Kimmy mencoba berusaha melupakan Jasson, laki-laki yang sudah ia sukai sejak dari kecil. Ia memilih fokus dengan pendidikannya untuk menjadi calon dokter.
Setelah tiga tahun, Kimmy kembali menjadi wanita dewasa dan mendapat gelar sebagai seorang dokter muda. Namun pertemuannya kembali dengan Jasson, pria yang memiliki sikap dingin itu justru malah membuat usahanya selama ini menjadi sia-sia.
Sebuah jebakan memerangkap mereka berdua dalam sebuah ikatan pernikahan. Namun pernikahan mereka berdua semata hanya tertulis di atas kertas dan di depan keluarga saja. Perjanjian demi perjanjian mereka sepakati bersama. Meskipun dalam hubungan ini Kimmy yang paling banyak menderita karna memendam perasaannya.
Banyak sekali wanita yang ingin mendapatkan hati Jasson, tak terkecuali teman sekaligus sekretaris pribadinya. Lantas, akankah Kimmy mampu meluluhkan hati laki-laki yang ia sukai sejak kecil itu?
Kisah ini bagian dari My Introvert Husband 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkunci
Kimmy yang sedaritadi menahan rasa mual, kini sudah tak sanggup untuk menahannya lagi, hingga akhirnya, seluruh makanan dan minuman yang sudah mengendap di perutnya selama berjam-jam tak segan ia muntahkan hingga cairan itu tak tanggung-tanggung mengotori tubuh Jasson.
Kedua mata Jasson mendelik. "Kimmy!" Jasson berteriak dan segera menjauhkan tubuh wanita itu. Kimmy malah memeluk Jasson dan menyemburkan sekali lagi muntahannya dan benar-benar mengotori tubuh laki-laki itu.
"Kau ...." Suara Jasson tertahan dengan kedua matanya yang melotot.
"Hehe ...." Kimmy tertawa kecil seperti orang yang sama sekali tidak bersalah, jelas saja, wanita itu belum sepenuhnya sadar. Rasanya Kimmy begitu lega hingga akhirnya ia terkapar di atas tempat tidur.
Sementara Jasson, laki-laki itu masih membulatkan kedua matanya dan menahan napasnya akan cairan yang rupanya tak berbentuk dan begitu menyengat di indera penciumannya. Ini sungguh menjijikan, apalagi bagi laki-laki seperti Jasson yang sangat menjaga kebersihannya.
"Kau benar-benar menyusahkanku!" Jasson segera berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Ia tak mempedulikan apapun, rasa mual pun ikut mengaduk perutnya. Ia berdiri di bawah shower dan dinyalakannya shower itu terlebih dulu hingga guyuran air yang mengucur dari atas membasahi sekujur tubuh Jasson yang masih terbalut pakaian lengkap, ia dengan segera membersihkan tubuhnya.
***
Mobil milik Harry baru saja tiba di rumah Jasson. Laki-laki itu turun dan segera membuka pintu mobil sampingnya, Jesslyn pun nampaknya tak kunjung sadarkan diri. Harry dengan hati-hati membantu mengeluarkan Jesslyn dari dalam mobil miliknya. Namun, saat tangan Harry sudah siap mengangkat tubuh wanita itu untuk menggendonganya masuk ke dalam rumah. Jesslyn tiba-tiba sadarkan diri, melihat bahwa dirinya sedang bersama Harry, teman kecil yang sangat tidak ia sukai, Jesslyn pun meronta ingin dilepaskan.
"Lepaskan!"
"Kau sudah sadar?" Harry dengan begitu hati-hati meregangkan tubuh Jesslyn dari pegangannya, namun kedua tangannya masih siaga dan tidak benar-benar melepaskan Jesslyn karna takut wanita itu terjatuh.
"Kau pikir aku tidak sadar? aku sadar!" Suara Jesslyn terdengar tidak begitu jelas, kepalanya terasa berat, pandangannya pun masih memudar, namun ia berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya mencari pegangan yang sekiranya ia jangkau supaya bisa berdiri dengan tegap.
"Kau mau berniat jahat kepadaku?" Jesslyn melototkan kedua matanya yang terlihat sedikit merah itu kepada Harry, namun tak membuat laki-laki itu takut.
"Tidak! Kau tadi mabuk, itu sebabnya aku membawamu kemari," jawab Harry.
