NovelToon NovelToon
Menembus Senja

Menembus Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:60.3k
Nilai: 5
Nama Author: ARSY AL FAZZA

Pada masa modern jaya pura, Krani, seorang pendidik yang bekerja di sekolah negeri favorit terlibat dalam sebuah drama politik, forum pencitraan dan manusia seribu topeng yang menyebabkan ia harus berurusan masalah tiada henti. Sebuah peristiwa membuatnya tidak sadarkan diri, kemudian dia menemukan dirinya berada di era jaya pura zaman lalu dan terperangkap dalam tubuh seorang perempuan bernama Renggana yang ternyata akan menikah dengan Raja Paku bumi.
Sejak saat itu Krani dalam tubuh Renggana harus menyesuaikan diri dengan jaman Jaya wilayah wangsa selatan sebagai ratu Renggana juga terlibat dalam intrik kerajaan. Berbagai kejadian yang tidak terduga muncul selama Krani hidup sebagai Renggana. Berhasilkan kah kembali ke masa modern dan keluar dari tubuh Renggana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARSY AL FAZZA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi

Kemarin malam sebelum kejadian tragis yang menimpa putra mahkota. Pangeran agung Bumi terbangung menatap wajah ibunya yang terlihat letih. Ratu menoleh, dia menyelimuti putranya dan mengusap dahinya yang berpeluh keringat.

“Putra mahkota, apakah Cahaya lilin menyilaukan mu? ibu akan memadamkannya.”

“Tidak ibu. Aku akan istirahat lagi. Bu, berjanjilah pada ku supaya ibu tetap tegar jika aku tiada."

“Anak ku___” Ratu menahan suara tangisnya.

Raja memerintahkan penjaga membawa ratu ke Istana kebesarannya. Memerintahkan ratu agar tidak keluar dari ruangan, menutup Istana Barat dan melarang menemui putra mahkota.

Sang ratu terkejut akan sikap sang raja. Dia memohon pada raja untuk mengijinkannya merawat pangeran agung Bumi. Raja memutuskan tidak seorangpun yang andil menyentuh semua hal menyangkut putra mahkota tanpa seijinnya.

Di dalam masa hukuman, ratu menyalin tulisan aksara latin sebanyak dua ratus halaman. Dia tidak di ijinkan keluar Istana sebelum menyiapkan catatan yang di berikan kasim pendamping raja.

Gaun kebesaran masih membekas darah milik putra mahkota. Tangan sang ibu yang sangat khawatir, ketakutan di paksa tetap kuat memegang pena.

“Ini sudah larut malam yang mulia ratu. Kasim akan mengambil catatan itu dua hari setelahnya.”

“Aku tidak bisa menunggu selama itu dayang Kribo.”

Sang dayang pendamping mengernyitkan dahi membantu dayang Kribo mengaduk tinta. Mereka terlelap, tubuh bersandar sementara sang ratu mempercepat tulisannya. Dia menulis dengan sangat cepat sampai terdengar bunyi suara ayam berkokok menandakan fajar telah datang.

“Hooamm. Maaf yang mulia ratu. Hamba tertidur.”

“Hamba juga minta maaf yang mulia. Hamba akan pergi mengambil teh hangat.”

Dayang kribo dan dayang pendamping membantu semua kebutuhan sang ratu. Tepat pukul tujuh pagi, sang ratu menunggu kedatangan Kasim untuk mengambil Salinan buku tersebut. “Yang mulia, hamba hampir tidak percaya engkau menyelesaikan Salinan Ketika dayang kribo memanggil hamba. Tapi, setelah ini yang mulia harap__”

“Apa maksud mu kasim? Apakah raja memerintahkan penurunan tahta ku? Di saat seperti ini? Kenapa dia tega sekali pada ku!” teriak sang ratu.

“Maafkan hamba yang mulia.”

“Tidak bisa begini. Aku harus tau keadaan anak ku. Katakan pada ku kasim, bagaimana keadaan putra mahkota? Apakah dia sudah terbangun?”

