Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29 | Teror
Saat tengah malam pukul 00:00 lebih.
Pak Rizal membangunkan Rio lewat telepon setelah melihat CCTV dalam rumah nya. Dalam telepon singkat nya, Pak Rizal bilang kalau ada seseorang berbaju hitam sedang berada diluar, memakai topeng dengan gerak-gerik mencurigakan.
Rio yang baru saja terbangun melihat kondisi kedua gadis yang sudah tertidur lelap. Rio melempar kaleng makanan yang membuat Fina bangun. Rio pun tersenyum licik.
Rio melihat bayangan hitam, dia berpura-pura tidak tahu dan pergi ke pekarangan rumah Anisa. Dia sengaja membuka pintu untuk orang itu masuk ke dalam rumah yang keadaan lampu nya mati.
Fina yang telah diberikan kode oleh Rio dia berpura-pura untuk tidur.
Dan benar saja seseorang membangunkan Anisa dengan teror ingin membunuh.
Anisa berteriak ketakutan yang membuat Fina berpura-pura tidur untuk memancing reflek bangun dan berlari menendang orang misterius itu.
Orang misterius itu melawan dengan mengayunkan pisau nya mengarah pipi Fina hingga terluka mengeluarkan darah "BRENGSEK LU MONYET!"
BUGH!!
Fina menendang keras orang itu ke tembok hingga tulang punggung nya berbunyi.
"TOLONG!! TOLONG!!" Teriakan Anisa berkumandang karena takut.
Fina yang sudah mengeluarkan aura membunuhnya, tiba-tiba memukul wajah orang itu keras-keras.
"SIAPA LU!" Tanya Fina tajam menghentikan pukulannya.
Orang berjubah itu tidak menjawab dan membuat Refina geram dengan membuka jubah dan topengnya.
"FUCK LU ELMA!!" Kata Refina dengan tatapan kebencian.
Elma merespon dengan mencekik leher Refina "Semua ini gara-gara lu brengsek" Mereka berdua saling cekik leher berguling-guling di lantai yang membuat Anisa menjerit histeris ketakutan.
Fina memukul telak di wajahnya membabi buta dan membenturkan kepalanya di lantai "BRENGSEK LU TEMAN ANJING!!"
Rio berlari menyelamatkan nyawa Elma dari amukan Fina setelah mengontrol keadaan dari luar rumah yang tidak ada siapa-siapa.
"Fina Cukup" Kata Rio sambil memisahkan mereka berkelahi hebat.
Rio membawa Elma keluar kamar, dia bersikap tegas ke Refina untuk tetap stay menjaga Anisa yang ketakutan.
Lampu rumah dinyalakan oleh Ibu Retno di ruang tamu karena panik ada teriakan dan keributan "HEH ADA APA KALIAN!" Ucapnya Rancau.
Bu Retno menoleh ke arah Rio bersama gadis yang sedang menyeka darah di wajahnya.
Di kamar Anisa, Refina sedang meringis karena luka memar dan goresan luka di wajah. Dia menenangkan mental nya Anisa dengan memeluknya "Sekarang lu aman, Rio sudah membawa bajingan itu keluar rumah" Kata Fina dengan tatapan tajam.
Ibunya datang ke kamar melihat keadaan Anisa keringat dingin sambil menangis histeris mengepalkan kedua tangan sambil duduk dengan tubuh gemetar takut.
Anisa melihat ibunya datang terhentak dan berlari memeluk ibunya karena ketakutan.
"Fina ada apa?" Tanya ibu Retno panik
"Teror dari teman sekolah Bu" Jawab Fina tenang.
"Wajahmu berdarah? Bentar jaga Anisa dulu ibu mau ambilkan Betadine untuk kamu" Kata Bu Retno sambil berlari panik menuju kotak obat-obatan di dekat dapur.
Di luar yang jauh dari rumah Anisa, Rio membawa Elma duduk di dekat danau.
Elma menatap Rio dengan pandangan sayu karena dipukul habis oleh Fina "Lu boleh bunuh gue sekarang" Kata Elma pasrah.
"Siapa yang nyuruh lu" tanya Rio dingin.
"Lu boleh bunuh gue sekarang" Kata Elma berulang.
