Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERLATIH
Sesuai perintah dari Tuan Putri nya tadi malam, pagi-pagi buta Luna membangunkan Jasmine, walaupun dia tidak tahu kenapa Tuan Putri nya meminta di bangunkan sepagi itu, tapi Luna tidak ingin bertanya.
"Putri..." panggil Luna, membangun kan Jasmine dengan sopan.
Jiwa Bianca yang memiliki kepekaan yang tinggi, langsung membuka matanya, saat mendengar suara lirih dari Luna.
"Luna," ucap Jasmine, dengan khas nya.
"Sudah pagi ya?" tanya Jasmine, duduk.
"Iya."
Jawab Luna, mengangguk kan kepala nya sopan.
"Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda," ucap Luna, lagi.
"Haom.... Terimakasih, aku akan mencuci muka dulu, setelah itu kamu ikut dengan ku," jawab Jasmine, beranjak turun dari ranjangnya.
Jasmine berjalan masuk ke kamar mandi, sementara Luna, dia walaupun masih belum mengerti apa maksud dari perkataan Jasmine tadi, dia memilih merapikan tempat tidur Jasmine.
Sepuluh menit, Jasmine sudah selesai membasuh wajah nya dan mengganti pakaian nya, jangan lupakan, rambut hitam nya yang biasa tergerai indah, saat ini Jasmine mengikat nya tinggi-tinggi, menampilkan leher jenjang nya, yang putih bersih.
"Luna, ayo kamu ikut aku," ucap Jasmine, berjalan lebih dulu.
Luna mengikuti langkah Jasmine dalam diam, tanpa banyak bertanya.
Sebelum keluar dari gubuk nya, Jasmine lebih dulu mengambil sebuah pedang yang tergantung di dekat pintu, pedang panjang yang terlihat sangat tajam, milik Pengeran Mahkota Lucius.
"Sebenarnya apa yang ingin di lakukan oleh Tuan Putri," batin Luna, sambil mengikuti langkah Jasmine.
Berbeda dengan Jasmine, dia terlihat sangat bersemangat, mata nya sedari tadi bersinar terang, dengan tangan menggenggam erat, pedang milik kakak nya.
"Mulai hari ini, akan aku pastikan, seorang Jasmine Harper, akan berdiri kokoh di atas kakinya sendiri, tanpa takut dan tanpa celah, tidak ada akan aku biarkan tubuh ini menjadi seorang putri pecundang yang selalu menunduk kan kepala nya," batin Jasmine, menyeringai.
Setelah cukup jauh mereka berjalan masuk ke dalam hutan, akhir nya Jasmine mengetikan langkah nya, dia berhenti di tengah-tengah hutan dengan pohon-pohon tinggi dan kabut yang cukup tebal.
"Hem, aku rasa tempat ini cocok untuk kau mulai mengasah kemampuan ku," gumam Jasmine, melihat ke sekeliling nya.
"Luna, kamu diam di sini, perhatikan apa yang aku lakukan, tapi ingat! Jangan tanyakan apapun selama aku berlatih!" ucap Jasmine, penuh penekanan.
"B-baik Putri," jawab Luna, seperti biasa tidak pernah membantah.
Sebelum masuk ke sesi latihan nya, Jasmine lebih dulu melakukan pemanasan, menggerakkan otot-otot nya agar tidak kaku, dan semua yang di lakukan oleh Jasmine, di lihat oleh Luna, dengan perasaan berkecamuk, penuh pertanyaan, tapi tidak berani bertanya.
Satu
Dua
Tiga
"Apa sebenarnya yang di lakukan oleh Tuan Putri," batin Luna, penasaran dan juga khawatir melihat Jasmine yang sedang melakukan push up.
Setelah merasa cukup, melakukan pemanasan nya, Jasmine berdiri tegak, bersiap melakukan pelatihan, untuk mengasah kemampuan bertarung nya.
SRING
"Jasmine Harper, selamat datang di kehidupan baru mu, hari ini si Putri lemah dan pecundang itu akan benar-benar mati," batin Jasmine, tersenyum miring.
HIYA!
SRAK
SRAK
SRAK
HIYA!
