NovelToon NovelToon
Let'S Mess Up The Story Line

Let'S Mess Up The Story Line

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai / Summon
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.

Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?


Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

Matthew langsung berdiri, dia menoleh melihat Shamir di sebelahnya, kemudian mereka berjalan ke jeruji. Ray, Liam dan Rodney yang menggendong Evan di punggungnya mendekat ke jeruji,

“Paman, apa yang terjadi dengan kak Ariane ?” tanya Ray.

“Dia di bawa ke atas bersama putri Olivia,” jawab Matthew.

“Sepertinya seluruh gadis di sekap di ruang tesendiri di atas, aku melihat Laura, Frill dan dua gadis lainnya di bawa ke atas kemudian dua gadis yang bersama mereka juga di bawa ke atas,” ujar Shamir sambil menunjuk Rodney yang menggendong Evan.

“Kalau begitu, semua minggir sebentar,” ujar Liam.

Matthew, Shamir, Ray dan Rodney menyingkir dari jeruji menginggalkan Liam yang berdiri di depan Jeruji, dia membuka telapaknya dan menaikkan tangannya,

“Eagle Blade,”

Seekor burung dari cahaya keluar dari telapaknya dan melayang sambil mengepakkan sayapnya, kemudian burung itu berputar kencang sampai akhirnya sangat kencang, sayapnya perlahan lahan berubah menjadi sepasang pisau melengkung dan “sriiing,” “klang,” “klang,” “trang...trung...trang,”  jeruji terbelah dan berjatuhan ke tanah, Liam menjulurkan kepalanya keluar kemudian melangkah melewati jeruji di susul oleh Ray, Matthew, Shamir dan Rodney yang menggendong Evan.

“Hei,” teriak dua orang penjaga yang baru turun dan masih berdiri di tangga.

“Buaaak,” dengan kecepatan tinggi Ray dan Liam menghilang kemudian muncul di belakang kedua penjaga dan memukul lehernya dari belakang, tubuh dua penjaga yang jatuh di tangkap oleh Matthew dan Shamir sehingga tidak jatuh ke tanah dan menimbulkan suara akibat baju zirah mereka membentur tanah. Setelah meletakkan penjaga, mereka berlari menaiki tangga ke atas, tapi ketika mereka hampir meraih pintu di atas, “krieeek,” pintu terbuka perlahan, Liam dan Ray langsung bersiaga, mereka juga menghentikan langkah Matthew, Shamir dan Rodney di belakang mereka. Pintu pun terbuka, tiga bayangan melesat ke arah Ray,

“Raaaaaay (Laura dan Charlotte) kak Raaaaay (Ignes),”

“Gedubrak,” Matthew, Shamir dan Rodney menyingkir membiarkan Ray yang di tabrak oleh Laura, Charlotte dan Ignes kembali jatuh ke bawah dengan cukup kencang, tapi ketiganya langsung merangkul lengan Ray dan memeluk Ray,

“Aku takut Ray, dia mau macam macam di atas,” ujar Laura.

“Sama Ray, aku juga takut,” tambah Charlotte.

“Aku tidak ngerti sih, tapi aku ikut ikutan hehe,” tambah Ignes yang memeluk Ray dari depan.

“Aaaaah...kenapa sih kalian, lepas dulu, aduuh...punggungku sakit,” ujar Ray.

Liam yang melihatnya dari atas tangga tersenyum dan menggelengkan kepalanya sedangkan Matthew, Shamir dan Rodney saling menoleh melihat satu sama lain karena bingung. Akhirnya setelah Ray kembali berdiri, mereka kembali menaiki tangga menyusul Liam, Matthew, Shamir dan Rodney yang masih menunggu di anak tangga paling atas.

“Kok kalian bisa kesini ?” tanya Ray.

“Kita di bawa ke kamar Jerome Krombalt...anak dari baron Krombalt, bangsawan penguasa kota ini, kita di mansionnya, dia berniat macam macam sama kita, aku takut Ray,” ujar Charlotte.

“Oh...dia yang ngajak kamu minum teh waktu itu ?” tanya Ray.

“Iya, dia orangnya, udah gendut, wajah berminyak, sok tampan lagi,” jawab Charlotte.

“Awalnya kita berniat pura pura, tapi begitu melihat orangnya, benar benar ga tahan, akhirnya kita kabur dengan sekuat tenaga,” tambah Laura.

