehamilannya dibawa setiap kontrol, kalau tidak ada keluhan nanti kontrol kembali 1 bulan lagi, tapi jika ada keluhan jangan menunda untuk periksa ya bu, ini saya resepkan vitamin, kalsium dan penguat kandungan."
"Baik Terimakasih dok."
Damian dan Celine pun keluar dari ruang dokter dan menuju Apotek untuk menebus obat.
"Habis ini gimana kalau kita makan siang dulu Cel." ya semenjak dekat Celine intensitas mual dan muntah Damian berkurang, bahkan dia sudah nafsu makan seperti biasa.
"Kamu lagi pengen makan sesuatu gak?"
"Aku pengen makan Japanese Buffet All You Can Eat Dam."
"Boleh tapi nasi dagingnya harus yang matang banget ya."
"Siap."
Bagaimana bisa Celine tak bahagia, kalau sahabatnya itu selalu menghujami Celine dengan love language yang membuat meleleh.