Jesslyn menoleh ke kanan dan ke kiri dibuat kebingungan seperti sedang mencari seseorang.
"Di mana Kimmy? bukannya tad Kimmy bersamaku?" tanya Jesslyn.
"Dia ada di dalam, Jasson tadi membawanya kemari, sepertinya Kimmy akan bermalam di rumahmu."
"Oh ...." Jesslyn membulatkan bibirnya. "Ya sudah, pergi-lah!" bentaknya, entah kenapa rasanya wanita itu begitu kesal melihat Harry.
"Aku akan mengantarkanmu dan benar-benar memastikanmu masuk ke dalam rumah, aku rasa kau belum sepenuhnya sadar!"
"Aku sudah sadar! Aku tidak butuh bantuanmu, kau pikir aku anak kecil? cepat pergilah!" Suara Jesslyn semakin menajam, bau alkohol masih ia cium dan terasa sangat menyengat di indera penciumannya, hingga membuat wanita itu sedikit mual. Jesslyn hendak berjalan dengan langkah yang sedikit sempoyongan, namun tangan Harry tak membiarkannya begitu saja.
"Hati-hati."
"Jangan menyentuhku! Cepat pergi dari rumahku, atau aku akan meneriakimu sebagai pencuri!" ancam Jesslyn. Harry menghela napasnya, wanita ini sungguh keras kepala, pikirnya. Ia pun menjauhkan tangannya yang sempat ingin membantu Jesslyn. Ia pun hanya bisa mematung di posisinya saat inisembari memandangi Jesslyn yang berjalan dengan langkah gontai masuk ke dalam rumah.
Sedikit lega karna telah memastikan wanita itu benar-benar masuk ke dalam rumah, hingga akhirnya, Harry pun segera masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan kediaman keluarga sahabat kecilnya itu.
***
"Kepalaku berat sekali, padahal aku hanya berniat minum satu cawan saja." Jesslyn memukul-mukul kepalanya yang terasa berputar dengan menggunakan pergelangan tangannya, ia menyelonong masuk ke dalam kamarnya begitu saja saat melihat pintu kamar miliknya itu terbuka hanya sebagian.
Mengawasi sekitar, hingga perhatiannya tertuju ke arah Kimmy yang terbaring di atas tempat tidur, pandangannya sedikit buram, lalu terlihat jelas. Suara kucuran air yang terdengar di dalam kamar mandi yang pintunya terlihat tertutup menandakan ada orang di dalam sana.
"Ada siapa di dalam?" gumam Jesslyn. Ia hendak berjalan pelan, mendekati pintu kamar mandi itu, namun kakinya tak sengaja menendang meja hingga dirinya memekik kesakitan.
"Siapa?" Suara seorang laki-laki yang ia yakini ialah suara Jasson terdengar dari dalam kamar mandi.
Kedua mata Jesslyn membulat. "Jasson? sedang apa dia berada di kamarku?" gumam Jesslyn heran. Kesadarannya yang belum pulih sepenuhnya mencoba mencerna akan apa yang tengah dilakukan oleh saudaranya tersebut di dalam kamarnya bersama Kimmy.
Suara pintu kamar mandi terdengar hampir terbuka, Jesslyn reflek menyembunyikan dirinya di samping lemari yang sudah ia pastikan, Jasson tak akan bisa melihatnya jika hanya menengok dari luar kamar mandi saja.
"Siapa?" suara itu kembali dilontarkan oleh Jasson, namun tidak ada sautan sedikit pun, hingga Jasson kembali menutup pintu kamar mandi itu.
Suara pintu terdengar tertutup, membuat Jesslynmerasa aman. "Sedang apa Jasson di sini?" Jesslyn terdiam =, ia memperhatikan Kimmy yang masih terbaring di sana.
"Jasson tidak mungkin berbuat aneh-aneh kepada Kimmy. Aku sangat mengenalnya."
Jesslyn tiba-tiba mendekati tempat tidur Kimmy, sesekali melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup dan memastikannya aman. Ia mencari tas milik sahabatnya itu, namun ia tak mendapatkannya. Rasanya, tas Kimmy tertinggal di dalam mobil Jasson.