“Ya sudah kita naik dulu,” balas Ray.

“Ok,” balas Laura, Charlotte dan Laura.

Setelah menyusul Liam, mereka kembali membuka pintu dan keluar. Ray, Liam, Matthew, Shamir dan Rodney tertegun karena banyak sekali orang bejubah hitam, ksatria kota Blizten, beberapa tentara kekaisaran yang memakai seragam dan beberapa pelayan pria tergeletak menumpuk tidak bergerak. Koridor pun terlihat hancur, mansion yang semula indah menjadi sangat berantakan, semua nya terbalik dan banyak bekas sabetan pedang yang dalam di dinding.

“Ini...ulah kalian ?” tanya Liam kepada Laura, Charlotte dan Ignes.

******

Laura menceritakan apa yang terjadi kepada mereka, ketika mereka di bawa ke kamar, mereka melihat putri Olivia dan Ariane, Frill langsung mendekati putri Olivia dan mereka bepelukan, kemudian para pria berpakaian hitam memasukkan Cathy dan Luce ke dalam menyusul mereka, awalnya mereka mengira mereka di tawan di kamar itu. Kemudian seorang pria gemuk masuk ke dalam kamar,

“Hehehe bagus, sekarang bertambah lagi, karena ayah ku dan pangeran Brandon pergi, aku bisa bersenang senang sekarang,” ujar pria itu.

“Kamu...Jerome ?” tanya Charlotte.

“Ah...kamu mengenal ku rupanya, siapa kamu ?” tanya Jerome yang tidak mengenali Charlotte yang penampilannya berubah drastis.

“Charlotte Lambert, lepaskan kami Jerome,” jawab Charlotte.

“Charlotte ? oh....kamu Charlotte ? luar biasa, kamu bertambah cantik, kamu datang kesini mengunjungi ku,” ujar Jerome sambil berjalan mendekati Charlotte dan membuka tangannya lebar lebar.

“Hiiii....jangan dekat dekat,” teriak Laura yang merasa jijik melihat Jerome.

“Kalian tidak bisa kemana mana, malam ini aku akan bersenang senang dengan kalian,”

Ketika tangan Jerome ingin meraih Charlotte, tiba tiba Ignes maju ke depan Charlotte dan merentangkan tangannya, tapi “nyot,” tangan Jerome memegang dada Ignes dan meremasnya.

“Hehehehe,” ujar Jerome yang menaikkan tangan sebelahnya dan memegang kedua dada Ignes.

“Hmm....boleh ku hajar dia ?” tanya Ignes menoleh melihat Charlotte dan Laura.

“Silahkan,” jawab Laura.

“Pluaaak,” Ignes menampar Jerome dengan kencang, tubuhnya yang gemuk besar melayang menerjang dinding dan Jerome langsung jatuh pingsan.

"Euuuh," Ignes mengibaskan tangannya yang penuh minyak akibat menampar pipi Jerome dengan wajah yang merasa jijik.

"Heeeei....jangan di goyang goyang, kemana mana minyaknya," teriak Laura dan Charlotte sambil mundur menjauh dari Ignes.

Mendengar suara kencang di dalam, dua pelayan pria masuk dan melihat tuan muda nya sudah terkapar, mereka langsung mendekati Charlotte, Laura dan Ignes yang melindungi Olivia, Frill, Ariana, Cathy dan Luce di belakang mereka. “Bak..buk,” dalam sekejap dua pelayan itu bernasib sama dengan tuan mudanya,

“Terima kasih, siapa kalian ?” tanya Olivia.

Ketiganya menoleh, mereka melihat seorang putri berambut hitam yang sangat cantik dengan hidung mancungnya, telinganya sedikit memanjang walau tidak seperti Frill yang berdiri di sebelahnya, dia memakai gaun indah dan menunduk memegang gaunnya di depan ketiganya. Ariana maju ke depan, dia langsung mendekati Laura dan mengamati wajahnya,

“Kamu...Laura ? anak Jonah dan Elena ?” tanya Ariane.

“Iya tante, masih ingat ?” tanya Laura.

“Wah kamu sudah besar ya, satu setengah tahun lalu kamu masih pendek dan (mengencangkan pelukannya) jangan panggil tante, panggil kakak,” ujar Ariane sambil memeluk Laura.

