NovelToon NovelToon
Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Anime / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hamdi Kun

dayn seorang anak SMA intorvert yang memiliki pandangan hidup sendiri itu lebih baik daripada berinteraksi dengan orang lain, tapi suatu hari pandangan hidupnya berubah semenjak bertemu dengan seorang gadis yang juga bersekolah di sekolah yang sama, dan disinilah awal mula ceritanya dayn merubah pandangan hidupnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamdi Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembalinya seseorang yang dayn kenal

Aku mencoba fokus pada setiap kata yang keluar dari mulut Rika, tetapi semakin lama, pembicaraannya mulai terdengar tidak jelas. Ia berbicara tentang rencana kegiatan OSIS, tetapi detailnya terlalu samar dan tidak spesifik. Bahkan, beberapa hal yang disebutnya terdengar seperti improvisasi dadakan.

Aku menghela napas pelan. "Rika," panggilku, mencoba menghentikan alurnya. Namun, ia terus berbicara, seolah-olah berusaha mencari-cari alasan untuk membuatku tetap di sini.

"Dayn, jadi kita bisa... mungkin mengatur ulang jadwal... atau, ah, sebenarnya ini penting untuk acara minggu depan..." katanya dengan nada yang tidak meyakinkan.

Aku mengamati ekspresinya. Rika terlihat cemas, dan aku bisa merasakan ada sesuatu yang ia sembunyikan. Tapi aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut.

"Rika," kataku lagi, kali ini lebih tegas sambil berdiri dari kursi. "Aku benar-benar harus menemui Meira sekarang. Aku akan kembali nanti kalau ini memang penting."

Wajah Rika seketika berubah. Ia ingin mengatakan sesuatu, mungkin menahanku lagi, tetapi saat ia melihat raut wajahku yang mulai kesal, ia akhirnya mengangguk dengan berat hati.

"Baiklah," katanya pelan. "Tapi jangan terlalu lama, ya."

Aku tidak menjawab dan segera meninggalkan ruangan itu. Langkahku membawa aku langsung ke kelas Meira. Sesampainya di sana, aku melihat Meira masih duduk di mejanya. Ruangan itu sudah sepi, hanya menyisakan dirinya yang termenung dengan sapu tangan di tangannya—sapu tangan yang aku berikan tadi siang.

"Meira," panggilku pelan sambil mendekatinya.

Ia mendongak, dan aku bisa melihat ia mencoba memaksa senyum. "Dayn," jawabnya. "Kamu belum pulang, kenapa?"

Aku duduk di kursi di depannya, memperhatikan ekspresinya yang tampak lelah. "Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja," kataku.

Meira menggeleng, senyumnya tetap terjaga meski terlihat sedikit dipaksakan. "Aku nggak apa-apa kok, cuma tadi rasanya agak pusing. Mungkin kurang tidur."

Aku tahu ia berbohong. Meira selalu tersenyum seperti itu ketika ia tidak ingin orang lain tahu apa yang sebenarnya ia rasakan. Tapi aku memutuskan untuk tidak memaksanya kali ini.

"Kalau begitu, ayo pulang bareng," tawarku. "Udara segar mungkin bisa bikin kamu merasa lebih baik."

Meira terdiam sesaat, lalu mengangguk pelan. Kali ini, aku melihat sedikit senyuman tulus di wajahnya.

Namun, sebelum kami meninggalkan kelas, suara langkah kaki terdengar di luar. Tak lama kemudian, Rika muncul di pintu kelas.

"Dayn, Meira," sapanya dengan suara ceria yang sedikit dipaksakan. "kalian masih di sini?"

Meira hanya mengangguk singkat. Rika melangkah masuk dan mendekati kami. "Meira, kamu nggak apa-apa, kan? Aku sempat khawatir tadi."

"Aku baik-baik saja," jawab Meira pelan.

Aku menyadari suasana yang mulai canggung di antara mereka, jadi aku mencoba mengalihkan perhatian. "Kalau begitu, kita pulang bareng saja," usulku.

Ekspresi Meira sedikit berubah, seperti ada rasa kecewa yang sulit ia sembunyikan. Tapi ia hanya tersenyum kecil dan mengangguk.

"Baiklah," kata Rika sambil tersenyum. Namun, di dalam hatinya, ia tahu kehadirannya hanya membuat suasana semakin sulit. Ia tidak ingin Dayn dan Meira berduaan, meski ia sadar sikapnya ini egois.

Kami bertiga berjalan menuju gerbang sekolah dalam keheningan yang terasa menyesakkan. Tidak ada yang membuka pembicaraan, dan aku merasa suasana ini sangat aneh.

Namun, di tengah perjalanan, seseorang memanggilku dari belakang.

"Dayn!"

Aku menoleh dan melihat seorang gadis mendekat. Ia mengenakan seragam sekolah yang sama dengan kami.

"Wah, Dayn sudah punya teman sekarang, ya," katanya sambil tersenyum lebar.

Aku terdiam, tertegun melihat wajahnya. Rika dan Meira saling bertukar pandang, bingung. Mereka jelas tidak mengenali gadis itu.

"Apa kabar, Dayn?" tanyanya lagi. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu."

Aku hanya bisa berdiri terpaku. Wajah gadis itu membawa kembali ingatan yang telah lama terkubur.

Melihat kebingunganku, gadis itu tertawa kecil. "Kamu lupa, ya? Aku Yuka, teman masa kecilmu. Aku baru pindah lagi ke sini dan sekarang sekolah di sini juga."

Rika dan Meira terkejut mendengar itu.

"Jadi, Dayn pernah punya teman dekat?" pikir Rika dalam hati.

Aku masih tidak bisa berkata apa-apa, tetapi di dalam hatiku, aku merasa senang.

episode 29 Bersambung....

1
Nurilah Purwanti
waduh gimana tuh nasib dayn masih nyari si meira
Nurilah Purwanti
kasian meira
Arul 2007
bagus bangettttt
Nurilah Purwanti
menarik ceritanya
Bunny Koo
❤️❤️❤️ Cerita jadi semakin hidup berkat tulisanmu thor!
Theros
Fakta kehidupan
Sandy
Pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!