Yang Jesslyn lihat saat ini hanyalah kontak mobil milik Jasson yang tergeletak di atas tempat tidur dengan sembarangan. Ia pun meraih kontak tersebut dan keluar dari kamar miliknya itu. Seakan tak menyiakan kesempatan yang jarang ia dapati, Jesslyn dengan sengaja menutup pintu kamar itu dan menguncinya. Ia tersenyum dan bergegas pergi menaiki anak tangga, entah hendak kemana perginya wanita itu.
***
Jasson tak hendti membersihkan tubuhnya berulangkali dengan menggunakan sabun cair, sewangi dan sebersih mungkin hingga tubuh laki-laki itu benar-benar bersih dan kembali membilasnya dengan air.
"Menjijikan." Jasson merasa mual saat mengingat bagaimana aroma muntahan Kimmy yang mengotori tubuhnya. Ia mengambil handuk milik Jesslyn yang berwarna pink keunguan yang terlihat menggantung di dekatnya. Kemudian, ia mengeringkan tubuhnya dengan handuk itu. Lalu melilitkan handuk tersebut di pinggangnya, saat ini ia tak peduli apa warna handuk milik saudaranya itu. Karna tidak ada lagi yang ia pakai selain handuk tersebut, karna pakaiannya yang sempat terkena muntaha Kimmy sudah basah dan ia rendam.
Jasson keluar dari kamar mandi, dinginnya malam semakin membekukan tubuhnya, namun laki-laki itu sudah terbiasa. Langkahnya sejenak terhenti memandang Kimmy yang terbaring di atas tempat tidur dari depan kamar mandi itu. Lalu, ia berjalan mendekati pintu kamar yang terlihat tertutup, berniat keluar dari sana dan pergi ke kamarnya untuk mengambil pakaian miliknya. Namun, saat tangan Jasson memutar handle pintu, pintu itu tidak bisa terbuka. Jasson mencoba menggerak-gerakan handle itu ke kanan dan ke kiri dan dilakukan secara berulang kali, namun tetap saja pintu tu tidak bisa dibuka.
"Sial, siapa yang mengunci pintunya!" umpat Jasson. Masih tak menyerah dan tetap berusaha membuka pintu itu, namun tetap saja dirinya tidak bisa, mau mendobraknya pun tidak akan mungkin.
"Buka pintunya!" Jasson menggedor pintu itu sekeras mungkin namun dirinya lupa bahwa kamar milik saudara kembarnya itu kedap suara. Sekalipun dirinya berteriak sekuat tenaga, teriakannya tidak akan sampai terdengar di telinga Bi Molley yang kala itu sedang tidur di kamarnya yang terletak dekat dengan dapur.
"Sialan." Jasson yang dikaluti rasa emosi dan kesal yang bercampur aduk menendang pintu itu dengan menggunakan kakinya yang telanjang hingga dirinya merasa kesakitan, namun tak membuatnya mengaduh.
"Ini pasti ulah Jesslyn. Awas saja kau nanti, aku tidak akan mengampunimu!" umpat Jasson.
"Ponselku, aku akan menelpon bi Molley untuk meminta tolong." Jasson mendepati tempat tidur, ia mencari ponsel miliknya di sekitar tubuh Kimmy, namun ia tak menemukannya.
"Sial, aku lupa ponselku tertinggal di dalam laci mobil." Jasson meremmas rambutnya dan mendesah frustasi.
"Lalu bagaimana dengan pakaianku?" gumamnya sembari berjalan mendekati lemari pakaian milik Jesslyn, membuka lemari itu hingga menampakan baju yang terlipat dan menggantung rapi di dalam sana. Tidak ada kaos maupun celana yang layak untuk ia pakai, hanya terdapat dress dan juga pakaian wanita yang sexy milik Jesslyn.
"Pakaian apa ini?" Jasson membongkar semua baju milik saudara kembarnya itu, hingga lemari itu terlihat berantakan.
"Tidak mungkin aku menggunakan pakaian Jesslyn sialan!" Karna merasa kesal, Jasson menghamburkan seluruh pakaian yang ada dalam lemari Jesslyn hingga pakaian itu tercecer di lantai.
.
.
.
Jangan lupa beri dukungan Jasson dan Kimmy dengan memberi LIKE di setiap bab dan menyumbangkan poin untuk VOTE mereka ya, terimakasih banyak.
🥰🥰🥰