“Ugh...i..iya...iya...ka..kakak,” balas Laura yang di dekap kencang oleh Ariane.

“Putri Olivia ?” tanya Charlotte yang mendekati Olivia.

“Benar, terima kasih sudah menyelamatkan kami,” jawab Olivia.

“Sama sama putri, nama saya Charlotte Lambert, saya anak dari count Lambert, bangsawan dari kerajaan Farness,” ujar Charlotte memperkenalkan dirinya dengan sopan.

“Senang bertemu dengan mu Char....boleh aku panggil Char ?” tanya Olivia.

“Dengan senang hati, yang mulia,” jawab Chalotte.

“Panggil aku Olivia, aku bukan putri kekaisaran lagi,” ujar Olivia.

“Ok Olivia,” balas Ignes yang langsung merangkul Olivia tanpa sopan sedikit pun.

“Ignes, jangan tidak sopan terhadap tuan putri,” teriak Frill.

“Tidak apa apa Frill, senang berkenalan dengan mu Ignes,” balas Olivia.

“Wah rambut kita sama ya,” ujar Ignes mengambil rambut hitam panjang Olivia dan mengamatinya.

“Hahaha iya, kamu cantik Ignes,” ujar Olivia.

Melihat Olivia dan Ignes langsung akrab, Charlotte dan Frill saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian Charlotte mengangkat bahunya dan Frill menggelengkan kepalanya, Cathy dan Luce yang melihatnya juga tersenyum kemudian akhirnya bergabung berbicara kepada Olivia. Setelah itu,

“Laura, tolong bebaskan Matthew dan Shamir di penjara bawah tanah, biar di sini kami yang jaga,” ujar Ariane.

“Oh iya, aku juga mau membebaskan Ray dan kak Liam,” ujar Laura.

“Hah...Ray ? dia di sini ?” tanya Ariane.

“Iya, kita berlima, aku, Char, Ignes, kak Liam dan Ray,” jawab Laura.

“Ok, Laura, kita bebaskan mereka,” tambah Charlotte.

“Ikuuut,” teriak Ignes yang langsung menghampiri mereka.

Kemudian ketiganya keluar dari dalam kamar dan mengubah mansion yang semula indah menjadi mansion hancur bernuansa horor.

******

“Jadi gitu ceritanya kak,” ujar Laura bangga.

“Ampun deh,” ujar Liam menggelengkan kepalanya dan menaruh telapaknya di kening.

“Astaga, trus kenapa kalian teriak takut tadi ?” tanya Ray.

“Iya juga ya, semua sudah rata begini, apa yang di takutkan ?” tanya Rodney penasaran.

“Tetap saja, ada orang gemuk, berminyak menjijikkan dan bau mendekati kita, jelas takut,” teriak Laura, Charlotte dan Ignes bersamaan.

“Hahahaha....ayo sekarang kita jemput mereka dan aku ingin bertanya banyak kepada si Jerome itu,” ujar Matthew.

“Yah pada akhirnya kita tidak perlu bersusah payah,” ujar Shamir sambil mengangkat kedua bahunya.

Mereka langsung berlari menelusuri koridor menuju ke lobby mansion untuk naik tangga menuju ke kamar atas. Selagi berlari, Ray termenung sejenak,

“Tunggu.... Jerome Krombalt ? kok rasanya aku pernah mendengar nama itu (mencoba mengingat ngingat) oh aku ingat, dia kaki tangan pangeran Christano Farness, pangeran pertama dan putra mahkota kerajaan Farness yang kalah duel dengan Liam karena membela putri Olivia yang di tuding macam macam di akademi kerajaan Liberus oleh pangeran dan kelompok nya, sejak itu kelompok pangeran dendam dengan Liam dan berusaha merekrut Desmond masuk ke dalam kelompok mereka walau di tolak mentah mentah oleh Desmond,” ujar Ray dalam hati.

1
Vemas Ardian
semangat Thor, jangan buat Charlotte sebagai bebannn
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungan nya
total 1 replies
Aryanti endah
wahahahaha.. lain sendiri senjatanya 😂😂😂
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya ya kak
Mobs Jinsei: iya haha
total 2 replies
Eight
lanjut thorr
Mobs Jinsei: siap, makasih dukungan nya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!