Tubuh Jasmine melayang-layang, bergerak dengan cepat, layak nya orang yang sedang melawan musuh, Kemampuan seorang Bianca Kingston tidak perlu di ragukan lagi, walaupun dia saat ini berada di dalam tubuh yang berbeda tapi kemampuan nya tidak berkurang sedikit pun.
HIYA!
WUS
WUS
BRAK
BRAK
BRAK
Luna menahan nafas nya, dengan mata melotot, melihat apa yang sedang terjadi di depan nya.
"A-apa ini," batin Luna, masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Sosok Putri Jasmine yang terkenal lemah dan penakut, saat ini sedang bergerak bagaikan angin, tubuh nya melompat dari pohon satu ke pohon yang lainnya dengan tangan yang bergerak aktif menebas beberapa ranting pohon, setiap gerakan nya, terlihat bernyawa dan sangat mematikan.
BHUK
BHUK
BHUK
Matahari mulai tinggi, tapi Jasmine masih menikmati latihan nya, sejauh ini belum ada tanda-tanda dia akan menghentikan latihan nya itu, keringat bercucuran membasahi pelipisnya, membuat pesona nya semakin menguar, apa lagi saat cahaya matahari menyoroti Jasmine yang sedang bergerak dengan lincah, gadis itu sudah seperti seorang Dewi yang sedang menari dengan pedang panjang di tangan nya.
"Aku seperti melihat bukan Putri Jasmine yang aku kenal," batin Luna, dengan pandangan tidak lepas dari Jasmine.
HAP
JLEP
Jasmine berdiri tegak dengan pedang yang tertancap di atas tanah, tetesan keringat menghiasi pelipisnya, membuat wajah nya terlihat semakin cantik dan menarik.
"Lumayan untuk hari ini," batin Jasmine tersenyum puas.
"Luna!"
Panggil Jasmine, berjalan ke arah pelayan pribadi nya.
"I-iya Putri," jawab Luna, gugup.
Jasmine berdiri di depan Luna, dia tahu pasti saat ini Luna sedang kebingungan melihat apa yang baru saja terjadi.
"Kamu sudah melihat semua nya," ucap Jasmine, datar.
"Ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Jasmine.
"M-maaf Putri," jawab Luna, menunduk kan kepala nya, tidak berani bertanya apapun.
Hah....
Jasmine menghela nafas nya panjang, dan berjalan ke arah salah satu pohon, mendudukkan tubuhnya di bawah pohon rindang itu dengan tatapan lurus ke depan.
"Seperti yang aku katakan pada mu, Luna, aku ingin berubah, aku tidak ingin lagi menjadi seorang putri yang hanya bisa menunduk kan kepala nya," ucap Jasmine, dingin.
"Sudah cukup selama ini aku membiarkan dunia menertawakan kebodohan ku, tapi tidak untuk kali ini, akan kau buktikan bahwa gadis yang mereka anggap lemah dan di pandang sebelah mata itu, bisa berdiri kokoh di atas kaki nya sendiri," lanjut Jasmine, dengan tatapan lurus kedepan.
Luna hanya diam, mendengar kan, dia tahu seberat apa hidup Tuan Putri nya selama ini, dan tanpa sadar mata Luna, mulai berkaca-kaca.
"Kamu masih ingin berada di samping ku?" tanya Jasmine, menetap Luna dingin.
"S-saya akan selalu bersama Anda Putri," jawab Luna, mengangguk kan kepala nya.
"Kalau kamu memang benar-benar masih ingin berada di samping ku, mulai besok kamu harus belajar beladiri dan bermain senjata!" ucap Jasmine tegas.
"A-apa!"
Luna terlonjak kaget, saat mendengar perkataan Tuan Putri nya, seumur hidup dia belum pernah belajar ilmu beladiri apalagi senjata.
"Kenapa? Aku tidak ingin memelihara manusia lemah Luna! Bukan untuk melindungi ku, tapi untuk melindungi diri mu sendiri!" ucap Jasmine, menatap Luna tajam.
"Kalau kau tidak mau, kamu bisa pergi sekarang!" lanjut Jasmine, tanpa basa-basi.
Bruk
"T-tidak Putri, tolong jangan usir Saya," ucap Luna, berlutut di depan Jasmine.
Jasmine menatap tajam pada Luna yang sedang berlutut di depan nya.
lanjut up lagi thor