Rio menghela nafas dingin "kalau gue bunuh lu, gue ga bakal nyelematin lu dari amukan Fina" Katanya tajam.
"Dan juga gue sengaja nyuruh Fina buat ngurus lu, karena gue masih menghargai wanita" Lanjutnya.
"Lu sengaja buka pintu rumah?" Tanya Elma yang sambil menyeka darahnya.
Rio menggeleng kepala dan menoleh dingin ke pandangan wajah Elma "Siapa yang nyuruh lu" Rio bergumam halus.
"Om Yanto" Jawab Elma
"Napa lu masuk ke club mafia nya?" Tanya Rio penasaran
"Disuruh Anwar dia mengancam bakal buat hidup gue tersiksa seperti di neraka kalau tidak nurut" Jawab Elma jujur.
Rio terus memperhatikan raut wajah nya Elma, Elma berkata jujur sehingga membuat Rio merasa kasihan. "Ck, kebusukan Anwar ternyata terbongkar juga, thanks Elma, lu tunggu sini Sebentar" kata Rio.
Rio kembali ke rumah Anisa untuk mengambil sepeda motornya. Saat sudah kembali Rio membawa Elma ke tempat markas Genk Motornya yang bernama Orphans.
"Lu boleh tinggal disini syarat lu wajib mengikuti aturan dari gue" Kata Rio tajam.
Mata Elma mendongak tajam setelah melihat markas nya seperti rumah pada umumnya.
Tujuan Rio membentuk Genk motor karena ingin merubah sifat seseorang yang jahat menjadi baik, terlihat ada seseorang anggota wanita di dalam markasnya yang bernama Axela.
Dia sibuk memiringkan ponselnya untuk bermain game. "Axel kita dapat anggota baru namanya Elma"
Axela menoleh dan saat ingin menyapa kaget nya minta ampun dia panik membawa Elma dan mengobati luka wajahnya
"Anggota Genk lu baik-baik semua ya Rio" Kata Elma polos
"Dah lu aman disini, mereka yang ada disini orang-orang buronan polisi termasuk lu" Rio terkekeh-kekeh.
"Ck, ledek lu btw thanks ya"
"Lu boleh tidur Disini sepuas lu, kebetulan kamar Axela luas lu tidur bareng dia"
"Gue kasih makan anggota gue setiap pagi, saat pulang sekolah dan malam, kalau lu haus ada lemari es buat minuman dingin kalau air biasa ada di galon sana" Kata Rio sambil room tour.
Di rumah Anisa, Refina bingung kenapa Rio belum saja pulang setelah mengecek keluar rumah, Rio datang dengan membawa cemilan yang dia beli di minimarket 24 jam.
"Wanita jalang itu kemana?" Tanya Refina yang masih kesal.
Rio menggelengkan kepala bodoh "Gatau pas gue keluar dia melawan terus kabur, gue ngejar pakai motor dia malah nekat nyemplung ke danau berenang ke tengah-tengah dan kabur" Kata Rio beralibi parah.
Waktu sudah hampir menunjukkan jam 3, teror malam itu membuat ketiga remaja yang besok akan bersekolah malah begadang semalaman.
Setelah kondisi nya aman dan terkendali Refina yang ingin melanjutkan tidur bersama Anisa malah ngedumel parah. "Gue ga bisa tidur lagi anjir lah"
Di sisi lain Anisa malah sibuk membuat novel online, karena otak nya sedang encer di jam pagi.
"Nis lu ngapain malah senyum-senyum sendiri" Tanya Refina menoleh ke Anisa yang sedang bersandar di tembok sambil menunduk melihat layar ponsel
"Hehehe"
"Lah malah ketawa"
Anisa menunjukan layar ponsel nya dengan hasil bab yang dia tulis panjang lebar.
"Lah kok cerita nya sesuai fakta kehidupan lu sih?" Tanya Refina heran.
"Gue buat novel karena ingin mencurahkan isi hati gue dan ngeluarin semua uneg-uneg dalam diri gue" Jawab Anisa tegas
Dibalik tembok kamar Anisa terlihat Rio yang sedang nyemil kentang pringles tersenyum samar setelah mendengar obrolan dari kedua gadis itu.