“Maafkan hamba yang mulia, hamba tidak berani menjawabnya.”

“Kasim, dengarkan aku. Aku masih ibu negara Wangsa. Kau harus benar-benar memastikan supaya putra mahkota menjalani pengobatan tanpa campur tangan orang-orang yang mencurigakan. Jangan sampai lengah.”

“Baik yang mulia ratu” jawab kasim.

Ratu Renggana mulai Bersiap-siap memerintahkan para mata-mata kepercayaannya melihat keadaan putra mahkota. Memastikan agar orang-orang yang memasuki Istana raja bagian ruangan khusus putra mahkota tercatat dalam buku rahasia. Bagian yang terpenting yaitu mengambil beberapa bahan-bahan yang di gunakan sebagai ramuan herbal para tabib.

Dayang Kribo membawakan sebuah nampan besar. Di atasnya ada wadah-wadah kecil berisi berbagai macam ramuan kering dan basah. Ratu mengamati jenis obat, dia banyak belajar dari buku-buku medis. Ratu sangat cepat memahami dalam Pelajaran segi teori. Tiba-tiba, di balik sudut pintu terdengar panggilan suara pangeran agung kedua.

“Ibu, apakah ibu mendengar ku?”

“Putra agung Buming. Untuk sementara ini, kau jangan melakukan apapun. Ibu akan tetap melindungi kalian.”

“Bu, ada yang mau aku tanyakan. Apakah gejala kakak sebelum pingsan sama dengan gejala awal sebelum pengobatan dari luar? Aku sangat merasa bersalah bu.”

“Putra ku Buming. Putra mahkota, kakak mu Bumi kondisinya membaik sehabis meminum ramuannya. Tapi, ibu merasa ada yang berusaha mengganggu anak-anak ibu. Putra ku, kau harus tetap tutup mulut dan jangan bertindak di luar sepengetahuan ibu. Mengerti?”

“Baiklah bu.”

Matahari meredup di Tengah perputaran hari. Mendung gelap menghembus angin kencang. Putra mahkota wafat sebelum memberikan perkataan terakhir pada keluarganya. Ratu Renggana berlari menuju ke wilayah kebesaran raja.

“Tunggu ibu anakku.. Hiks..”

“Yang mulia ratu…”

Tangisan Bagai air hujan yang tumpah ruah. Kematian putra mahkota menghantam batin ratu Renggana. Dia merasa telah gagal menjaga dan merawat anaknya. Ratu Renggana memeluk jasad putra mahkota Bumi.

“Semoga arwah yang mulia putra mahkota tenang dalam keabadian…”

Gema mengabarkan seisi Istana. Keempat pangeran agung, adik sang putra mahkota menangis tidak menyangka kakaknya telah pergi selamanya. Gaun putih, suasana duka, tangisan dan kenangan yang tidak pernah terlupakan bagi orang-orang yang sangat menyayangi sang penerus raja.

“Ayah, selamatkan tabib Istana. Aku tidak menyangka kejadiannya begini. Aku hanya ingin memberikan Pelajaran pada ratu Renggana. Tidak untuk membunuh putra mahkota.”

“Ternyata semua ini adalah ulah mu? ceroboh sekali kau Wa. Bagaimana kalau kau ketahuan?”

“Ayah! Aku yang seharusnya menduduki posisi ratu. Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan Kembali posisi ku. Jadi, tolong hentikan penyelidikan kasus ini.”

Belum ada yang mengetahui kejahatan Wa yang meracuni putra mahkota lewat tangan tabib Istana. Di sisi lain, para selir melakukan pesta dan mengacungkan peperangan demi menempatkan pangeran selir naik ke atas tahta.

Tawa Ibu suri di ruangan kebesaran, dia memanggil para selir raja secara bergantian. Renana mencari dukungan sebanyak-banyaknya, dia menyeringai menanti pangeran selir pilihan yang menguasai kursi raja. ‘

Panggilan terakhir mengubah pikirannya menakut-nakuti ratu Renggana. Di depan meja antik, dia menikmati buah-buahan sambil menunggu jawaban sang ratu.

