Alya, gadis kelas 12 yang hidup sederhana, terkejut saat mengetahui ayahnya terlilit hutang besar pada Arka Darendra — CEO muda paling berpengaruh di kota itu.
Saat debt collector hampir menyeret ayahnya ke polisi, Arka datang dengan satu kalimat dingin:
“Aku lunasi semuanya. Dengan satu syarat. Putrimu menjadi istriku.”
Alya menolak, menangis, berteriak—tapi ayahnya memaksa demi keselamatan mereka.
Alya akhirnya menikah secara diam-diam, tanpa pesta, tanpa cinta.
Arka menganggapnya “milik” sekaligus “pembayaran”.
Di sekolah, Alya menyembunyikan status istri CEO dari teman-temannya.
Di rumah, Arka perlahan menunjukkan sisi lain: posesif, protektif, dan… berbahaya.
Mereka tinggal seatap, tidur sekamar, dan gairah perlahan muncul—walau dibangun oleh luka.
Konflik berubah ketika masa lalu Arka muncul: mantan tunangan, dunia bisnis yang penuh ancaman, dan rahasia gelap kenapa ia sangat tertarik pada Alya sejak awal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Permainan Peran
Beberapa hari setelah peristiwa di sekolah, Alya menjalani kehidupan barunya sebagai tawanan terawat. Program homeschooling privat segera dimulai. Villa Darendra Group berubah menjadi ruang kelas dan sangkar emas. Guru-guru terbaik datang dan pergi, dan Alya belajar dengan intensitas yang lebih tinggi, tanpa gangguan pergaulan sosial.
Arka sangat puas. Dia mendapatkan apa yang ia inginkan: Alya sepenuhnya terisolasi dan berada di bawah kendalinya.
Namun, di balik kepatuhan Alya, ada perhitungan yang dingin. Alya menerapkan semua pelatihan Arka dengan sempurna. Ia berjalan dengan anggun, berbicara dengan intonasi rendah dan stabil, dan penampilannya selalu sempurna, siap untuk peran Istri Kecil CEO.
Makan Malam yang Direkayasa
Malam itu, saat makan malam, Alya memutuskan untuk melancarkan langkah pertamanya.
“Laporan dari Tuan Koyama menunjukkan kinerja yang tidak memuaskan untuk kuartal ini, Tuan Arka. Dia jelas memerlukan instruksi yang lebih tegas mengenai strategi hedging terhadap Yen,” kata Alya, memotong sepotong kecil ikan kod, suaranya tenang dan profesional.
Arka, yang sedang membaca laporan di tabletnya, terdiam. Dia mendongak, matanya menunjukkan kejutan yang nyata. Alya baru saja mengutip percakapan bisnis yang Arka lakukan di kantornya kemarin, yang Alya dengar secara samar-samar saat sedang melakukan homeschooling di ruang baca.
“Kau… memperhatikan pekerjaanku, Alya?” tanya Arka, nadanya mengandung rasa ingin tahu yang kuat.
“Tanggung jawab saya sekarang adalah menjadi istri Anda, Tuan Arka,” balas Alya, dengan senyum tipis. “Jika saya akan menjadi Nyonya Darendra, saya harus mengerti apa yang membuat Darendra Group berjalan. Saya tidak bisa hanya menjadi boneka di pesta sosial.”
Arka meletakkan tabletnya. Senyumnya kini melebar, bukan senyum sinis yang biasa, tetapi senyum kebanggaan.
“Aku menyukainya,” katanya. “Aku pikir kau hanya akan merajuk dan menolak, seperti anak kecil.”
“Saya sudah berjanji untuk patuh. Dan kepatuhan saya bukan hanya di kamar tidur, tetapi juga dalam peran saya,” jawab Alya, menjaga kontak mata. Ia memainkan peran ‘Istri yang Ambisius’. “Jadi, apa yang salah dengan strategi hedging Tuan Koyama?”
Arka menghabiskan makanannya, lalu mulai menjelaskan. Dia berbicara tentang manajemen risiko, futures contract, dan fluktuasi mata uang. Alya mendengarkan dengan penuh perhatian.
Malam itu, untuk pertama kalinya, mereka tidak tidur dengan Arka yang memeluk Alya dengan posesif. Sebaliknya, Arka menjelaskan seluk-beluk pasar modal kepada Alya hingga larut malam.
Ini adalah kemenangan kecil Alya. Dia menyadari, cara untuk mengendalikan Arka bukanlah dengan memberontak, tetapi dengan memenuhi obsesi Arka tentang kesempurnaan. Dengan menjadi ‘mitra’ intelektual yang ia dambakan, Alya mendapatkan ruang bernapas dan akses informasi.
Akses ke Arsip dan Luka Lama
Beberapa hari kemudian, Alya semakin memperkuat peran ini. Dia mulai menghabiskan sore hari di ruang kerja Arka, diizinkan membaca laporan yang Arka anggap ‘tidak terlalu rahasia’ tentang kinerja anak perusahaan.
Suatu sore, saat Arka sedang menerima panggilan konferensi penting, Alya melancarkan langkah selanjutnya.
