Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
SRRREPPPPP..
Sebuah punggung kokoh menjadi pelindung bagi Bella dari dinginnya air yang akan membasahi tubuhnya yang sudah lemas.
Bella membuka matanya yang terpejam karena tidak merasakan basah di tubuhnya. Dihadapannya kini bukan lagi orang-orang yang mencibirnya, melainkan dada bidang dengan wangi parfum yang sangat Bella kenali. Dengan jarak sedekat itu tentu saja Bella bisa dengan leluasa menghirup wangi tubuh pria itu. Karena kepala Bella yang di rengkuh dan di sembunyikan di balik jas mahalnya.
Bella mengangkat kepalanya, berharap dia salah dengan tebakannya.
Deg..
Tebakan Bella memang tidak pernah salah jika tentang Elang. Bella menatap intens manik mata yang juga sedang menatapnya begitu dalam. Bella melihat tetesan air dari rambutnya yang basah mulai mengenai wajah tampan milik Elang.
Elang lebih dulu memutus kontak mata itu, menarik Bella lebih mendekat padanya lalu berbalik menatap karyawannya yang sudah menciut.
"Saya rasa saya tidak perlu berkata panjang lebar. Kalian yang merasa terlibat, serahkan surat pengunduran diri kepada saya sekarang juga!!" Elang membawa Bella pergi dengan tetap menyembunyikan wajah Bella di dadanya.
Tanpa mereka sadari di balik kerumunan itu ada seseorang yang menyaksikan semua itu dengan tatapan marah. Tangannya mengepal kuat, rencana yang awalnya berjalan sesuai keinginannya kini gagal karena kedatangan Elang.
-
Elang melepaskan jasnya yang basah dan membuangnya ke sofa, sementara Bella duduk dengan tenang disebelahnya, seperti tak terjadi apapun. Bahkan Bella tetap acuh saat Elang juga membuka kemejanya di depan Bella.
"Cih... Benar-benar luar biasa!! Bahkan jika aku melepas semua bajuku, sepertinya tak akan pernah ada reaksi darimu!!" Cibir Elang karena tak ada reaksi sedikit pun dari Bella saat melihatnya bert*lanjang dada.
Sebenarnya Elang hanya mencoba memancing emosi Bella, membuat Bella kembali menjadi dirinya yang angkuh dan tidak takut pada apapun. Setelah tadi Elang melihat reaksi Bella yang cemas dan ketakutan untuk pertama kalinya.
Elang mendekati Bella, menekuk lututnya agar sejajar dengan Bella. Tangannya bertumpu pada sofa mengurung tubuh Bella. Elang mencari manik mata Bella, memberikan tatapan yang akan membuat wanita jatuh cinta. Tapi tentu saja berbeda dengan Bella. Bella seolah menantang mata milik Elang dengan tatapan datarnya. Tatapan mereka berdua saling beradu dengan jarak yang sangat dekat, menentukan siapa pemenangnya.
Tok.. Tok.. Tok..
Suara ketukan pintu itulah pemenangnya. Mereka terpaksa memutus adu pandang karena ketukan itu.
"Siapa?" Teriak Elang dari dalam karena kondisinya sekarang yang tengah bert*lanjang dada, tak mungkin membiarkan orang masuk begitu saja.
"Saya Marisa Pak" Jawab suara perempuan di balik pintu.
Elang berjalan ke arah pintu, membukanya sedikit dan hanya mengulurkan tangannya seakan tau jika Marisa akan memberinya sesuatu.
"Terimakasih, kamu boleh pergi!!" Elang ingin menutup pintunya kembali.
"Tunggu Pak Elang!!" Marisa menahan pintu itu.
"Apa kamu butuh bantuan?" Tanya suara lembut itu.
"Tidak, aku bisa sendiri" Balas Elang dengan senyumannya yang menawan. Namun di sambut gurat kecewa oleh Marisa.
Elang mendekati Bella lagi, istri batunya itu dari tadi tak berubah posisi sama sekali. Sungguh di mata Elang, Bella itu bagaikan air, tenang tapi menghanyutkan.
"Tanggung jawab!!" Elang melemparkan paper bag yang diterimanya dari Marisa.
Bella melirik Elang bingung dnegan pria yang masih saja percaya diri memperlihatkan otot perutnya.
Elang yang tau maksud dari lirikan itu menarik tangan Bella hingga membuatnya berdiri seketika. Mengeluarkan isi dari paper bag itu, lalu menyerahkannya kepada Bella.
"Pakaikan!!" Perintah Elang penuh penekanan.
"Aku tidak mau!!" Bella menempelkan kemeja di tangannya ke dada Elang lalu sedikit mendorongnya.
"Bukannya kau harus tanggung jawab? bajuku basah karena menolong mu!!"
"Aku tidak memintanya!!" Bella dengan tenang membalas setiap perkataan Elang.