“Apakah kau tidak bertindak? Aku akan memulainya. Ratu, kau bisa mengumpulkan sisa kekuatan mu untuk beranjak dari wilayah kebesaran mu.”

“Ibu suri, kenapa kau tidak terlihat berduka atas kematian cucumu? Kau sangat kejam, aku melihat kau ingin melenyapkan keempat cucu mu. Para pangeran agung.”

“Ahahah! Aku pernah mengatakan pada mu. Aku tidak akan mentolelir apapun yang mengganggu anak ku, raja paku bumi.”

“Suatu hari, kau akan menyesali semua ini!”

Ratu meninggalkan ruangan kebesaran ibu suri. Di ikuti dayang pendamping yang berbisik akan masalah besar yang menimpa dayang Kribo. Ratu berjalan sangat cepat ke halaman penjara. Perdana Menteri pertahanan menginterogasi dayang kribo. Wajah dayang kribo pucat fasih, luka di bagian tubuhnya mengalir darah bekas cambukan.

“Hentikan perdana Menteri. Kau seharusnya mengikuti prosedur dan harus meminta ijin pada ku.”

“Ratu, apakah ratu siap di interogasi? Aku harus menanyakan pada dayang terdekat mu sebelum menemui mu.”

“Dayang Kribo cepat pergi! Dan kau perdana Menteri, aku siap untuk di selidiki. Tapi, jika itu untuk memfitnah ku, maka aku akan mencabik-cabik orang itu.”

Raja Paku bumi enggan memberikan cap raja tanda pengesahan yang di berikan ibu suri. Raja memberikan perintah pengosongan tahta putra mahkota dan menunggu pencalonan para pangeran. Tanpa menyetujui pilihan putra mahkota di tangan para perdana Menteri.

1
Demitri
pendukung sang panglima perang terdahulu angkat tangannya? memang nggak bagus jiwa si raja
Demitri
5
Miftah
jejak dukungan menggebu. menunggu kabar baik kebahagiaan sang ratu
Miftah
si raja dengan kegilaannya saja. mengatasnamakan kekuasaan. menganggap dirinya segalanya.
Antrum
apa salahnya berlatih? semua serba salah di istana ini. banyak x ini itu nggak boleh. terlalu ketat
Antrum
ingin q mendesak, memaksa dan terus memaksa agar ratu pulang ke alam asal. nggak suka gueh dengan pemeran raja gila
Antrum
rate
pgri
🧜‍♂
moorin
ada gilak-gilaknya raja. tinggalkan pria idiot itu!!! masih bagus lagi jiwa galih.
moorin
keheningan malam berbisik suaran lipatan buku. ada seorang ibu negara yang bejuang menjaga buah hatinya. perjuangan panjang menyedihkan
pgri
⭐⭐⭐⭐⭐
pgri
rate5
pgri
rate
Pojok baca
mengulas wanita yang mandiri dan tangguh
milki
semoga kamu tetap kuat ratu. kabar akan selalu tiba. kabar yang tidak terduga
oppah
rate
oppah
pangeran agung krisan nggak mikir dua kali bertindak hal yang salah. fokus akan tujuan. percuma pria tapi nggak ada wibawa
🐈Mozza
terkejoet badan baca anak-anaknya udah pada besar😫 apakah para pangerannya ketampanannya jauh di atas rata-rata dari kuh?? menunggu episode reinkarnasi galih hidup kembali.
pgri
para pangeran sangat membutuhkan ibunya. harapan ku, mereka cepat dewasa. namun, gimana jadinya kalau tau ada wanita yang berbeda di dalam tubuh sang ratu??
👑 Muzammil📿
memang pemeran antagonis di perlukan dalam sebuah cerita. tapi jujur di dalam cerita ini perannya terlalu jahat😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!