“Tuan Arka, saya sedang membaca laporan kinerja tahunan Darendra Group. Saya melihat bahwa persentase kegagalan merger Anda dengan Group Wijaya dua tahun lalu mencapai 85% dari total kerugian tahun itu,” kata Alya, nadanya datar dan bisnis.
Arka mengakhiri panggilannya dengan cepat, terlihat sedikit terkejut. Luka lama itu kini terangkat ke permukaan.
“Itu adalah kesalahan yang mahal, Alya. Jangan sentuh laporan itu lagi,” perintah Arka, suaranya kembali dingin.
“Saya mengerti. Tapi saya hanya ingin tahu, Tuan Arka,” balas Alya, menatap Arka dengan tatapan mata yang jujur. “Tanaya bilang saya adalah ‘obat untuk luka lama’ yang ia ciptakan. Apakah merger yang gagal ini yang ia maksud? Atau ada hal lain?”
Arka berdiri, berjalan mengitari meja. Ia tidak marah seperti yang Alya duga. Ia tampak… rentan.
“Tanaya bukan hanya tunangan. Dia adalah mitra yang seharusnya. Kami tumbuh besar bersama, dia mengerti ambisiku. Kami seharusnya menggabungkan kekuasaan dua keluarga. Tetapi dia mengkhianatiku,” kata Arka, suaranya penuh kepahitan yang jarang Alya dengar.
Alya mendorong sedikit lagi. “Bagaimana dia mengkhianati Anda?”
Arka menghela napas panjang. “Dia menjual informasi penting tentang proyek utama kita ke pesaing, tepat sebelum pernikahan. Bukan karena uang. Dia ingin mengujiku. Dia ingin melihat apakah aku akan melepaskannya setelah dia menghancurkan salah satu proyek terbesarku.”
“Dan Anda melepaskannya,” simpul Alya.
“Aku menghancurkan keluarganya secara bisnis, dan aku membatalkan pertunangan. Aku tidak mentolerir pengkhianatan,” kata Arka dengan tegas. “Itulah ‘luka lama’ yang ia maksud. Dia membuktikan padaku bahwa ambisi dan kesempurnaan bisa berkhianat.”
Alya mengangguk perlahan. Ini adalah potongan teka-teki yang penting. Arka tidak hanya posesif, tetapi ia juga memiliki trust issue yang parah. Dia mencari seseorang yang tidak akan pernah bisa mengkhianatinya—seorang istri yang sepenuhnya bergantung padanya, yaitu Alya.
“Saya tidak akan mengkhianati Anda, Tuan Arka. Saya tidak punya kekuasaan untuk itu,” janji Alya, nadanya lembut dan patuh.
Arka mendekat, matanya melembut, tetapi ada api obsesi di dalamnya. Dia membelai rambut Alya.
“Tepat sekali. Itu adalah janji terbaik yang bisa kau berikan padaku. Kau tidak punya kekuasaan, Alya. Kau hanya punya aku. Dan itu membuatmu aman. Kau jauh lebih berharga daripada Tanaya, karena kau patuh.”
Gairah sebagai Kendali Baru
Malam itu, Arka tidak menahan diri. Setelah Alya menunjukkan minatnya pada pekerjaannya dan membantunya membuka rahasia tentang Tanaya, Arka mengklaim dirinya sepenuhnya di ranjang.
Kali ini, Arka lebih lembut dari Malam Pemenuhan Hak, tetapi ciuman dan sentuhannya penuh dengan rasa kepemilikan yang terpuaskan. Alya, setelah semua informasi yang ia dapatkan, tidak melawan. Dia membiarkan Arka memeluknya, menciumnya, dan mengklaim tubuhnya.
Alya, kini seorang mata-mata yang menyamar, menggunakan gairah sebagai alat tawar-menawar. Dia membiarkan Arka meraih kepuasan, dan imbalannya adalah: ruang bernapas, kepercayaan, dan informasi.
Selama momen-momen intim itu, Alya tidak merasakan cinta, tetapi dia merasakan kekuatan. Kekuatan bahwa ia bisa mengendalikan Arka melalui kepatuhannya, melalui perannya.
Arka berbisik di telinga Alya, suaranya serak karena gairah yang ia tahan, “Kau adalah milikku, Alya. Kau sempurna. Kau tidak akan pernah mengkhianatiku. Aku mencintaimu karena itu.”
Aku mencintaimu karena itu. Kata-kata itu terdengar tulus, tetapi Alya tahu itu bukan cinta. Itu adalah kepuasan obsesi, kepuasan karena berhasil mengendalikan subjeknya.
Alya memeluk Arka dengan erat. Aku akan membiarkanmu berpikir seperti itu, Tuan Arka. Aku akan membiarkanmu percaya bahwa aku patuh. Tapi semakin kau mengklaimku, semakin banyak kelemahanmu yang kau tunjukkan. Permainan ini baru saja dimulai.
Alya tidak lagi menjadi siswi SMA yang ketakutan. Dia adalah Nyonya Darendra, boneka yang mematikan, yang menggunakan kecerdasan dan penampilan sempurnanya untuk mencari kebebasan. Dia tahu, langkah selanjutnya adalah mendapatkan kepercayaan Arka sepenuhnya, di mata publik.