"Oh begitu? Kau memang tidak meminta, tapi seharusnya kau tetap berterimakasih karena aku menyelamatkan mu dari hinaan itu!!" Ucapan Elang seketika menatap Elang tajam.
"Aku tidak butuh!!" Ketus Bella kembali menatap ke arah lain.
"Benarkah tidak butuh? Kalau aku tidak datang mereka akan lihat wajahmu yang ketaku__"
"Tutup mulutmu!!" Elang tersenyum miring atas kemenangannya.
"Ternyata menghadapi batu sepertimu harus dengan menjadi batu juga. Baiklah aku ikuti cara main mu Nyonya Bahuwirya" Sinis Elang di dalam hatinya.
Bella merebut kemeja di tangan Elang. Dengan telaten membuka kancingnya dan membantu Elang memakainya seperti seorang istri yang sangat berbakti kepada suaminya. Bella mengaitkan kancing kemeja itu dari bawah ke atas. Sejak tadi gerakannya tak luput dari pandangan Elang.
Elang menarik pinggang Bella hingga tubuh ramping itu menempel sempurna dengan Elang.
"Lepaskan tangan kotor mu itu!!" Bella menatap Elang tajam.
"Kalau aku tidak mau?" Jawab Elang dengan seringaian licik.
Dug..
"Awwww" Elang meringis kesakitan karena menerima serangan mendadak dari Bella di inti tubuhnya. Tubuhnya jatuh ke sofa.
"Bella kau merusak masa depanmu sendiri!!" Elang memekik menahan sakitnya.
"Dasar bodoh!!" Cibir Bella.
Bella mengambil tasnya, berlalu dari hadapan Elang yang sedang kesakitan tapa rasa belas kasihan dari Bella.
Bella tak peduli lagi jika nanti akan mendapatkan penghinaan seperti tadi. Yang jelas ia ingin segera pergi dari sana, tak sudi lagi menginjakkan kakinya di perusahaan terkutuk itu.
Saat baru saja Bella keluar dari ruangan Elang, sungguh pucuk di cinta ulam pun tiba. Mata Bella sudah berhadapan dengan orang yang sejak tadi ada di dalam pikirannya.
"Bella? Kamu sudah mau pulang?" Tanya nya sok ramah.
"Cih, sudahi basa basi mu itu. Aku tidak butuh!!" Balas Bella sinis.
"Maksud kamu apa Bella?" Marisa mengernyit kebingungan.
"Apa maksudmu melakukan semua itu!!" Tanya Bella.
"Melakukan apa Bella? Sungguh aku tidak mengerti!!" Marisa semakin kebingungan dengan apa yang Bella katakan.
"Berhentilah bersandiwara Marisa!! Apa kau melakukan ini karena masih sakit hati? Masih tidak bisa menerima jika calon suamimu malah menikahi ku begitu?" Bella semakin mendekat lagi ke arah Marisa.
"Lalu kamu mencoba membuat skenario ini, dan mencoba menghancurkan aku seperti dulu begitu? Jangan mimpi Marisa!! Aku yang sekarang bukan lagi Bella yang dulu yang dengan mudah kau khianati dengan wajah sok baikmu itu!!" Desis Bella tajam dan menusuk.
"Aku tidak melakukan apa yang kamu tuduhkan Bella. Semua itu tidak benar!!" Bantah Marisa.
"Aku sudah tau kalau jawabanmu akan seperti ini. Selalu seperti ini dari dulu!!" Bella terkekeh melihat wajah Marisa yang di buat semenyedihkan mungkin.
"Kenapa kamu tidak pernah percaya padaku Bella? Aku selalu jujur padamu, tapi aku selalu buruk di matamu. Apa yang harus aku lakukan untuk membuat kamu percaya?" Marisa sudah mulai mengeluarkan air matanya.
"Aku tidak menyuruhmu menangis!!" Gertak Bella dengan suara yang meninggi.
"BELLA!!" Teriak suara dari belakang Bella.
"Apa lagi yang kau lakukan? Berhentilah menyakiti orang lain!! Tidak cukupkah dengan orang yang selama ini membencimu? Sampai-sampai orang yang sangat peduli padamu saja kau sakiti!!" Elang yang baru saja datang langsung mengeluarkan deretan kalimat yang menyakitkan bagi pendengarnya.
"Oh baiklah kalah begitu, katakan padanya jika aku tak butuh orang yang sok peduli seperti dirinya!!" Bella melangkah dan dengan sengaja menyenggol bahu Elang dengan kasar, sehingga pria itu terhuyung ke belakang.
-
-
-
-
-
-
Happy reading, jangan lupa like dan komennya ya 😘
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
justru nanti elang yg bakal bucin akut
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..
mangkanya hati hati Lang jgn sampe ketauan..bersikap lah biasa aja..